Sempat mereda beberapa pekan sebelum liga Inggris bergulir, isu kepindahan Paul Pogba dari Manchester United kembali muncul ke permukaan. Semua disebabkan oleh cuitan akun twitter Mino Raiola, selaku agen dari pemain termahal United tersebut. Ia mengeluh karena tidak bisa tidur memikirkan klub baru yang cocok untuk kliennya tersebut.

Raiola kesal karena Pogba terus-terusan dikritik. Meski Mourinho masih mempercayai dirinya, hingga diberikan kesempatan menjadi kapten, namun agen super tersebut ingin Pogba berada dalam lingkungan yang sehat bagi kariernya. Dan baginya, United bukanlah tempat yang tepat.

Beberapa kali Pogba santer diberitakan akan keluar dari kota Manchester. Barcelona adalah peminat terbesarnya. Meski mereka sudah mendapatkan Arturo Vidal, namun bukan tidak mungkin mereka masih ingin belanja kembali mengingat bursa transfer La Liga masih berlangsung hingga akhir Agustus nanti.

Baca juga: Kisruh Mino Raiola dan Paul Scholes dalam Pusaran Paul Pogba

Pogba memang menjadi kunci dari masalah ini. Namun sosok Mino selaku agen juga memiliki peran yang vital dalam kasus Pogba beberapa hari terakhir. Agen bertugas sebagai pihak yang mengurus segala sesuatu kebutuhan pemain di luar lapangan, khususnya saat pemain bernegosiasi mengenai kontrak atau ketika ingin pindah kesebelasan.

Agen juga bisa menjadi mesin uang. Disinilah mengapa Mino begitu dikritik oleh para penggemar United yang mengharapkan Pogba bisa bertahan lama bersama United. Mino mungkin akan mendapatkan banyak komisi jika ia berhasil membawa Pogba ke klub lain yang bersedia membelinya dengan mahal.

Baca juga: Dua Wajah Mino Raiola

Jangan Sampai Seperti Carlos Tevez

Setan Merah memiliki trio maut di lini depan dalam diri Cristiano Ronaldo, Wayne Rooney, dan Carlos Tevez pada musim 2007/2008. Ketiganya menjadi tokoh sentral dalam keberhasilan Sir Alex Ferguson menutup musim tersebut dengan gelar liga domestik dan Eropa. Sayangnya satu pemain lepas karena pengaruh dari sang agen.

Carlos Tevez dipinjam dari United pada musim panas 2007 dengan status pinjaman. Ia dikontrak dua musim dengan opsi pembelian permanen pada musim ketiga. Ia menjelma menjadi rekrutan terbaik pada musim tersebut. Gol-golnya kerap menyelamatkan United dari kekalahan. Ia juga sukses menjalankan tugasnya sebagai eksekutor dalam babak adu penalti di final Liga Champions. 19 gol berhasil ia cetak pada musim pertama yang membuat para pendukung tergerak untuk membuatkan chant spesial untuk dirinya.

Musim keduanya pun berjalan serupa dengan musim pertamanya. Jumlah golnya memang tidak banyak yaitu 15, tetapi gol-golnya kembali berperan penting dalam keberhasilan United meraih gelar ke-18 dan kembali melangkah ke final Liga Champions. Para penggemar United mulai berteriak untuk mempermanenkan statusnya sebagai pemain tetap Setan Merah.

Sayangnya, Tevez dimiliki oleh Kia Joorabchian. Ia sempat berujar kalau tidak ingin disebut agen dan lebih ingin disapa sebagai pihak ketiga. Akan tetapi tugasnya sama dengan agen-agen yang beredar di sepakbola lainnya yaitu sebagai perantara dalam perpindahan pemain ke klub barunya rampung. Dalam hal ini, karier Tevez dikendalikan oleh Kia.

West Ham sebenarnya ingin mempertahankan Tevez, tapi Kia merasa Tevez tidak akan berkembang jika tetap bersama The Hammers. Beberapa klub besar pun ditelepon oleh pria berumur 47 tahun ini termasuk Manchester United. Ferguson sebenarnya kurang tertarik dengan Tevez, namun hatinya luluh karena di sisi lain Tevez adalah pemain hebat.

“Kia menelepon kami dan berkata Tevez ingin bermain dengan kami. Kami tidak akan tertipu karena sudah banyak agen yang berkata seperti itu. Saya berkata dengan David untuk jangan terlibat dengan Tevez terutama Kia dan dia setuju. Tetapi saya berubah pikiran karena ia bisa memberikan pengaruh untuk timnya,” tutur Ferguson.

Kepergian yang Disesali Ferguson

Ferguson benar. Tevez memberi pengaruh besar dalam dua musim keberadaannya bersama Manchester Merah. Hal ini yang membuat ia terpikir untuk memberikan kontrak permanen kepada El Apache. Sayangnya, Fergie disalip oleh Manchester City yang disebut-sebut memberi uang hingga 47 juta paun kepada sang agen. Kia pun luluh dengan tawaran uang tersebut dan mengalihkan Tevez ke sisi biru kota Manchester.

Uang memang berperan besar dalam transfer Tevez meski sempat dibantah oleh Media Sport Investment (MSI) selaku organisasi yang memegang nama Tevez. Saat itu, City belum menjadi klub hebat seperti sekarang. Jika menginginkan nama besar klub, Chelsea sebenarnya lebih berpeluang mengingat di akhir musim The Blues adalah juara Piala FA.

“Tevez sempat berbicara dengan Chelsea dan mereka siap mengeluarkan uang 35 juta paun. Namun City berhasil mengalahkan tawaran itu. Kami ingin menawarkan kontrak jangka panjang kepadanya. Sayangnya, statusnya yang dimiliki pihak ketiga membuat kami kebingungan untuk bernegosiasi. Jika harganya di kisaran 25,5 juta, saya mungkin sudah membelinya. Sayangnya City mengalahkan kami. Sekalipun dia pemain yang bagus, namun saya merasa tidak sanggup untuk membelinya dengan nilai sebesar itu.”

n**

United memiliki sebuah slogan yaitu pemain tidak boleh lebih besar dibanding klub. Akan tetapi, sangat disayangkan apabila United memilih untuk menjual Pogba mengingat dia adalah pemain terbaik United dalam dua laga pertama mereka di Premier League.

Tentu saja Pogba harus membuat keputusan. Mino dikenal sebagai agen yang punya akal bulus terhadap kliennya. Mungkin saja saat ini ia merencanakan cara lain untuk merekayasa langkah Paul Pogba yang merupakan klien terbesarnya. Lantas, siapakah yang nantinya akan didengarkan oleh Pogba. Sang agen atau para pendukung United yang masih berharap ia bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya bersama Setan Merah.