Foto: Eurosport

Seperti yang sering saya katakan, manajemen Manchester United lebih condong dianggap sebagai biang keladi kegagalan klub untuk berprestasi dalam kurun tujuh musim terakhir ketimbang performa manajernya. Namun tidak sedikit pula yang merasa kalau manajemen Setan Merah, dalam hal ini Ed Woodward dan keluarga Glazer, tidak pantas untuk disalahkan.

Semua tentu masih ingat nyanyian bernada provokatif kepada Ed Woodward dan keluarga Glazer pada pertandingan United melawan Norwich yang berlangsung pekan lalu. Saat itu, Ed Woodward diminta untuk mati, bahkan pada chant yang ketiga, mereka menyenandungkan lirik yang berisi ajakan untuk membakar Woodward dan Glazer di sebuah kobaran api.

Banyak yang menyambut gembira aksi dari para suporter United ini. Apa yang terjadi sebelum gol keempat yang dicetak Mason Greenwood tersebut merupakan perlawanan baru karena sudah lama chant serangan seperti itu tidak terdengar lagi di Old Trafford semenjak Jose’s right, the board is sh*te’ pada pertandingan United melawan Newcastle musim 2018/2019 lalu.

Apalagi, chant tersebut keluar dari Stetford End yang menjadi basis penggemar United yang aktif mengeluarkan chant sepanjang pertandingan sehingga para penggemar garis keras United saja sudah muak dengan kiprah kedua orang itu.

Akan tetapi, aura semangat untuk menyingkirkan Woodward dan keluarga Glazer mendapat halangan. Salah satunya datag dari penulis kondang Andy Mitten. Pria yang aktif menulis buku tentang Manchester United ini merasa kalau Woodward dan Glazer tidak pantas untuk diberikan nyanyian kasar seperti itu.

Dalam tulisannya di FourFourTwo yang berjudul ‘Forget a few chants – Manchester United’s fans have been patient with the club’s management. That won’t last forever,’ Ia mengungkapkan kalau nyanyian tersebut hanya bentuk spontanitas para suporter yang hadir. Selain itu, kejadian tersebut datang ketika tim sudah nyaman karena telah unggul 3-0 sehingga semangat mereka begitu menggebu-gebu untuk mencari chant lain.

Andy paham kalau sosok Woodward dan Glazer tidak populer dan dianggap tidak pantas memimpin klub ini. Para suporter yakin, keduanya tidak akan pernah serius untuk membawa klub ini berprestasi selagi tim masih bisa mendatangkan pemasukan yang besar. Namun Andy tidak setuju kalau hanya Woodward dan Glazer saja yang dianggap buruk. Mundur jauh ke belakang, ia menceritakan kalau orang-orang yang sebelumnya berada di posisi Woodward macam Martin Edwards, Peter Kenyon, dan David Gill juga tidak disukai oleh penggemar United saat itu.

“Pemilik sebelumnya seperti Martin Edward juga pernah dikatakan bangs*t dan dinyanyikan oleh pendukung United semasa saya muda. Dia saat itu membawa saham United ke publik yang membuat orang luar bisa membelinya. Saat itu ia mengakui kalau komunikasinya dengan suporter sangat buruk dan seharusnya dia tidak berada di kursi dewan eksekutif Old Trafford yang ikonik tersebut,” tutur Andy.

“David Gill dan Peter Kenyon saja pernah dimusuhi oleh suporternya. Meski Gill begitu dihormati, namun ia mendapat kecaman setelah menerima keluarga Glazer dengan tangan terbuka. Harga tiket lalu melonjak dalam lima tahun pertama di bawah Glazer dan Gill tetapi mereka memilih diam. Beruntung, mereka masih ada upaya tulus dengan membuka dialog bersama para pendukungnya.”

Lantas, apa maksud dari perkataan Andy tersebut? Meski tidak tersirat langsung dalam tulisan tersebut, namun Andy seperti ingin memberi tahu kepada semua orang kalau tidak ada yang sempurna dalam memimpin tim seperti Manchester United. Baik Edwards dan Gill, dua orang yang berada di balik layar United saat mereka masih jaya-jayanya, juga pernah punya masalah dengan suporter United saat itu terkait kebijakan-kebijakan mereka di belakang layar.

Andy seperti ingin memberi tahu kalau tidak ada korelasinya United akan menjadi bagus dan kembali berjaya lagi jika mengganti manajemen dari Woodward dan Glazer ke orang lain layaknya yang dikatakan oleh mereka penganut Glazers out dan Woodward out. Tidak ada jaminan hal tersebut bisa terjadi. Buktinya, trofi masih bisa diraih pada era kepemimpinan Edwards dan Gill meski keduanya juga mendapat masalah dengan para pendukungnya.

Hal ini berarti, penggemar United diminta untuk bersabar dan menikmati situasi tim saat ini di bawah kepemimpinan dua orang tersebut. Jika Edwards dan Gill saja bisa membawa United meraih gelar bergengsi, maka bukan tidak mungkin prestasi United semakin mentereng bersama Woodward dan Glazer. Lagipula, Glazer sudah ada di United saat United sukses meraih lima gelar Premier League dalam rentang 2007 hingga 2013.

“Ada sedikit cahaya ketika saya mewawancarai Woodward. Dia mengakui kesalahan dalam hal rekrutmen dan komunikasi serta membuat beberapa kesalahan dalam hal lain. Dia bersikukuh bahwa hanya kesuksesan United yang akan membawa keuntungan dari segi komersial dan saat ini komersial United masih tetap berada yang terbaik,” ujarnya.

Pernyataan Andy ini tidak jauh berbeda dari apa yang pernah diucapkan oleh sepuh-sepuh United lainnya. Salah satunya adalah Pete Boyle. Dalam akun Twitternya, Pete mempertanyakan ada di mana suara penggemar yang anti terhadap keluarga Glazer ketika United memenangi gelar pada 2007, 2008, 2009, 2011, dan 2013.

“Protes kepada manajemen sudah ada sejak tahun 2005. Lalu pada 2007, 2008, 2009, 2011, dan 2013 ketika kami menang dengan pemilik yang sama, ada di mana protes tersebut?” tuturnya.

Ucapan serupa juga pernah dikeluarkan oleh mantan bek United, Gary Neville. Ribut-ribut kepada Woodward dan keluarga Glazer ini sebenarnya lebih dikarenakan tim ini tidak lagi mendapat trofi bergengsi sejak 2013 sehingga penggemar United yang terbiasa dengan kejayaan menjadi murka karena tim kebangaannya tidak bisa lagi diharapkan untuk bersaing di papan atas.

“Masalah terbesarnya lebih kepada United tidak berhasil menjadi juara. Arsenal datang dengan invincibles, sementara Chelsea dengan Jose Mourinho. Lalu pada 2006 hingga 2012, kami mencapai tiga final Liga Champions dan memenangkan beberapa trofi, lalu semuanya menjadi tenang. Kemudian ketika kami tidak sukse lagi pada 2014, mereka (penggemar United) kembali ribut,” tuturnya kepada The Times.

Mungkin di mata Andy, Pete, dan Gary, permasalahan United saat ini hanya di sosok manajer yang belum mendapatkan sosok yang tepat untuk memberikan kejayaan lagi seperti sebelumnya. Saat ini, rata-rata United hanya mempekerjakan manajer selama dua musim lebih sedikit dengan yang paling lama adalah Mourinho yaitu dua setengah musim, dan yang paling singkat adalah David Moyes yang hanya 10 bulan. Sekarang, tugas tersebut diemban oleh Solskjaer.

Jika Solskjaer bisa kembali membawa United meraih trofi bergengsi seperti era Sir Alex Ferguson, maka suara-suara sumbang kepada Woodward dan manajemen juga akan menghilang seperti yang dituturkan Pete dan Gary.