Di bawah asuhan Jose Mourinho tampaknya United menghidupkan kembali salah satu skill yang dimiliki oleh Sir Alex Ferguson, yaitu fergie time. Mencetak gol di menit-menit akhir pertandingan menjadi pemandangan yang sering dilihat publik Old Trafford dalam beberapa pertandingan terakhir United. Misal yang paling terakhir adalah gol ke-250 Wayne Rooney pada menit ke 90+3 kala menjamu Stoke City, Sabtu (21/1) lalu.

Sebelumnya lagi kala derby dengan Liverpool, di mana Zlatan Ibrahimovic berhasil membuat seri pertandingan di menit ke-84 melalui sundulannya. Kemudian masih ingat kita dengan gol kemenangan Zlatan di menit ke-88 melawan Crystal Palace. Lalu yang terakhir adalah dua gol dari Anthony Martial dan Paul Pogba, masing-masing pada menit ke-85 dan ke-86, ketika United menjamu Middlesbrough yang lebih unggul 1-0.

Berkaca pada sejumlah pengalaman tersebut, Mourinho dalam wawancaranya dengan MUTV mengatakan ada satu faktor yang membuat United mampu mencetak gol hingga menit-menit akhir. Menurut dia, semangat tim yang terbangun dan majunya lini pertahanan untuk membantu penyerangan di menit-menit akhir.

“Kita (United) juga kebobolan di menit-menit akhir, coba tengok laga lawan Arsenal dan Everton. Kehilangan 4 angka di menit-menit akhir. Tapi kita jua mencetak gol di menit-menit akhir dan diantaranya adalah pertandingan yang penting. Seperti lawan Crystal Palace, gol kedua melawan Hull, menang dari Middlesbrough dan gol lawan Liverpool,” terang pelatih yang baru saja berulangtahun ke 54 ini.

Gol-gol United di menit akhir seringkali terjadi usai Mou menarik salah satu pemain belakang dan menggantikannya dengan penyerang atau gelandang. Misal, yang paling sering adalah menarik Matteo Darmian dan memasukkan Henrik Mkhitaryan atau Marouane Fellaini. Namun Mou menyadari strategi ini tak selamanya akan ampuh, bahkan riskan di waktu yang akan mendatang.

“Itu (gol-gol di menit akhir) bisa terjadi jua karena saya bertaruh dengan pemain belakang yang lebih sedikit. Ketika melawan The Boro saya menarik keluar Smalling. Ketika lawan Liverpool saya menarik Darmian. Kita bertaruh cukup banyak dengan melakukan pergantian itu, mungkin suatu hari akan menjadi kesalahan,” jelas Mou.

Meski begitu berharap para fans The Red Devils untuk siap mendukung United dengan segala risiko yang ada. Walaupun cara tersebut cenderung riskan, Mou menilai kemenangan tidak akan diraih tanpa adanya risiko yang tinggi pula.

“Mental yang ingin saya bangun dan yang saya pikir fans United harapkan adalah mental berjuang untuk hasil akhir yang baik dan tidak masalah untuk berisiko,” tutup Mou.

Asal-usul Fergie Time

Istilah fergie time adalah istilah yang lekat dengan aksi United di bawah Sir Alex Ferguson untuk merubah hasil pertandingan di menit-menit akhir. Tentu satu aksi yang melekat di hati pendukung United adalah Final Champions League musim 1998/1999. Di mana United berhasil mengalahkan Bayern Munich 2-1, melalui sepakan Ole Gunnar Solksjaer dan Teddy Sheringham di injury time.

Tapi sebenarnya istilah ini berawal 5 tahun sebelum aksi Solksjaer dan Sheringham di final Champion League. Yaitu tahun 1993 kala Steve Bruce mencetak gol kemenangan atas Sheffield Wednesday dan membawa United meraih titel Liga Primer musim itu. Dengan kemenangan tersebut United mengakhiri puasa gelar selama 26 tahun.

Dalam pertandingan tersebut, wasit John Hilditch memberikan waktu tambahan sebanyak 7 menit 16 detik usai 90 menit berakhir. Setelah itu, United dianggap sebagai tim yang “disayang” wasit. Terhitung dari tahun 1992-2013, United mencetak 81 gol di menit ke 90 atau lewat.

Graham Poll, eks wasit Liga Primer Inggris memberikan tanggapannya terhadap tuduhan bahwa wasit memberikan waktu lebih bagi United. Menurut dia tekanan yang diberikan dalam pertandingan di Old Trafford, Emirates, atau Stamford Bridge dapat mempengaruhi wasit secara tidak sadar.

“Kita mungkin berpikir itu cuma mitos belaka, atau karena cemburu dengan tim lain yang lebih sukses. Saya pikir mudah bagi kita untuk mengatakan itu omong kosong. Tapi ketika kamu menganalisa dan berpikir secara psikologis, tekanan-tekanan stadion akan berpengaruh secara tidak disadari,” jelas Poll.

Di sisi lain, dalam wawancara dengan The Sun dalam laga terakhirnya sebagai manajer United, Sir Alex Ferguson mengakui bahwa fergie time akan berhasil jika dirinya memberikan tekanan kepada wasit untuk memberikan timnya waktu tambahan.

“Wasit keempat (The Fourth Official) menunjukkan papan waktu dengan angka 8 menit. Saya bilang, “pikir lagi!”. Itu menjadi salah satu faktor penting, berikan tekanan pada wasit,” kata Sir Alex.

Tampaknya antara Mou dengan Sir Alex tidak ada perbedaan yang terlalu jauh dalam pemberian tekanan kepada wasit. Bahkan kita ingat, Mou sempat diusir dari bangku manajer dan diminta duduk di bangku penonton pada musim ini. Berpengaruh atau tidak tekanan-tekanan tersebut, tetap semangat tim hingga menit-menit akhirlah yang harus dijaga. Mari kita tunggu semangat hingga menit akhir United di laga selanjutnya!

Sumber : Manutd.com dan The Sun