Pindah ke negara lain tentunya bukan hal yang mudah. Meninggalkan keluarga, kerabat dekat, dan lingkungan yang sudah nyaman ditinggali pasti memberi pekerjaan lebih bagi siapapun yang memutuskan tinggal di negara lain. Demikian pula yang dialami Henrikh Mkhitaryan ketika pertama meninjakan kaki di Manchester. Sejak pindah dari Borussia Dortmund, ia masih mencari rumah yang tepat untuk ditinggali sehingga saat ini masih tinggal di Hotel Lowry.

Namun ia mendapatkan suatu tempat yang nyaman untuk disinggahi yaitu The Armenian Taverna, restoran Armenia yang bertempat di Albert Square, salah satu titik keramaian yang berjarak 600 meter dari Hotel Lowry. Pemain berusia 27 tahun itu kerap datang ke restoran tersebut karena terdapat banyak orang Armenia di sana dan menyajikan makanan tradisional Armenia. “Ya, saya cukup sering kesana,” ujar Micki setelah menerima peghargaan gol terbaik bulan Desember.

Salah satu yang terungkap adalah ketika Mkhitaran makan di Armenian Taverna dengan rekan setimnya, Adnan Januzaj, yang saat itu belum dipinjamkan ke Sunderland. “Ini adalah sebuah kehormatan bagi manajemen dan semua staf di Armenia Taverna untuk menyambut pemain terkenal seperti Henrikh Mkhitaryan dan Adnan Januzaj. Kami berharap yang terbaik untuk mereka di Manchester United,” ujar halaman resmi restoran teresbut di Facebook.

Di Manchester, memang sudah ada komunitas warga Armenia yang udah tinggal cukup lama. Orang Armenia pertama yang tiba di Manchester adalah pedagang teksitl pada awal abad ke-19. Lalu, pada 1862, ada sekitar 30 perusahaan Armenia yang beroperasi di sana. Karena semakin banyak warga Armenia yang tinggal di Manchester, akirnya didirikan gereja Armenia sekitar sepuluh tahun setelahnya. Pada masa itu, sudah ada sekitar 2000 warga Armenia yang tinggal di barat laut Inggris.

Sementara itu, di Manchester ada sekitar 400 warga Armenia yang menetap. Mereka biasa berkumpul pada 3 Juli di mana mereka merayakan Vardavar, festival tahunan dimana mereka membasahi satu sama lain dengan air.

“Kami mengundang Mkhitaryan ke perayaan Vardavar di gereja,” ujar Artur Bobikyan, pemimpin gereja Armenia tersebut yang juga mendirikan komunitas warga Armenia di Manchester. Kedatangan Mkhitaryan di Manchester memang disambut baik oleh warga Armenia di sana. Sepakbola adalah olahraga terbesar di Armenia dan Mkitaryan adalah pemain hebat dengan catatan 61 pertandingan dan 19 gol.

“Kami sangat bangga dengan Henrikh dan dia adalah orang yang sangat murah hati. Dia adalah pemain hebat dan kami harap dia bisa mencetak banyak gol untuk United,” imbuh Artur ketika diwawancarai salah satu media di Armenian Taverna.

Mkhitaryan memang sempat menghadapi masa sulit bersama tim asuhan Jose Mourinho. Ia hanya sekali bermain sejak menit pertama di empat bulan pertamanya bersama United. Namun, ia berhasil membuktikan bahwa ia pantas bermain di tim utama dan mulai bermain reguler. Mkhitaryan juga berkontribusi besar bagi menanjaknya performa United di liga. Ia total mengemas tiga gol dan empat asis di berbagai ajang.

Sedikit atau banyak, adanya Armenian Taverna, gereja Armenia, dan perkumpulan warga Armenia, pasti mempercepat bagi adaptasi Mkhitaryan di lingkungan barunya. Pemain sepakbola seperti Mkhitaryan tetaplah manusia. Ia juga membutuhkan lingkungan yang hommy agar bisa cepat nyetel di tempat baru. Adaptasi cepatnya itu juga berpengaruh pada performa impresif diatas rumput hijau.