Manchester united

Sudah lima musim Manchester United gagal menjadi yang terbaik di Premier League. Angka lima tersebut nampaknya akan berlanjut menjadi enam jika melihat penampilan mereka musim ini. Jangankan menjadi juara, bersaing serius sebagai penantang pun mereka tidak bisa. Hal itu membuat banyak sekali para penggemarnya merasa frustrasi.

Semua cara sudah dilakukan. Membeli pemain mahal, mencari pelatih bernama besar, serta investasi lainnya sudah dilakukan namun tetap saja tidak membuahkan hasil selain tiga gelar pada 2017 dan posisi kedua musim lalu. Belum lagi melihat City dan Liverpool yang semakin menggila, para penggemar nampak harus siap-siap kalau kesebelasan favorit mereka kemungkinan besar tidak akan menjadi yang terbaik lagi di kemudian hari.

Tidak hanya para penggemar yang frustrasi, para legenda pun demikian. Mereka yang pernah berjasa membangun Setan Merah turut memberikan komentar. Paul Scholes menjadi pihak yang rajin dalam mengutarakan pendapatnya.

Duduk bersama Andy Mitten, jurnalis sekaligus penulis buku ManUtd Story, Scholes membicarakan apa yang sebenarnya terjadi di kubu United secara detail, seperti yang kami lansir dari situs ESPN.

***

“Saya mengatakan apa yang saya percaya. Saya tidak mengada-ngada dan saya tidak pandai untuk menyembunyikan perasaan saya. Saya akan memberikan pandangan saya, entah itu benar atau salah. Yang jelas, saya saat ini frustrasi, ayah dari seorang anak penggemar United yang selalu mengikuti tim ini menggunakan bus. Saat undian ajang piala, mereka menginginkan laga tandang terjauh sementara para pemain pasti berpikir sebaliknya.”

“Sebagai penggemar dan bocah lokal, saya selalu berada di sekitar pendukung United. Pergi ke Old Trafford adalah sebuah misi besar. Salah satu laga yang saya saksikan pertama kali dengan ayah saya adalah laga melawan Chelsea yang diwarnai kerusuhan di luar lapangan. Ayah saya menarik saya untuk berlari dan sepatu saya hilang saat itu.”

“Setelah tumbuh, saya suka minum sembari menonton pertandingan. Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu, dan Senin kadang-kadang saya menyempatkan diri untuk minum. Itu budaya kelas pekerja dalam menonton sepakbola. Saya terpengaruh teman saya. Tetapi, setelah terpilih masuk skuad Piala Dunia saya harus keluar dari lingkungan itu. Berat badan saya bertambah dan saya kemudian meninggalkan budaya itu serta teman-teman saya.”

“Beruntung saya mendapat teman seperti Gary Neville, Beckham, Butt. Mereka membantu saya menjadi profesional di usia muda. Ada juga Ben Thornley. Dia cepat, berdedikasi, santai. Saya pernah lihat Ben melewati lima orang dan mencetak gol di turnamen Milk Cup. Sayangnya dia mengalami cedera parah.”

“Sekarang, United sudah berubah. Saya benci untuk membandingkan mereka dengan ucapan, ‘kalau zaman dulu kami harus bermain begini, begini, dan begini.’ Skuad saat ini bukannya tidak memiliki kualitas. Saya melihat skuad ini kurang pemain berkelas yang dimiliki tim top lainnya. Pemain penghubung antara lini tengah dan depan. Pemain box to box yang bisa mengontrol laga.”

“Pemain-pemain yang dibutuhkan klub ini adalah pemain seperti De Bruyne, Hazard, atau David Silva. Kami sebenarnya punya Jesse Lingard, tetapi Anda tidak tahu apa posisi terbaiknya. Juan Mata juga punya kualitas itu tetapi manajer kerap memainkannya melebar di sisi kanan dan dia tidak memiliki kaki favoritnya di posisi itu. Saya pernah dimainkan di posisi itu, dan saya sangat membencinya.”

“Sisanya adalah pemain-pemain yang bagus. Martial dan Rashford adalah dua pemain yang sangat berbakat. Mereka perlu mengembangkan kepercayaan diri mereka. Saya takut kalau mereka sukses di klub lain. Saya melihat hal itu dalam diri Martial.”

“Martial bagi saya lebih bagus bermain di kiri, tetapi yang membuatnya sulit dirinya dan Rashford adalah kepercayaan diri mereka. Sekalinya mereka tidak bermain bagus maka Anda akan keluar dalam tiga sampai empat pertandingan. Jika tim tidak bermain dengan baik maka mereka akan kembali dimainkan selama satu jam dan kembali ditinggalkan. Konsistensi mereka membuat saya frustrasi.”

“Begitu juga dengan Alexis Sanchez. Dia punya kualitas tapi kualitas itu bukan sebagai pemain United. Dia pemain yang egois. Saya tidak berpikir kalau Sanchez adalah pemain yang kami butuhkan. United menandatangani Sanchez hanya sebagai upaya agar City tidak membelinya.”

“Saya melihat tim ini diisi pemain yang sulit bermain dengan baik setiap minggunya. Kalaupun mereka bisa mendatangkan Lionel Messi, maka saya yakin dia juga tidak akan bisa bermain dengan baik di klub ini.”

“Berbicara soal manajer, saya tidak suka saat dia memuji pencari bakat West Ham yang menemukan Issa Diop. Itu adalah penghinaan kepada pencari bakatnya sendiri. Jika Anda pencari bakat di United, bagaimana Anda tahu jenis pemain apa yang harus dicari saat tim kerap diubah setiap minggnya?”

“Mourinho masih menjadi manajer hebat. Tetapi Anda bertanya-tanya mengapa mereka masih mempertahankannya. Orang-orang bicara soal 10 pertandingan musim ini yang sebenarnya sama saja dengan musim lalu. Bedanya, musim lalu kami dibantu David de Gea. Dan sekarang, De Gea tidak sebagus musim lalu.”

“Hal ini diperparah dengan lini beakang. Empat posisi belakang berubah setiap minggu dan itu sebenarnya dapat dimaklumi karena setiap mereka dimainkan, mereka selalu membuat kesalahan. Hanya Chris Smalling yang statusnya saat ini adalah bek terbaik di klub, yang paling sulit dilewati, meski dia sebenarnya bisa lebih baik lagi.”

“Bailly? Cedera membuatnya keluar masuk tim utama. Anda butuh empat pemain yang solid. Dulu ada Ferdinand-Vidic, Stam-Johnsen, Bruce-Pallister. Mereka bermain bersama setiap waktu dan mereka bertahan lama. Sekarang hal itu tidak terjadi dengan tim ini.”

“Beruntung mereka memiliki Luke Shaw. Saya menyukainya. Sikapnya luar biasa dan dia sekarang bermain setiap minggu sebagai pemain utama. Dia belum menjadi pemain luar biasa, tapi saat ini dia adalah yang paling luar biasa dibanding teman-temannya.”