Derby Manchester pada 12 Februari 2011 lalu berlangsung keras sekaligus menarik. Sulit untuk memprediksi siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Si Setan Merah unggul terlebih dahulu lewat gol Nani pada menit ke-41 sebelum David Silva menyamakan kedudukan. Pertandingan semakin sengit. Dapat dikatakan bahwa siapa yang mencetak gol terlebih dahulu, itulah pemenangnya.

Manchester United terus menekan tetangga berisiknya itu. Hingga pada menit ke-78, Nani melepaskan umpan silang dari sisi kiri pertahanan The Citizens. Umpan tersebut terlalu tinggi untuk diteruskan dengan sundulan. Si penerima memang tidak menanduk bola itu, ia melompat sambil membalikan badannya dengan cepat. Kakinya menjulur keatas dan diayunkan seiring datangnya bola. Si kulit bundar pun melesat ke gawang dan membuat Joe Hart mati langkah. Dia adalah si fenomenal, Wayne Mark Rooney!

Pemain yang dapat melakukan salto seperti itu pasti pemain kelas dunia. Karena memang tidak mudah untuk melakukannya, apalagi dalam pertandingan sebesar Derby Manchester. Dan Wayne Rooney memang seorang pemain kelas dunia. Koleksi trofinya mencapai angka 12 termasuk lima trofi liga dan satu trofi Liga Champions.

Pemain yang mengawali kariernya dengan Everton ini adalah topskor bagi timnas Inggris dengan 51 gol dan pemilik caps kedua terbanyak di bawah Peter Shilton. Ia juga pernah mendapat gelar PFA Player of The Year dan FWA Footballer of the Year pada musim 2009/2010 dan tiga kali masuk PFA Team Of The Year. Rooney adalah andalan dan idola publik Manchester merah.

Tapi, masa-masa di mana sang kapten menjadi pemain kunci bagi United sudah di ujung tanduk. Sebenarnya ia menjadi andalan awal musim ini. Rooney selalu tampil dari menit awal di lima pertandingan liga pertama. Namun, akhir-akhir ini ia bukan pilihan utama Jose Mourinho. Setelah kekalahan atas Watford, Rooney tidak menjadi starting eleven di lima pertandingan liga setelahnya.

Rooney memang sudah melewati umur emas pesepakbola. Performanya terus menurun selama beberapa tahun terakhir. Meskipun sebenarnya adalah hal yang wajar jika performa pesepakbola menurun seiring bertambahnya umur, namun performa pemain kelahiran Croxteth ini turun drastis setelah kembali dari cedera lutut April lalu. Ditambah dengan performa The Red Devils yang menurun sejak ditinggal Ferguson, Rooney diharapkan dapat menjadi faktor X bagi United. Tapi sayangnya ia tidak dapat memberi banyak perubahan.

Dulu, kita terbiasa menyaksikan Rooney melepaskan sepakan dari luar kotak penalti lalu berlari kearah tribun sambil merayakan golnya. Tapi sekarang kita lebih sering melihat ia menggosok hidung tanda kekecewaan karena tembakannya tidak membahayakan. Pergerakannya juga makin lama makin melambat. Umpan-umpannya dinilai kurang kreatif dan tidak menciptakan banyak peluang.

Dari segi taktikal, Rooney paling cocok bermain sebagai No 10. Namun, belakangan ini Mourinho lebih memilih Juan Mata. Ia juga dapat dimainkan sebagai sayap, tapi The Special One membutuhkan pemain yang memiliki kecepatan dan kemampuan bertahan yang baik untuk mengisi posisi itu, sesuatu yang tidak dimiliki Rooney. Opsi lain adalah memainkannya sebagai gelandang tapi ia jelas kalah saing dengan Paul Pogba.

Memang tidak mudah bagi pemain dengan tinggi 176 cm ini untuk kembali ke performa terbaiknya dan menjadi sosok andalan publik Old Trafford. Apalagi Mourinho tidak dapat menjamin satu tempat utama dan mempersilahkan ia pergi jika ingin bermain reguler. Ia juga mendapat banyak kritik dari berbagai kalangan termasuk fans United sendiri.

Namun, ia juga masih mendapat dukungan. Salah satu legenda sepakbola Inggris, Paul Merson, mengatakan bahwa Mourinho seharusnya menyingkirkan Zlatan Ibrahimovic dan mengembalikan Rooney. Ia merasa Ibra sudah bukan pemain kelas dunia di usia 35.

“Saya pikir Rooney harus kembali dimainkan. Dia sempat disalahkan sebelum akhirnya dicadangkan dan United tidak mampu memperbaiki performanya semenjak itu. Dia dicadangkan untuk kesalahan yang tidak terlalu banyak,” ujar Merson.

Gareth Southgate, manajer interim timnas Inggris juga mendukung Rooney dan ingin mempertahankan Rooney di skuat The Three Lions. “Dia adalah kapten timnas Inggris dan meskipun ia tidak menjadi starter melawan Slovenia, bagi saya dia adalah sosok yang sangat berpengaruh dan itu tidak akan berubah,” ujar Southgate.

Semuanya tergantung kepada Rooney sendiri. Apakah ia akan bertahan hingga kontraknya habis 2019 nanti di Manchester atau mencari klub lain yang bersedia menampung dan memberikan baanyak kesempatan bermain.

Berbagai spekulasi pun mucul. Jika memutuskan untuk hengkang, ia diprediksi akan mengikuti tren para pendahulunya di timnas Inggris seperti David Beckham, Frank Lampard, dan Steven Gerrard, untuk pindah ke Amerika. Major League Soccer (MLS) dapat menjadi pilihan jika ia masih ingin benar-benar bermain sepakbola. Pilihan lain adalah Tiongkok. Negeri Tirai Bambu dapat dipertimbangkan karena klub-klub kaya di sana memungkinkan untuk mengaji pemain keturunan Irandia ini paling tidak setara dengan gajinya sekarang sebesar 250 ribu paun.

Ia juga masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan tempat di skuat utama asal suporter Everton dan Celtic ini bisa memperbaiki performanya dan meyakinkan Mourinho bahwa ia masih seorang pemain kelas dunia. Umur 31 tahun sebenarnya belum terlalu tua untuk menjadi andalan tim.

Namun sepertinya Rooney akan tetap di Old Trafford setidaknya hingga ia mencetak tiga gol lagi; tiga gol yang akan membuat ia menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Manchester United dan memecahkan rekor 249 gol yang dipegang oleh Sir Bobby Charlton. Meskipun Rooney memiliki banyak tantangan antara kondisinya sekarang dan rekor Bobby Chartlon, tapi itu akan menjadi akhir karir yang manis.