Manchester City memang belum terlalu diperhitungkan pada musim 2009/2010. Namun, tetap saja, yang namanya derby tetaplah menghadirkan emosi.

Pada Minggu siang, 24 September 2009, sebanyak lebih dari 75 ribu pasang mata memenuhi stadion Old Trafford. Pertandingan menghadapi Manchester  City menjadi sesuatu yang dinanti. Kondisi ini diperpanas dengan hijrahnya Carlos Tevez, yang pernah bermain untuk United, pada musim tersebut.

City memang tidak diperhitungkan. Pada musim 2008/2009, The Citizens hanya duduk di peringkat ke-10. Pada dua derby di musim itu, City selalu kalah masing-masing 0-1 dan 0-2. Namun, ada hal berbeda dalam pengelolaan tim di mana City baru saja diakuisisi saudagar kaya Timur Tengah.

Dengan uang yang melimpah, City pun mendatangkan sejumlah nama seperti Gareth Barry, Roque Santa Cruz, Emmanuel Adebayor, Kolo Toure, sampai Joleon Lescott.

Pada pertandingan pra-musim, City sempat mengalahkan Barcelona 1-0 di ajang Joan Gamper Trophy. Lalu, di empat pertandingan awal sebelum menghadapi United, City menyapu bersih semua angka. Di pertandingan terakhir, mereka bahkan menang 4-2 atas Arsenal.

Hal ini membuat derby pada 2009 tersebut begitu diantisipasi oleh para penggemar. Sebagai juara bertahan Premier League, United punya beban yang besar. Apalagi, Cristiano Ronaldo hijrah ke Real Madrid pada musim tersebut. Si Bos, Sir Alex Ferguson, pun menyerahkan ketajaman kesebelasannya kepada duet Wayne Rooney dan Dimitar Berbatov.

Jalannya Pertandingan

Sejumlah pemain cedera menghinggapi skuat United kala itu. Kiper Edwin van der Sar menderita cedera jari. Posisinya digantikan Ben Foster. Selain itu, Gabriel Obertan, Rafael, dan Owen Hargreaves, pun tak bisa tampil karena alasan yang sama. Sementara itu, Rio Ferdinand yang diragukan tampil ternyata sudah pulih jelang pertandingan.

Lini tengah United dihuni duo Darren Fletcher dan Anderson. Paul Scholes sendiri tak bisa tampil karena akumulasi. Di kedua sisi, Park Ji-Sung dan Ryan Giggs tampil sejak menit pertama.

Tak lama setelah wasit Martin Atkinson membunyikan peluit, United sudah mendulang gol. Aktornya adalah Wayne Rooney yang mencetak gol pada menit kedua.

Keunggulan United pupus pada menit ke-16 setelah Gareth Barry mencetak gol. Babak kedua baru berjalan empat menit, sundulan Darren Fletcher membuat United unggul 2-1. Namun, tak lebih dari tiga menit, Craig Bellamy kembali menyamakan angka.

Fletcher kembali mencetak gol untuk keunggulan United 3-2, lagi-lagi lewat sundulan. Saat pertandingan hampir usai, Bellami kembali menyamakan skor.

Semua menyangka kalau pertandingan akan berakhir dengan skor 3-3. Lalu, Michael Owen hadir sebagai pembeda dan mencetak gol kemenangan. MU pun unggul 4-3.

Tetangga yang Berisik

foto: telegraph.co.uk
foto: telegraph.co.uk

Salah satu yang membuat persaingan United dengan City kian meruncing tak lain karena Sir Alex Ferguson. Dalam beberapa komentar, terdengar kalau Sir Alex punya rasa tak suka yang luar biasa pada City.

Pada awal musim tersebut, Sir Alex pernah berkata seperti ini: “Mereka adalah kesebelasan kecil dengan mentalitas yang kerdil.”

United memang menang 4-3 tapi Fergie tetap tak suka. Ia bilang begini, “Kesalahan mungkin membuatnya sebagai derby terbaik sepanjang masa. Apa yang ingin Anda raih, kemenangan 6-0 atau derby terbaik sepanjang masa? Aku lebih memilih menang 6-0.”

Hampir ditahan imbang membuat Ferguson pun memuji Michael Owen yang mencetak gol kemenangan. Ia menjabarkan gol Owen sebagai gol kelas dunia.

Owen hanya sekali bermain dari empat penampilan United di Premier League. Namun, mantan penyerang Liverpool tersebut telah mencetak dua gol.

“Dia adalah pemain terbaik untuk ada di area kotak penalti. Tidak ada orang yang lebih baik darinya saat mendapatkan peluang. Penempatan posisinya, sentuhan pertamanya, dan penyelesaian akhirnya amatlah luar biasa. Kelas dunia,” ucap Fergie.

Ketidaksukaan Fergie sebenarnya terjadi setelah terjadinya perang urat syaraf antara dirinya dengan pelatih Manchester City saat itu, Mark hughes.

“Terkadang Anda punya tetangga yang berisik. Anda tak bisa melakukan apapun soal itu. Mereka akan selalu berisik,” ungkap Fergie. “Anda hanya mesti siap dalam hidup Anda, menyalakan televisi dan menaikkan volumenya lebih kencang. Hari ini, para pemain menunjukkan performa mereka. Itu adalah jawaban terbaik dari semuanya.”

United Melemah

foto: bbc.co.uk
foto: bbc.co.uk

Wajar rasanya kalau Fergie begitu berang pada Hughes. Soalnya, dua hari sebelum pertandingan, pelatih Stoke City itu merasa kalau United sudah mulai melemah seiring dengan perginya Cristiano Ronaldo dan tentu saja, Carlos Tevez yang telah berbaju biru langit.

“Mereka telah kehilangan dua pemain penting. Anda tak mampu untuk mengganti pemain dengan standar seperti itu dan menggantinya. Dan aku pikir mereka pun tak punya,” ucap Hughes.

Di sisi lain, Fergie menganggap kalau pemain terbaik City adalah Emmanuel Adebayor, bukan Tevez. Sementara Adebayor sedang tak bisa bermain. “Aku tak peduli apakah Tevez bermain atau tidak. Pemain terbaik City tak akan bermain,” ungkap Sir Alex.

Apa yang diungkapkan Fergie memang wajar mengingat Tevez belum mencetak gol di liga, sementara Adebayor selalu mencetak gol sejak ia didatangkan pada awal musim senilai 25 juta paun dari Arsenal.

Fergie pun menyebut kalau City berperilaku arogan dan congkak karena memajang wajah Tevez dan bertuliskan “Selamat datang di Manchester” yang ditempatkan di pusat perbelanjaan. Ia pun menolak kalau suatu saat United akan menjadi underdog di Manchester Derby. “Tidak akan pernah dalam hidupku!” jelas Fergie.

Menanggapi itu, Hughes justru merasa kalau ucapan Fergie sebagai pujian karena dalam beberapa tahun terakhir City memang terkesan tidak diperhatikan.

“Aku telah menyaksikan sejumlah pertandingan mereka musim ini dan aku tidak berpikir kalau mereka main sebagus musim lalu. Mereka memang menang atas Tottenham. Itu adalah penampilan terbaik mereka saat ini. Namun, kalau dibandingkan itu standar mereka masih di bawah,” kata Hughes.

Berakhir dengan Kejengkelan

City pada akhirnya kalah 3-4. Tentu ada ekses dari kekalahan tersebut yang jawabannya adalah kejengkelan!

Hughes meminta penjelasan dari wasit mengapa injury time berlangsung hingga enam menit yang membuat Owen mencetak gol pada menit ke-96. Terlebih asisten wasit hanya memberikan waktu empat menit injury time.

“Kami butuh penjelasan karena aku tak tahu mengapa wasit memberikan jumlah sebesar itu. Kami hanya merasa sedikit dirugikan dengan waktu tersebut,” ucap Hughes.

Hughes diberi penjelasan oleh sang asisten wasit, Alan Wiley. Namun, penjelasan tersebut tak membuatnya nyaman. Ia mengatakan bahwa wasit menambahkan satu menit tambahan karena perayaan gol City pada menit ke-90. Namun, Alan telah memberikan waktu empat menit sehingga tambahan waktu tidak terlihat.

Hughes pun berteori kalau dari saat City mencetak gol sampai kembali melakukan kick off, adalah sekitar 45 detik. “Jelas, wasit telah memberikan terlalu banyak waktu dan pertandingan berkahir pada 97 menit. Aku butuh penjelasan kenapa begitu banyak waktu ditambahkan,” ucap Hughes.

Tambahan waktu tersebut agaknya dianggap Hughes sebagai keuntungan bagi United. Ia pun bercerita kalau ia pernah bermain di kesebelasan yang jarang diuntungkan, dan ia pun merasakan itu di City.

Berdasarkan BBC Match of The Day, Martin Atkinson mestinya membunyikan peluit sedetik sebelum gol yang dicetak Owen. Sehingga pertandingan mestinya dihentikan pada 95 menit, 26 detik, sementara gol Owen terjadi pada 95 menit, 27 detik.

Terlepas dari segala kontroversi itu, agaknya City memang selalu menjadi tetangga yang berisik tanpa pernah tahu mereka meributkan apa. Hughes harusnya menanyai para pemainnya mengapa melakukan perayaan gol yang kelewat berlebihan, bukannya menanyai wasit.

Adakah yang setuju?