Awal Januari 2014, David Moyes mendapatkan tekanan yang sangat luar biasa ketika menangani Manchester United. Dalam satu mingu sejak pergantian tahun, United kalah tiga kali beruntun dengan skor identik 1-2 dalam tiga ajang yang berbeda. Saat itu, Setan Merah kalah 1-2 di kandang oleh Spurs di Premier League (1/1), kembali kalah di OT oleh Swansea di Piala FA (5/1) sebelum ditutup dengan kekalahan lawan Sunderland di semifinal Piala Liga (7/1).

Moyes ditekan oleh fans untuk mundur. Tagar #MoyesOut terus hadir selama pertandingan tersebut berjalan. Ia dianggap telah melakukan beberapa kesalahan dalam pertandingan tersebut yang membuat para penggemar yang hadir menjadi berang.

Salah satu strategi yang menjadi pertanyaan para fans United saat itu adalah keputusan Moyes yang selalu memakai Rio Ferdinand dan Nemanja Vidic sebagai bek tengah. Keduanya memang pemain besar di United. Namun, saat itu usia keduanya jika dijumlahkan adalah 67 tahun (Rio 35 tahun, dan Nemanja 32 tahun).

Keduanya dianggap sudah melambat. Konsentrasi mereka sudah mulai kabur. Moyes saat itu juga dipusingkan dengan Jonny Evans dan Chris Smalling yang masih inkonsisten pasca cedera. Hal ini membuat eks Everton ini kemudian mencari pemain baru di bulan Januari.

Italia menjadi destinasi Moyes untuk mencari pemain, dan kandang Cagliari yaitu Sant Ellia menjadi pilihan. Saat itu ada pertandingan yang mempertemukan tuan rumah dengan raksasa Italia, Juventus. Kebetulan, United disebut-sebut tertarik dengan tiga nama yaitu Arturo Vidal, Claudio Marchisio, dan Davide Astori.

Dua nama awal disebut-sulit terealisasi mengigat performa United yang angina-anginan saat itu bisa menjadi penggajal kedatangan keduanya. Namun, tidak dengan Astori. Pemain ini pernah mengeluarkan ketertarikan untuk memperkuat United.

Cagliari kalah dengan skor telak 1-4. Laga itu disebut-sebut karena pertahanan mereka yang tampil buruk. Akan tetapi, tidak dengan Astori. Ia yang ketika itu masih berusia 27 tahun membuat 12 sapuan, tiga kali memenangi duel udara, dan menyelesaikan 33 dari 41 umpannya dengan akurat.

Astori adalah salah satu dari tiga pemain terbaik Cagliari saat itu selain Radja Nainggolan dan Daniele Conti. Namanya meroket setelah ia tampil apik bersama Italia ketika meraih juara tiga di Piala Konfederasi. Tawaran United yang sangat serius kepada Astori membuat Digeo Lopez, pelatih mereka saat itu menjadi khawatir.

“Astori saat ini masih menjadi pemain kami. Saya berharap bulan Januari segera berakhir,” ujarnya saat itu penuh kekhawatiran. Si pemain sendiri juga mengeluarkan sedikit kode ketika ditanya mengenai ketertarikan United. Saat itu Astori menjawab, “Mari kita menunggu saja ke depannya seperti apa. Anda tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi.”

Satu hal yang membuat Cagliari bisa kehilangan Astori saat itu adalah banderol nya yang hanya berkisar 8 juta paun. Ia salah satu pemain berkualitas dengan harga yang sangat miring. Tidak hanya United, Astori juga didekati oleh Leeds United, Everton, dan Tottenham Hotspur.

Akan tetapi hingga Januari berakhir, kedatangan Astori tidak terealisasi. Tidak jelas apa yang membuat Astori batal membela United. Moyes sendiri akhirnya merekrut Juan Mata dengan banderol empat kali lipat harga Astori. Si pemain sendiri akhirnya hijrah ke AS Roma sebelum memperkuat Fiorentina sejak 2015 silam.

*

1.510 hari setelah ketertarikan United tersebut, Astori ditemukan meninggal dunia di kamar hotel tempat Fiorentina menginap beberapa jam jelang pertandingan melawan Udinese. Serangan jantung disebut menjadi penyebab meninggalnya Astori yang saat itu sedang tertidur. Meninggalnya Astori membuat semua partai Serie A dan Serie B yang berlangsung Minggu kemarin ditunda.

Selamat Jalan Davide Astori (7 Januari 1987 – 4 Maret 2018)!