Foto: Autocar

Sudah jatuh tertimpa tangga. Mungkin itu peribahasa yang saat ini tepat ditujukan kepada Manchester United. Sudah performa tim tampil sangat buruk (sejauh ini), mereka juga terancam ditinggal sponsor utamanya.

***

Raksasa otomotif asal Amerika Serikat, Chevrolet berpeluang besar untuk tidak meneruskan kemitraan mereka bersama Setan Merah. Kebersamaan mereka selama sembilan tahun (tujuh tahun sebagai sponsor utama) tampaknya akan berakhir pada musim panas 2021 mendatang. Hal ini berarti, United kudu gerak cepat mencari sponsor baru guna menghiasi kaus mereka pada tahun tersebut.

General Motors Company (GM), selaku perusahaan yang menaungi Chevrolet, tampak enggan memperpanjang kerja sama mereka. Sejak menjadi mitra dengan menggantikan Audi, prestasi tim lama kelamaan semakin menunjukkan penurunan. Hal ini mungkin berimbas kepada citra Chevrolet dalam bisnis global terutama di bidang sepakbola.

Dilansir dari Manchester Evening News, Chevrolet mengucurkan dana sebesar 450 juta paun untuk menjadi sponsor jersey United sejak 2014. Hal ini menjadikan MU sebagai kesebelasan dengan nilai sponsor terbesar di kaus mereka. Satu musimnya, mereka bisa mendapatkan hampir 1 triliun rupiah. Namun kesepakatan ini sempat menimbulkan polemik.

Hal ini tidak lepas dari nilai 450 juta paun yang dianggap terlalu tinggi. Kepala pemasaran global mereka, Joel Ewanick, orang yang memuluskan kerja sama ini justru dipecat kurang dari 48 jam setelah kerja sama terjalin. Dewan eksekutif GM saat itu dikabarkan marah besar karena mereka menjalin kontrak dengan nilai yang dua kali lipat dari sponsor MU sebelumnya, AON. Bahkan dilansir dari Automotive News, perjanjian antara Chevrolet dengan United tidak sampai dengan memasang logo mereka di jersey klub. Setelah dipecat, Ewanick menyebut kalau kerja sama itu sebagai sebuah aksi yang “tidak dicerna dengan baik.”

Soal kesuksesan mendapatkan kontrak besar, United memang jagonya. Saat United mendapat uang 64 juta paun per musim dari Chevrolet, Manchester City hanya mendapat 45 juta saja dari kebersamaan mereka dengan Etihad. Bahkan nilai kontrak per tahun Arsenal, Chelsea, bahkan Liverpool hanya 40 juta paun.

“Sejak awal perjanjian ini sudah banyak masalah. Chevrolet telah membayar klub begitu besar dan itu nampaknya tidak akan pernah dilakukan lagi,” tutur salah satu orang dalam klub.

Imbas dari Minim Prestasi?

Memang belum jelas apakah ada korelasi antara prestasi tim dengan penjualan sebuah brand yang menjadi sponsor mereka. Namun menurut beberapa media, performa tim yang anjlok menjadi alasan mengapa Chevrolet tidak mau lagi bekerja bersama United.

Sejak resmi menjadi sponsor utama klub, United sudah bukan lagi sebagai kesebelasan langganan papan atas. Mereka memang masih mengumpulkan gelar, namun gelar Community Shield, Piala FA, Piala Liga, dan Europa League, jelas bukan trofi utama yang menjadi target dari kesebelasan sebesar mereka.

Di kompetisi liga, United hanya dua kali finis pada posisi empat besar. Sisanya, United hanya bisa finis pada posisi kelima, keenam, bahkan pernah ketujuh ketika Chevrolet sudah masuk menggantikan Audi. Di ajang antar benua pun, United juga tidak terlalu bersinar terutama ketika bermain di Liga Champions Eropa.

Chevrolet mungkin apes ketika mereka memilih bekerja sama dengan United. Saat pertama kali datang pada 2012 atau ketika menjadi official automotive partner, saat itu status klub masih dipandang sebagai penantang gelar juara. Bahkan pada tahun kedua kerja sama mereka, United sukses menjadi juara liga ke-20. Namun keberhasilan tersebut seolah menjadi yang terakhir karena performa mereka kemudian ajlok setiap tahunnya.

Tenang, United Masih Punya Ed Woodward

Tidak sedikit yang merasa gembira ketika kabar mengenai enggannya Chevrolet memperpanjang kontrak beredar di media. Para penggemar klub merasa kalau ini adalah hukuman kepada Ed Woodward dan keluarga Glazer yang hanya menjalankan klub sebagai pundi-pundi pengeruk uang alih-alih menyasar prestasi di atas lapangan. Sebelumnya, mitra United lainnya yaitu Thomas Cook juga tidak akan lagi menjadi sponsor klub karena mengalami kebangkrutan.

Namun penggemar klub juga tidak boleh lupa. Mereka masih memiliki sosok cerdas dalam hal mencari sponsor dalam diri seorang Ed Woodward. Ia bisa menjual brand klub yang lebih dari sekadar klub tersukses di sepakbola Inggris dan salah satu klub terbesar dunia untuk mendapatkan perusahaan yang mau nampang di depan jersey mereka. Jika dia bisa membawa Kohler, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang furniture toilet, Mlily (perusahaan kasur dan bantal), serta Remington (penyedia alat-alat rambut) menjadi sponsor United, maka mencari pengganti Chevrolet jelas bukan masalah besar bagi pria 47 tahun tersebut.

Membuat Chevrolet mau mengeluarkan uang hampir satu triliun rupiah per musim juga bisa disebut sebagai bukti betapa cerdasnya seorang Ed Woodward. Dengan prestasi klub yang belum memberikan jaminan kesukesan setelah era Sir Alex Ferguson, ia membuat perusahaan ini mengeluarkan uang jauh lebih tinggi dibanding klub-klub yang prestasi di atas lapangan jauh lebih baik dari mereka.

Selain itu, hengkangnya Chevrolet sudah pasti tidak akan mengganggu stabilitas keuangan klub yang justru mengalami peningkatan meski performa tim sedang hancur. Pertengahan September lalu, United mencetak rekor pendapatan tertinggi setelah mendapatkan 11 triliun rupiah.

Beberapa saat setelah kabar akan berakhirnya hubungan Chevrolet dengan United, klub disebut sudah bergerak untuk mencari sponsor baru. Para pejabat klub menyebut kalau mereka percaya diri dengan kekuatan merek dagang mereka yang bisa menarik beberapa perusahaan mengingat popularitas mereka masih menjadi salah satu yang tertinggi di dunia. ESPN melansir kalau sudah ada beberapa perusahaan yang kini sedang didekati oleh United. Hilangnya Chevrolet tidak serta merta membuat Ed atau bahkan United pusing. Di saat satu perusahaan pergi, ada beberapa perusahaan lain yang ingin nampang di kaus kebesaran mereka.

***

Prestasi memang akan berjalan beriringan dengan sponsor yang hadir. Jika klub terus menerus meraih kesuksesan, maka sponsor akan ramai berdatangan dengan sendirinya. Namun kita tidak boleh lupa kalau klub yang sedang dibahas ini adalah Manchester United. Klub yang jauh dari sekadar klub sepakbola semata. Selagi prestasi klub masih berjalan mandek, manajemen United masih bisa menjual nama besar klub melalui sejarah-sejarah apik mereka di masa lalu dan popularitag global demi mendapatkan nilai kontrak yang tidak kalah besarnya dibanding Chevrolet.