Foto: Evening Standard

Absennya Manchester United dari kompetisi Liga Champions berdampak pada penurunan pendapatan dan laba di sektor keuangan klub. Pendapatan, misalnya, United mengalami kemerosotan hampir 20% dalam tiga bulan hingga 31 Desember tahun lalu. Pihak klub juga menegaskan bahwa total pendapatan bisa turun hampir 70 juta paun di musim ini.

Total pendapatan yang sekarang dirasakan turun 19,3% (atau sekitar 40,2 juta paun), dan sekarang menjadi 168,4 juta paun pada putaran kedua finansial United. Pendapatan hak siar jatuh hampir dua perlimanya, atau sekitar 64,7 juta paun. Jumlah inipun karena didukung dari dampak keuntungan bermain di Europa League.

Pada intinya, United harus bersiap untuk mengalami penurunan tajam dalam sektor pendapatan dalam satu tahun ini. Mengingat juga bahwa pendapatan siaran dari UEFA memang diakui adalah sumber potensial klub dalam meraup keuntungan mudah. Bagaimana tidak, dalam satu pertandingan saja United bisa meraup sampai 6 juta paun. Atau total 33.1 juta paun dalam enam pertandingan grup Liga Champions.

Namun, dilansir dari MEN Sports, penurunan ini masih diimbangi oleh pendapatan komersial. Aliran pendapatan United dari sektor komersial menjadi yang terbesar selama putaran satu tahun terakhir setelah kemerosotan pendapatan hak siar. Pendapatan komersial naik 7%, yaitu menjadi 70,6 juta paun, atau kira-kira naik 5 juta paun dari pendapatan sebelumnya.

Ini semua berkat kerjasama pihak Setan Merah dengan perusahaan besar seperti perusahaan Alibaba. Bahkan, setelah memulai kemitraan strategis dengan Alibaba, United kemudian langsung menandatangani persyaratan komersial dengan perusahaan raksasa Mondelez. Kerjasama ini dikabarkan memiliki daya tarik tersendiri karena United bisa dipasarkan ke seluruh dunia.

Cuma sayangnya, upah yang dimiliki klub untuk putaran saat ini adalah 7 juta lebih rendah dari tahun ke tahun akibat kurangnya bonus dari kompetisi Liga Champions. Pendapatan yang semakin rendah ini pada akhirnya memotong biaya untuk pembayaran bunga dan pajak pada putaran saat ini. Salah satu dampaknya terjadi ketika United perlu membayar 19,6 juta paun kepada Jose Mourinho dan stafnya setelah dipecat pada Desember 2018.

Selain itu, laba United sebelum pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan keuangan dan pajak untuk putaran saat ini juga menurun 17% (atau sekitar 7,5 juta paun). Total laba tim berjuluk Setan Merah tersebut saat ini menjadi 36,5 juta paun.

Lalu, tumpukan uang milik United (untuk gaji pemain dan aset klub) berkurang lebih dari 39 juta paun, yaitu menjadi 101 juta paun. Lagi-lagi hal ini karena pasukan Solskjaer tidak bermain di Liga Champions. Maka seperti yang juga pernah dijabarkan United tahun lalu, pendapatan total mereka hanya akan berkisar antara 560 sampai 580 juta paun di musim ini.

Total pendapatan tersebut adalah sebuah penurunan tajam dari jumlah 627 juta paun yang sempat mereka peroleh pada musim 2018/2019 lalu. Dan United gagal mempertahankannya karena mereka tidak bermain di Liga Champions untuk ketiga kalinya dalam lima musim.

Padahal, menurut MEN Sports, pendapatan United sangat banyak bergantung pada kinerja klub di seluruh kompetisi domestik dan Eropa. Meskipun biaya, tentu saja, akan meningkat jika bonus Liga Champions dan pembayaran kontingensi diaktifkan.

Hal ini membuat United harus menggarisbawahi bahwa betapa pentingnya kembali bermain di Liga Champions. Saat ini The Red Devils sendiri masih duduk di urutan kelima klasemen Premier League, tiga poin di bawah Chelsea yang berada di urutan keempat. Maka sudah sepatutnya mereka fokus dan memanfaatkan segala situasi yang terjadi guna merebut posisi Liga Champions di musim depan.

Atau kalau tidak, United perlu memilih jalan lain seperti mengulang prestasi yang pernah mereka raih pada 2017, yaitu; memenangkan Europa League. Ya walaupun United sendiri masih belum memberi kesan baik saat melawan Club Brugge di leg pertama babak 32 besar pekan lalu, tetapi mereka memiliki gol tandang yang harus dimanfaatkan ketika kembali bertanding di leg kedua nanti.