Foto: SportBible

Kemenangan telak 4-0 atas Liverpool menjadi awalan yang positif bagi Manchester United dalam menyambut musim kompetisi 2022/2023. Meski begitu, kemenangan ini ada baiknya dirayakan dengan sewajarnya karena Erik ten Hag menilai timnya masih suka membuat kesalahan.

Sepanjang 90 menit, Erik ten Hag terus memasang wajah yang serius. Bahkan ketika menerima trofi, ia memilih untuk memasang ekspresi datar. Padahal, ia baru saja mengalahkan Liverpool dengan skor telak 4-0.

Ten Hag bukannya tidak puas. Ia menyebut kalau skuadnya menunjukkan keberanian. Ia juga tidak menyangka kalau hasilnya bisa semeyakinkan itu. Akan tetapi, mantan pelatih Ajax Amsterdam ini menyebut masih banyak sekali aspek yang perlu diperbaiki oleh ia dan para stafnya. Ia juga merasa kalau Liverpool tidak selemah apa yang mereka tampilkan di Rajamangala kemarin.

“Masih banyak ruang untuk diperbaiki. Saya melihat mereka masih banyak membuat kesalahan tetapi saya tidak akan berkata kesalahan apa itu. Liverpool bermain dengan tiga tim berbeda dan mereka tidak dalam performa yang baik. Jadi kami tidak akan melebih-lebihkan apa yang pemain kami lakukan kepada mereka,” kata Ten Hag kepada situs resmi klub.

“Kami melihat beberapa hal yang bagus. Apa yang Ingin Anda lihat sudah kami tampilkan seperti banyaknya kreativitas serta kecepatan yang kami buat di lini depan. Kami memiliki potensi.”

“Kami membuat beberapa tekanan, tapi juga beberapa kesalahan dalam menekan dan menerima beberapa peluang, tetapi kami juga menciptakan banyak. Saya pikir tim kami bermain berani, bermain proaktif. Kami harus bekerja sangat keras untuk keluar dari kesalahan, tetapi tentu saja kami senang dengan pertandingan pertama,”katanya menambahkan.

Satu hal yang menjadi kunci kemenangan United adalah keberhasilan mereka memanfaatkan momentum. Terutama pada babak pertama. United memulai laga denga menurunkan 11 pemain yang bisa dibilang pemain inti sepanjang musim lalu, kecuali Rashford dan Martial.

Di sisi lain, Liverpool memainkan banyak pemain pelapis terutama pemain akademi mereka seperti Isaac Mabaya dan Luke Chambers. Hanya Alisson, Luis Diaz, Jordan Henderson, dan Roberto Firmino, pemain utama Jurgen Klopp yang dimainkan sejak awal.

Jomplangnya kualitas inilah yang membuat United cukup nyaman dengan mencetak tiga gol pada babak pertama dengan proses yang cukup cantik. Khususnya pada gol kedua ketika Fred melepaskan bola chip melewati Alisson.

Namun ketika pemain inti ini ditarik keluar pada babak kedua, seketika permainan United berubah. Mereka memang tidak kebobolan, namun lini pertahanan justru menjadi rawan untuk diserang. Beberapa kali, pertahanan United menerima situasi menghadapi bola-bola terobosan dari Liverpool yang dikenal sangat berbahaya.

Keadaan semakin berbahaya ketika Klopp mulai mencoba menurunkan semua pemain intinya seperti Arnold, Robertson, Van Dijk, Salah, hingga sang rekrutan baru Darwin Nunez. Mereka memang tidak mencetak gol, tapi peluang yang didapat sangat berbahaya seperti tendangan Salah yang membentur tiang atau sepakan Luis Diaz yang mengalami nasib serupa. Seandainya Liverpool bisa lebih baik dalam hal penyelesaian akhir, bukan tidak mungkin jalannya laga menjadi berimbang.

Selain itu, masih banyaknya umpan-umpan yang miss menjadi kelemahan United. Tidak jarang, kesalahan dalam melakukan passing membuat penguasaan bola menjadi cepat berpindah ke kubu lawan.

Ini mungkin menjadi poin yang disorot oleh Ten Hag sehingga ia berkata kalau hasil ini bukan apa-apa karena timnya masih banyak memiliki kesalahan. Beruntung, pada situasi serangan balik, kecepatan Amad dan Pellistri diselesaikan dengan baik untuk membuat United mencetak gol keempat.

Tiga hari setelah laga ini, Manchester United akan terbang ke Australia untuk melakoni pra-musim keduanya melawan Melbourne Victory. Ini seharusnya mejadi laga yang cenderung mudah sebelum mereka akan menghadapi tim-tim dengan kualitas yang jauh lebih baik macam Crystal Palace dan Aston Villa.