Pada 1961, Bobby menikah dengan Norma, wanita cantik yang merupakan mantan model di Inggris. Akan tetapi, keluarganya tidak setuju terhadap Norma. Ia dituduh sebagai wanita yang kuat dan hobi mengendalikan kehidupan Bobby. Selain itu, keluarganya juga tidak suka terhadap Norma yang bukan berasal dari lingkup tempat tinggal mereka di Northumberland.

“Saya tidak pernah diterima di keluarga ibu mertua saya,” kata Norma. “Dia tidak pernah mengakui saya atau anak-anak saya. Dia juga sangat mendominasi dan memiliki kepribadian yang kuat. Cucunya bahkan tidak pernah mendapat ucapan selamat ulang tahun darinya,” kata Norma menambahkan.

Cissie, ibu Bobby dan Jack, membalas: “Saya tidak menerima menantu saya. Ada keretakan dan terserah dia mau datang kepada saya atau tidak. Tapi saya tidak ingin berdamai karena permusuhan ini sudah berjalan sangat panjang.” Cissie membenci pengaruh Norma atas putranya, sedangkan Norma marah pada Cissie karena terlalu mengekang suaminya.

Jack juga merasa kalau Bobby sudah berubah sejak menikah dengan Norma. Ia menjadi tidak perhatian lagi terhadap keluarganya. Jack memang memilih untuk berada di sisi sang ibu sedangkan adiknya memilih untuk menjalani kehidupannya sendiri. Namun yang disayangkan oleh Jack adalah Bobby mulai jarang kembali ke rumah untuk sekadar mengunjungi keluarganya. Sikap yang membuat ibunya semakin yakin kalau Norma berkuasa atas kehidupan Bobby. Menurut Guardian, permusuhan keduanya bahkan terlihat jelas saat United bertemu dengan Leeds di atas lapangan.

Bahkan saat ayahnya, Bob, meninggal, Bobby juga tidak ada di sana. Saking kesalnya, Bob meminta Cissie untuk membuang segala bentuk karangan Bunga dari Bobby. Keluarga Charlton sudah retak karena keputusan Bobby meninggalkan mereka dan memilih untuk dekat dengan Norma.

“Aku melihat perubahan besar pada anak kami sejak hari itu. Dia tidak pernah lagi tersenyum. Sifat yang terus berlanjut hingga hari ini,” tulis Jack.

Keadaan semakin keruh ketika Jack menyebut Bobby menolak menemui ibunya. Pada akhir 80-an, Bobby bahkan enggan menemui ibunya meski menghadiri acara yang jaraknya hanya 250 meter dari tempat tinggal ibunya. Ini yang semakin membuat Jack marah kepada Bobby. Cissie kemudian meninggal dunia pada 1996 dan meski Bobby dan Norma hadir pada pemakaman ibunya, namun ucapan Jack sudah pasti membuat suasana pemakaman menjadi canggung.

Bobby kemudian menerbitkan buku autobiografinya pada 2007. Momen ini ia pakai untuk menyerang balik Jack. Menurut dia, tuduhan sang kakak tidak beralasan. Bagi dirinya, hidup adalah sebuah pilihan. Ketika ia terjebak dengan restu yang tidak ia dapat dan rasa sayang sudah memuncak, maka ia harus mengambil pilihan untuk bersanding dengan perempuan yang ia cintai meski risikonya ia harus meninggalkan keluarganya.

“Istri saya itu orang yang kuat dan tidak menderita hanya karena ucapan bodoh seperti ini. Saya tidak bilang ibu saya bodoh, tapi memang bentrokan ini tidak pernah bisa hilang. Semua omongan Jack adalah omong kosong. Kakakku membuat kesalahan besar karena dia tidak mengenal istri saya,” kata Bobby.

“Saya memutuskan untuk melindungi istri saya. Mungkin, saya harus menemui ibu saya dan mencari jalan keluar. Tapi saya tidak mau mencarinya dan mengharapkannya. Jack sudah besar, saya juga sudah besar. Saya tidak mau menghancurkan hidup hanya untuk mengkhawatirkan saudaraku karena saya yakin dia juga punya pikiran yang sama. Jika kami bertemu satu sama lain, kami akan tetap menyapa, tetapi hidup harus berjalan,” ujarnya menambahkan.

Meninggalnya kedua orang tua mereka tampaknya tetap tidak bisa membawa mereka untuk bersatu. Jack masih menganggap Bobby sebagai pengkhianat keluarga demi wanita sedangkan Bobby menyebut Jack sebagai pria yang penuh omong kosong.

Pada 2008, Jack dan Bobby berada satu panggung dalam acara BBC Sports Personality of the Year. Saat itu, Bobby mendapat gelar Lifetime Achievement atas dedikasinya kepada sepakbola Inggris. Yang menarik, penghargaan tersebut diberikan oleh Jack. “Dia adalah pemain terbaik yang pernah saya lihat dan dia adalah saudara saya,” kata Jack yang diikuti dengan tepuk tangan seisi ruangan.

Banyak yang menilai kalau itu adalah momen kembali bersatunya Jack dan Bobby sebagai sebuah keluarga. Namun, tidak ada yang memastikan kalau hubungan keduanya sudah akur kembali mengingat pada 2018 Manchester Evening News menyebut kalau kunjungan Bobby dan Jack dalam pemakaman rekan setimnya di tim nasional, Ray Wilson, pada 2018 lalu menjadi kali pertama mereka bertemu setelah beberapa tahun. Sebuah pemberitaan yang semakin memperkuat kalau keduanya tampak belum bisa memaafkan satu sama lain.

Tulisan ini dibuat untuk mengenang Jack Charlton yang baru meninggal dunia Jumat (10/7) lalu.