Foto: Daily Express

Meski sudah lewat dua hari, namun hasil imbang 1-1 Manchester United melawan Everton pekan lalu masih menarik untuk dibahas. Topik utama sudah pasti perihal sah atau tidaknya gol Dominic Calvert-Lewin yang dianulir oleh VAR pada menit terakhir. Gol yang seharusnya menjadi pemasti tiga poin tuan rumah sirna karena Sigurdsson dianggap offside.

Topik lainnya adalah kesalahan yang dibuat oleh David de Gea. Ketika kedua kesebelasan masih meraba kelemahan masing-masing lawannya, penjaga gawang Spanyol ini justru membuat kesalahan yang membuat Everton unggul terlebih dahulu melalui Dominic Calvert-Lewin.

Tidak sedikit yang marah dan menganggap kalau De Gea adalah biang keladi dari kegagalan United meraih tiga poin. Kalau tidak ada kesalahan itu, United mungkin pulang dengan skor 1-0 dan Bruno Fernandes akan menjadi pahlawan dan De Gea akan kembali pulang dengan status nirbobol.

Tapi sepakbola jelas tidak sesederhana itu. Tidak ada jaminan juga United tidak akan kebobolan jika kesalahan itu tidak terjadi atau bahkan meraih kemenangan. Bisa juga mereka kalah dan tidak membawa pulang poin. Lagipula, United punya 87 menit plus tiga menit tambahan waktu setelah gol tersebut untuk membalas. Namun, mereka hanya membalas satu gol melalui Bruno yang membuat skor akhir sama 1-1.

Menurut Ole, babak kedua timnya bermain tidak sebagus babak pertama. Masalah ini yang sebaiknya patut menjadi perhatian suporter United ketimbang menyalahkan De Gea sebagai biang keladi kegagalan Setan Merah membawa pulang tiga poin.

Pembelaan Ole Gunnar Solskjaer

Akibat blunder yang ia buat, David de Gea kini sudah membuat tujuh kesalahan yang membuat dirinya menjadi penjaga gawang yang paling sering membuat kesalahan berujung gol sejak musim 2018/2019. Namanya sejajar dengan Martin Dubravka (Newcastle United) dan Bern Leno (Arsenal). Sebuah pencapaian yang ironis mengingat pada musim 2017/2018, ia adalah pemenang penghargaan kiper terbaik Premier League.

Hal ini membuat namanya kembali diragukan untuk tetap dipertahankan sebagai kiper utama musim depan. Bisa saja ia kepikiran mengenai statusnya mengingat ada berita kalau United siap menjual De Gea. Selain itu, entah kebetulan atau tidak, Sheffield United mengunggah foto kiper utama mereka yaitu Dean Henderson selepas De Gea kebobolan oleh kesalahannya sendiri. Pemilik sembilan clean sheet Premier League musim ini memang berambisi untuk menjadi penjaga gawang utama Setan Merah musim depan menggantikan De Gea.

Manajer United, Ole Gunnar Solskjaer, tak menyalahkan De Gea atas kesalahannya tersebut. Sang penjaga gawang memang melakukan kesalahan, namun De Gea sudah membayar kesalahannya tersebut dengan sukses membuat beberapa penyelamatan gemilang yang membuat United tidak kebobolan lagi.

“Blunder adalah sesuatu yang kerap terjadi di sepakbola jika Anda terlalu lama menguasai bola. Namun De Gea melakukan beberapa penyelamatan luar biasa, penyelamatan yang hebat. Dia menebus kesalahan yang sudah ia buat pada babak pertama. Untuk gol yang dianulir, dia menyebut kalau dia terganggu kehadiran Sigurdsson,” kata Ole.

Ini adalah kesekian kalinya Ole membela De Gea. Masih ingat kesalahan yang ia lakukan pada laga melawan Watford. Saat itu, ia gagal menangkap bola lemah sepakan Ismaila Sarr. Respons setelah kejadian itu juga sama kerasnya dengan saat ini. De Gea dianggap tidak lagi layak menjadi kiper United dan alangkah baiknya posisi itu diberikan kepada Dean Henderson musim depan. Namun, Ole justru berkata kalau kesalahannya saat itu hanya kesalahan kecil dan tidak perlu dibesar-besarkan.

Menarik memang apa yang diucapkan oleh Ole. Pernyataan yang terkesan memaklumi kalau dalam sepakbola kerap ada kesalahan yang terjadi bahkan oleh penjaga gawang sekalipun. Padahal, kesalahan yang dilakukan kiper bisa berpengaruh terhadap hasil akhir timnya.

Namun, ucapan Ole memang tidak salah. Sepakbola memang rentan dengan kesalahan karena yang bermain adalah manusia biasa. Saya beberapa kali menyebut kalau penjaga gawang sehebat Iker Casillas, Gianluigi Buffon, bahkan Manuel Neuer sekalipun pernah membuat kesalahan ketika bermain.

Ole seperti ingin mengingatkan kepada kita kalau kesalahan yang ia lakukan ini tidak sebanyak dengan penyelamatan yang kerap ia lakukan. De Gea adalah penggawa United paling senior yang berada di dalam tim. Sudah sembilan musim ia di bawah mistar dan berkali-kali juga ia jatuh bangun berusaha untuk membuat gawang United aman.

Pada laga melawan Everton kemarin, ada tiga penyelamatan hebat yang ia lakukan. Bahkan, De Gea sudah membuat empat clean sheet dari enam pertandingan terakhir di semua kompetisi. Sayang, orang-orang bahkan beberapa penggemar United sendiri lebih memilih untuk membahas kesalahannya tersebut. Disinilah peran Ole sebagai manajer yang ingin mengajak pendukung United untuk melihat tiga penyelamatannya tersebut alih-alih hanya fokus pada satu kesalahannya saja.

Hardikan Roy Keane

Namun, tidak semua mau menerima kesalahan yang dilakukan oleh David de Gea. Roy Keane misalnya. Melihat kesalahan tersebut, ia berujar ingin membunuh atau menggantung sang penjaga gawang. Kalimatnya mungkin tidak mengandung arti yang sebenarnya, namun tetap menimbulkan pro dan kontra karena dianggap terlalu berlebihan.

“Dia sudah gila. Apa dia terlalu pintar? Untuk apa dia berlama-lama dengan bola? Saya akan membunuhnya. United lagi berusaha masuk empat besar, tapi dia melakukan hal segila itu. Dia kiper berpengalaman. Kalau saya manajer United, saya akan gantung habis De Gea pada babak pertama,” kata Roy.

Mark Bosnich sendiri menyebut kalau Keane terlalu arogan dengan bilang mau membunuh atau menggantung De Gea. Mantan kiper Australia ini setuju kalau De Gea membuat kesalahan, tapi ucapan Keane sangat keterlaluan karena dia tidak kenal De Gea seutuhnya.

“Dalam hal menjadi penjaga gawang, batas antara sombong dan percaya diri sangat tipis. Kesalahan yang buruk, tapi dia kembali tampil baik. Saya senang dengan apa yang dilakukan Ole. Ia mendukung pemainnya di depan umum,” kata Bosnich.

Lain lagi dengan Peter Schmeichel. Ayah dari Kasper Schmeichel ini menyebut kalau De Gea hanya kurang konsentrasi dan merasa memiliki banyak waktu disaat bola seharusnya sudah bisa diberikan kepada Harry Maguire, Victor Lindelof, atau Nemanja Matic.

***

Ada istilah yang terkenal di dunia sepakbola berbunyi: “Seorang striker akan dikenang melalui gol-golnya, namun penjaga gawang akan dikenang karena kesalahannya.” Sebuah istilah yang menandakan kalau posisi penjaga gawang harus diisi oleh orang-orang yang hebat. Orang-orang yang berani untuk bertanggung jawab melindungi gawang timnya dari ancaman. Hal ini yang membuat kiper kerap menjadi sorotan saat ia melakukan kesalahan. Namun kembali lagi, sepakbola adalah permainan antara manusia melawan manusia dan manusia kerap melakukan kesalahan.

Tambahan: Jika melihat gambar di bawah, De Gea bisa memberikan umpan kepada salah satu diantara Harry Maguire, Victor Lindelof, dan Nemanja Matic (di tengah). Namun yang membuat De Gea ragu adalah posisi dua rekan setimnya tersebut yang siap dipressing oleh pemain Everton. Harry siap di-press oleh Calvert-Lewin dan Lindelof sudah dinanti Richarlison sehingga ruang dirasa sangat sempit dan satu-satunya cara adalah menendang bola jauh-jauh. Masalah De Gea dalam kesalahannya ini lebih ke soal timing dan fokus.