Selama memperkuat Manchester United sejak musim 2014/2015, Daley Blind total telah bermain 141 kali dan mencetak enam gol. Tidak hanya itu, ia juga meraih empat gelar bersama Setan Merah dengan masing-masing satu Piala FA, Community Shield, Piala Liga dan Europa League. Blind pun terlibat dalam semua gelar yang diraih United tersebut.

Meski begitu, Blind mengakui kalau trofi Europa League adalah gelar yang paling spesial semasa membela United. Selain faktor lawan yang dihadapi adalah mantan klubnya yaitu Ajax Amsterdam, trofi Europa League juga menjadi penyelamat dari Manchester United yang harus fini pada posisi keenam di liga primer Inggris.

Dilansir dari situs resmi United, Blind mengatakan, “Ada cerita spesial di balik tiga trofi yang saya menangi musim 2016/17. Gelar Europa League melawan Ajax adalah sesuatu yang tidak akan bisa saya lupakan,”

“Memenangi Liga Europa akan membawa kita kembali ke Liga Champions dan tentu saja itu menjadi target yang harus anda tempatkan di kepala anda. Memenangi Liga Europa saat itu merupakan target utama,” tuturnya menambahkan.

Blind menceritakan bagaimana hari-hari menjelang final adalah hari terpanjang yang pernah ia alami. Namun, ia mencoba untuk menghilangkan ketegangan tersebut dengan fokus dan menjalani rutinitas seperti biasanya. Beruntung rasa tegang Blind tidak berpengaruh terhadap penampilan United di Friends Arena saat itu.

“Hari final adalah hari istimewa. Tetapi ketika laga dimainkan pada malam hari maka hari akan terasa sangat panjang. Bagi saya, saya memilih untuk berada dalam momen yang saya buat sendiri yaitu fokus tentang apa yang akan terjadi. Semua saya visualisasikan di kepala saya berulang-ulang. Dengan cara itu, saya telah mempersiapkan diri sebaik mungkin.”

“Pada hari pertandingan, Anda bangun lalu sarapan, dan cobalah untuk bersantai dan kembali beristirahat pada siang hari. Tetapi jujur saja, saya tidak bisa merasakan ketenangan seperti itu. Biasanya saya tidak pernah tegang, namun karena lawan yang dihadapi adalah Ajax maka saya merasakan hal tersebut. Anda kemudian pergi ke bus tim dan melihat para penggemar telah menunggu di luar dan Anda melihat kalau mereka sudah siap mendukung kami. Begitu pertandingan sudah dimulai, saraf yang tegang tersebut kemudian hilang dan anda mulai menikmati laga.”

Di Stockholm, Blind dipasangkan bersama Chris Smalling sebagai bek tengah dalam formasi 4-1-4-1 United. Ia bermain apik dan berhasil menjaga gawang Sergio Romero dari kebobolan. Kompaknya pertahanan United saat itu membuat Kasper Dolberg, top skor mereka di Europa League, tidak bisa melepaskan satupun tembakan tepat sasaran. United pun keluar sebagai juara dengan skor akhir 2-0 melalui gol Paul Pogba dan Henrikh Mkhitaryan.

“Kami memainkan pertandingan yang hebat dan kami pantas menang. Gol yang datang mungkin berbau keberuntungan tetapi kami terus menekan mereka sepanjang pertandingan. Taktik kami berjalan baik, kami memainkan bola panjang dengan Fellaini sebagai kekuatan kami. Kami bermain kompak dan pantas menjadi juara. Saya pikir permainan kami adalah gambaran dari betapa berbedanya liga Belanda dan liga Inggris yaitu kekuatan dan fisik.”

“Laga melawan Ajax begitu emosional bagi saya. Setelah pertandingan, saya berbicara dengan mereka dan bertukar kaus dengan Davy (Klaasen). Bajunya bahkan masih saya gantung di rumah bersebelahan dengan kaus dan medali saya. Mereka membuat malam saya terasa istimewa. Saya bahagia karena tidak banyak pemain yang bisa memenangi piala ini.”

Sayangnya, Blind tidak menjadi pilihan utama Jose Mourinho pada musim berikutnya. Ia hanya bermain 17 kali dan baru dimainkan ketika menghadapi laga-laga menghadapi tim-tim yang levelnya masih di bawah United.

Hingga akhirnya, pada Selasa, 17 Juli 2018 Manchester United resmi menjual kembali Blind ke Ajax Amsterdam.

Dank Je Daley