Foto: Sverigesradio.com

Setelah pada 2017 lalu dikuasai oleh Andreas Granqvist, kini gelar pemain terbaik Swedia atau Guldbollen tahun 2018 kembali berpindah tangan. Kali ini, gelar tersebut jatuh kepada rekan Granqvist di tim nasional sekaligus pemain Manchester United, Victor Lindelof.

Ini adalah gelar individu keempat yang diraih Lindelof atau yang kedua jika hanya menghitung gelarnya di tingkat senior. Sebelumnya, pemain kelahiran Vasteras ini pernah masuk tim terbaik Euro U-21 (2015) dan skuad pendatang baru Liga Champions pada 2016, serta gelar pemain belakang terbaik Swedia pada 2016.

“Gelar yang sangat berarti bagi saya untuk menerima hadiah ini. Saya bangga dan bersyukur. Saya berterima kasih kepada semua rekan setim saya di klub dan tim nasional, serta keluarga saya yang selalu ada untuk saya dalam kondisi senang maupun susah. Terima kasih juga untuk istri saya yang cantik, yang selalu ada di sana mendukung saya. Anda semua sangat berarti bagi saya,” tuturnya.

Lindelof memang sangat layak untuk mendapatkan gelar ini. Performanya sepanjang 2018 sangat mengagumkan. Ia sukses membawa Swedia melangkah hingga babak perempat final yang menjadi prestasi terbaik mereka sejak 1994. Mereka juga menjadi lini belakang yang paling solid sepanjang turnamen.

Bersama Manchester United, performa Lindelof mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Musim ini, ia bermain dalam 10 dari 12 pertandingan United di semua kompetisi. Tidak hanya itu, beberapa kali ia menunjukkan penampilan yang solid di lini belakang seperti yang ia lakukan dalam dua pertandingan melawan Juventus. Meski masih membuat kesalahan, namun kepercayaan diri Lindelof jauh lebih baik ketimbang musim pertamanya yang kerap dipenuhi rasa gugup ketika bermain.

“Victor adalah pemain hebat. Dia siap untuk bermain di klub besar. Tidak mudah memang bermain di tim sekelas Manchester United. Tapi kami berbicara setiap hari dan dia tumbuh menjadi pemain yang lebih baik lagi. Ini semua tentang bagaimana ia masuk ke dalam tim dan mengambil tempat di tim. Ini semua tentang bagaimana cara ia menemukan perannya,” tutur Zlatan Ibrahimovic yang juga hadir dalam anugerah tersebut.

Selepas acara, Lindelof mengunggah sebuah foto saat dia dianugerahi gelar tersebut di akun instagram pribadinya. Dalam foto tersebut, ia menuliskan “To the 12 yeard old me. You didn’t dream too big” sebagai pesan kalau Anda bisa meraih mimpi apabila terus berusaha dan tidak gampang menyerah. Lindelof sendiri memang kerap berada dalam situasi yang sulit untuk meraih mimpinya sebagai pesepakbola.

Ia sudah harus berpisah dengan ibunya dan merantau sejak usia muda ke kota besar seperti Lisbon. Tidak hanya itu, ia sempat kesulitan beradaptasi ketika bermain bersama Benfica. Beberapa kali ia menelepon ibunya hanya untuk minta dijemput dan pulang kembali ke Vasteras. Ia juga pernah ditolak masuk tim nasional Swedia U-21 hanya karena ia saat itu bermain di divisi dua.

Usaha keras Lindelof kemudian membuahkan hasil. Ia menjadi pahlawan saat Swedia menjuarai Euro U-21 2015, masuk timnas Swedia dan bermain di Euro 2016 dan Piala Dunia 2018, serta bermain bersama Manchester United.

Sekarang, tugas baru sudah menanti Lindelof. Ia dituntut untuk bisa menyelamatkan negaranya dari jurang degradasi di Uefa Nations League dengan mengalahkan Turki dan Rusia. Setelah itu, ia kembali akan mengemban tugas untuk mengawal lini belakang Setan Merah yang berantakan musim ini.