Marcus Rashford mendapatkan gelar doktor dari universitas di Inggris. Foto: The Statesman

Sekitar satu bulan yang lalu, nama Marcus Rashford menjadi topik perbincangan di Inggris atau bahkan di seluruh dunia. Hal ini tidak lepas dari keberanian si pemain yang berhasil membuat pemerintah Inggris untuk mengubah kebijakannya terkait penghentian kupon makanan gratis untuk 1,3 juta anak pada musim panas.

Saat pandemi corona seperti sekarang, keadaan memang menjadi serba sulit. Salah satunya kesulitan mendapatkan bahan makanan. Rashford tidak ingin para keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah merasa kesulitan untuk mendapatkan makanan. Oleh karena itu, kupon makanan gratis dari sekolah menjadi solusi. Sayangnya, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, sempat menghentikan kebijakan tersebut.

Marcus Rashford kemudian datang layaknya pahlawan. Dengan surat terbuka yang ia buat, pemerintah Inggris akhirnya meralat keputusannya tersebut. Sebaliknya, mereka kemudian menggelontorkan 120 juta paun untuk melanjutkan program tersebut.

“Aku tahu rasanya kelaparan. Aku masih ingat masa-masa di mana temanku mengundangku ke rumahnya dan temanku bilang pada orang tuanya kalau tujuan mengundangku untuk memastikan kalau saya bisa makan pada malam hari,” kata Rashford.

“Ada beberapa keluarga di luar sana seperti keluargaku dulu, yang punya empat sampai lima orang anak, yang sudah pasti menghadapi situassi sulit seperti ini. Sangat gila rasanya kalau yang seperti ini masih terjadi pada tahun 2020,” katanya menambahkan.

Apa yang dilakukan Rashford kemudian mendapat banyak pujian. Meski banyak yang mencibir tindakannya tersebut, namun tampaknya lebih banyak yang mengapresiasi sikap yang keluar dari pemain berusia 22 tahun tersebut. Puncaknya terjadi pada 15 Juli kemarin, ketika ia mendapatkan gelar doktor kehormatan dari University of Manchester. Sebuah penghargaan untuk pengakuan atas prestasinya sebagai pemain sepakbola dan penggerak dalam bidang kemanusiaan.

“Ini adalah hari yang membanggakan bagi saya dan keluarga saya untuk. Saya tersanjung ketika melihat nama-nama besar yang telah mendapatkan penghargaan ini. Tapi, kami masih punya jalan panjang untuk memerangi kemiskinan anak di negara ini. Namun, menerima penghargaan seperti ini menandakan kalau kami sedang menuju ke arah yang benar dan itu sangat berarti. Terima kasih kepada University of Manchester,” kata Rashford.

Menuju Gelar Sir?

Penghargaan ini membuat Rashford menjadi orang termuda yang pernah mendapatkan gelar kehormatan dari University of Manchester. Betapa membanggakan Inggris memiliki Rashford, pemain sepakbola yang masih memikirkan kemiskinan di negaranya, di saat ia bergelimang harta sebagai pemain sepakbola. Seorang pemuda yang masih mau melakukan perlawanan disaat banyak pemuda lain memilih tidak peduli dengan kondisi sekitar.

“Kinerja Marcus pada sektor aman dan kampanyenya tidak hanya membantu kaum muda yang tidak terhitung jumlahnya di kota kami, tetapi juga di seluruh negeri. Universitas sangat bangga bisa berbagi penghargaan ini dengan Marcus. Itulah alasan kenapa universitas senang menjadikan dia sebagai penerima gelar termuda,” kata wakil rector, Profesor Dame Nancy Rothwell.

Rashford mengikuti jejak Sir Alex Ferguson dan Sir Bobby Charlton yang pernah mendapatkan gelar serupa. Bersanding dengan dua legenda United, tak ayal membuat Rashford mulai menjadi kandidat untuk mendapatkan gelar Sir berikutnya.

Sejauh ini, hanya Sir Alex, Sir Bobby, dan Sir Matt Busby, orang-orang dengan latar belakang United yang punya gelar tersebut pada bagian depan namanya. Rashford tidak tertutup kemungkinan bakal mendapatkan gelar serupa. Akan tetapi, gelar kehormatan ini tidak bisa didapatkan oleh sembarangan orang.

Orang yang mendapatkan gelar ini biasanya mereka yang sebelumnya sudah memiliki gelar ksatria lain dan beberapa gelar tinggi lainnya. Selain itu, orang yang dianggap layak mendapatkan gelar sir harus dicalonkan oleh Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran kepada Ratu Inggris. Selain itu, orang yang bisa mendapatkan gelar ini juga memiliki prestasi dan membuat perbedaan dalam pekerjaan dan komunitas mereka berada.

Kalimat terakhir dari paragraf sebelumnya menunjukkan alasan mengapa Sir Alex, Sir Bobby, dan Sir Matt Busby mendapatkan gelar tersebut. Ketiganya memberi perbedaan yang begitu besar kepada Manchester United.

Pada usia yang masih muda ini, ia sudah bermain lebih dari 200 pertandingan dan membuat 66 gol. Namanya pun mulai menjadi panutan dan disebut-sebut sebagai calon legenda baru publik Old Trafford.

Rashford bisa saja mendapatkan gelar tersebut suatu hari nanti dengan catatan ia bisa memberi banyak prestasi dan menjadi pembeda di Manchester United. Selain itu, ia juga dituntut untuk menjaga sikapnya baik di dalam maupun di luar lapangan karena sekarang ia sudah menjadi idola dan pahlawan semua orang. Khususnya mereka yang merasa terbantu oleh Rashford.

“Rashford adalah seorang yang peduli kepada orang lain dibandingkan dengan dirinya sendiri. Mudah-mudahan dia bisa menjaga kepribadiannya selama sisa hidupnya dan terus menjadi diri sendiri,” kata Ole Gunnar Solskjaer.