Kedatangan dua bek tengah baru dalam wujud Raphael Varane dan Lisandro Martinez dalam dua musim terakhir berimbas kepada beberapa pemain yang pada akhirnya kekurangan mendapat kesempatan. Salah satunya adalah Eric Bailly.

Bailly yang sebelumnya pernah menjadi andalan dan harapan Setan Merah dalam beberapa musim itu pada akhirnya harus pergi meninggalkan klub. Musim ini, ia resmi dipinjamkan ke klub Prancis, Olympique Marseille. United pun kehilangan sosok pemain yang dikenal berani untuk berduel fisik dan tidak canggung untuk melakukan aksi-aksi nyeleneh selama pertandingan.

Di Marseille, Bailly tampil cukup memuaskan. Dua kali bertanding, ia mampu membuat gawang dari Pau Lopez nirbobol alias mendapat clean sheets. Sayangnya, Bailly hanya duduk diam di bangku cadangan ketika mereka mengalahkan AJ Auxerre 2-0.

Pemain Pantai Gading ini masih punya harapan untuk bisa kembali ke skuad utama United. Asalkan dia bermain bagus dan konsisten bersama Marseille. Sayangnya, harapan Bailly tetap diiringi oleh ketakutan. Ketakutan akan ketidak adilan yang mungkin saja ia alami lagi seperti sebelumnya.

Beberapa waktu lalu, mantan rekan setim Arthur Irawan ini menuduh United yang terlalu mengistimewakan beberapa pemain tertentu. Khususnya mereka yang berasal dari Inggris. Hal ini yang membuat si pemain merasa kecewa karena kehadirannya dianggap tidak berarti sama sekali meski sama-sama membela panji United.

“Klub harus menghindari untuk terlalu menyukai pemain Inggris dan mereka harus memberi semua orang kesempatan. Saya melihatnya seperti itu. Ini tidak terjadi di Chelsea atau klub besar lainnya. Untungnya Ten Hag memiliki banyak karakter dan saya harap dia bisa mengubahnya,” kata Bailly.

Musim lalu beberapa individu United memang menunjukkan penampilan yang mengecewakan. Termasuk pemain asal Inggris yang dituduh Bailly sebagai kelompok istimewa dalam tubuh United. Harry Maguire, Luke Shaw, Aaron Wan-Bissaka, dan Marcus Rashford mendapat kecaman dari berbagai pihak. Namun mereka tetap terus dimainkan oleh manajer yang saat itu dipegang Ole Gunnar Solskjaer dan Ralf Rangnick.

Apa yang diungkapkan Bailly tentu hanya sebuah asumsi yang sifatnya subjektif. Namun indikasi kekecewaannya sudah terlihat pada musim lalu. Ia sempat kesal karena United tetap memainkan Maguire saat mereka kalah 4-2 dari Leicester City. Ia juga pernah secara terbuka mempertanyakan pilihan Rangnick yang tetap mengandalkan sang kapten meski sudah dihujat sana-sini.

Masuknya Erik ten Hag memberi angin segar kepada Bailly. Sang manajer anyar membawanya ke tur dan memberi kesempatan untuk tampil beberapa kali. Akan tetapi, sama seperti Dean Henderson, Bailly hanya ingin menjadi pemain yang rutin tampil setiap pekannya dan dianggap sebagai sosok yang penting.

“Saya memiliki waktu yang baik di sana. Memainkan pertandingan penting dan saya terpilih sebagai pemain terbaik di beberapa pertandingan. Saya pikir ketika saya diberi kesempatan, saya siap melakukannya. Saya hanya kurang konsisten, karena saya pantas mendapat lebih banyak kesempatan,” ujarnya.

Kritikan Dari Jamie Carragher

Inggris dikenal sebagai bangsa yang menilai tinggi masyarakatnya. Mereka merasa unggul dalam banyak hal dibanding negara lain termasuk sepakbola. Meski permainan ini sudah ada dari zaman dinasti Han, tapi Inggris merasa kalau mereka adalah penemu sepakbola sesungguhnya. Itulah kenapa mereka berani membuat jargon Football’s Coming Home yang terkenal itu.

Begitupun dengan para pemainnya. Pemain Inggris dinilai oleh media begitu istimewa yang kemudian memengaruhi harga jualnya yang mendadak tinggi. Padahal performa mereka tidak seistimewa itu.

Itu pula yang dilakukan Jamie Carragher. Komentar Bailly membuat kupingnya panas. Mantan pemain Liverpool ini merasa kalau Bailly memang pantas untuk tidak mendapat kesempatan. Hal ini karena fisiknya yang ringkih. Di sisi lain, seburuk apa pun performanya, Maguire selalu memberi garansi kalau dia tersedia.

“Eric Bailly omong kosong. Dia cedera dengan konsisten dan buruk ketika diberi kesempatan. Itulah kenapa United terus membeli pemain untuk menggantikannya! Harry Maguire jelas pemain yang lebih baik darinya,” tuturnya.

Masalah Bailly memang pelik. Performa apik pada awal kedatangannya ke United terkikis karena cedera. Saat United membeli Maguire, ia absen selama 169 hari. Bailly memang tidak absen untuk jangka waktu lama dalam dua musim terakhir, namun rekam jejak medisnya mungkin menjadi pertimbangan manajer untuk tidak memainkannya. Selain itu, penampilannya juga tidak terlalu istimewa. Sehingga apa yang dilakukan manajer dalam hal ini juga terbilang sangat wajar.

Bailly beruntung statusnya di Marseille saat ini hanya sebagai pemain pinjaman. Artinya ia masih punya kesempatan untuk mendapat tempatnya kembali di tim utama.

Syaratnya dia harus bisa tampil konsisten di Marseille dan terhindar dari cedera. Jika tidak, maka keluhan Bailly tidak akan ada arti dan hanya sebatas keluhan orang-orang yang menyalahkan keadaan ketimbang bercermin kalau dia memang tidak sebaik itu.