Tiga singa yang menjadi simbol dari logo Tim Nasional Inggris sepertinya sudah lama tidak menunjukkan aumannya yang mengerikan. Baik di kancah kompetisi Piala Dunia maupun Piala Eropa, The Three Lions kesulitan untuk menempatkan dirinya sebagai salah satu tim yang ditakuti. Alasannya beragam, mulai dari faktor pemain-pemain Inggris yang bermental lokal, hingga tekanan media yang terlalu kencang.

Sejumlah solusi pun sudah ditawarkan hingga dilaksanakan. Salah satu cara yang paling cepat dan mudah, yaitu mengganti pelatih paling sering dilakukan. Namun paling sering juga gagal. Hingga tampaknya permasalahan Timnas Inggris lebih jauh dari sekedar manajemen saja.

Salah satu legenda hidup Manchester United, Gary Neville, ternyata punya jawaban tersendiri untuk menjawab persoalan ini. Alih-alih menitikberatkan kepada faktor pelatih, Neville justru mendapatkan solusinya di dalam dunia pendidikan. Di mana pendidikan karakter adalah kunci yang ia anggap bisa membuka kembali kejayaan Timnas Inggris.

“Ada sejumlah hal yang terjadi dengan Inggris, dimana ada beberapa pemain muda yang saya rasa tidak cukup kuat untuk mengadapi ekspos, kritik, pujian, dan juga keterkenalan. Namun alih-alih saya membandingkan dengan jaman saya, saya berpikir apa yang sebenarnya dapat saya lakukan.” kata Neville yang kini lebih sering aktif sebagai komentator sepakbola atau pundit.

Pertanyaan yang hinggap di kepala Neville tersebut bertahan untuk beberapa waktu. Hingga akhirnya beberapa bulan sebelum Neville menerima tawaran untuk menjadi pelatih Valencia, jawaban tersebut datang.

“Empat atau lima bulan sebelum saya ke Valencia, saat masih dalam staf kepelatihan Inggris dan kami punya kerjasama dengan Universitas Salford, saya bertemu dengan dekan universitas tersebut, Amanda Broderick. Kami membicarakan kelemahan-kelemahan di pesepakbola muda Inggris, dia melihatnya dari sudut pandang akademis, dimana laiknya para lulusan muda, mereka belum siap dipekerjakan.” kenang Neville.

Diskusi tersebut berujung pada sebuah jawaban bahwa para anak muda ini harus dipersiapkan dengan sejumlah hal sebelum bekerja. Mulai dari pemahaman bahwa mereka akan mendapat kritikan dan juga pujian. Kemudian juga diingatkan bahwa mereka perlu terus menerus mengevaluasi diri, mampu mempresentasikan diri ke publik dengan baik, dan terakhir pendidikan kepemimpinan.

Namun bagi Neville untuk merealisasikan apa yang mereka diskusikan tersebut, tak bisa berdampak secara masif jika dirinya hanya menjabat sebagai pelatih. Sehingga Neville berpikir lebih jauh lagi, yaitu dengan mendirikan institusi pendidikan.

“Dia (Amanda) melihat ada persamaan antara institusi pendidikan dengan apa yang saya lihat di sepakbola. Sebagai pelatih, maksimum hanya 20 pemain yang bisa saya berikan pendidikan ini. Jadi saya mulai berpikir bagaimana bisa memberikan dampak lebih besar,” terang Neville.

Demi Perubahan, Neville Berhenti Melatih

Ide brilian milik Neville tersebut nyatanya harus terhenti sekian waktu lantaran dirinya menerima pinangan Valencia. Kemudian juga menyiapkan waktu untuk Timnas Inggris sebagai asisten pelatih untuk Piala Eropa 2016. Lalu tak lupa juga mengurus klub sepakbola patungan bersama Ryan Giggs dan Paul Scholes, Salford City.

Mimpi besar mendirikan universitas tersebut kembali ke permukaan setelah dirinya diberhentikan dari Valencia dan juga Timnas Inggris yang dikalahkan oleh negara kecil, Islandia. Dua momen buruk tersebut semakin membulatkan tekadnya untuk berhenti sementara dari dunia kepelatihan dan fokus pada mimpi yang tertunda.

“Tujuan besar saya adalah belajar mengenai bisnis, olahraga, media dan pendidikan dalam kurun waktu lima atau 10 tahun mendatang. Saya masih mencintai sepakbola tentunya, namun tidak sebagai pemain atau pelatih. Projek-projek inilah (universitas dan bisnis) yang akan menjadi tahap saya selanjutnya.” tutur Neville yang juga menolak menjadi salah satu petinggi di Manchester United.

Walau tak menjabarkan dengan jelas apakah universitas ini ditargetkan untuk para pesepakbola atau tidak, Neville tampaknya sudah hakul yakin bahwa dirinya ingin berbuat lebih dari sekedar dunia sepakbola saja.

Universitas yang akan dibangun oleh Neville akan bernama University Academy 92 atau disingkat UA92. Lokasinya akan berada di dekat lapangan kriket Old Trafford. Dimana diperkirakan dua tahun mendatang, universitas tersebut akan menjalani kalender akademik perdananya. Fokus dari kurikulum di universitas tersebut adalah bisnis, media, administrasi olahraga, dan hospitality.

Kelebihan dari universitas ini tentunya seperti apa yang diskusikan Nevilla sebelumnya dengan Amanda, yaitu pendidikan untuk kekuatan mental. Baik itu dibentuk dengan tantangan secara fisik yang harus diselesaikan atau dengan dorongan psikologis.

“Kami ingin para pelajar untuk tahan banting ketika mendapat gelar dari Universitas Lancaster dan mendapat pekerjaan yang bagus. Kami mau dalam waktu 10 tahun mendatang dan melihat ke belakang, lalu berpikir bahwa kami telah merubah hidup seseorang.”

“Kami telah diberikan begitu banyak dari United. Dimana terkenal dengan pendidikannya terhadap pemain muda, seperti Busby Babes. Jadi ketika ada kami berenam (Class of ’92) yang berhasil, ada kewajiban yang harus kami lakukan,” tutup Neville.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber : Daily Mail