Legenda hidup Manchester United, Ryan Giggs, akhirnya buka suara soal kepergiannya dari klub yang ia bela selama 29 tahun tersebut. Kepergian yang dimaksud dalam tulisan kali ini bukan saat menjadi pemain, melainkan dari kursi kepelatihan.

Seperti kita tahu, usai gantung sepatu pada tahun 2014 lalu, Giggs mendapatkan peran untuk membantu transisi dari David Moyes kepada Louis van Gaal. Namun, setahun berselang, saat Jose Mourinho mengambil alih nahkoda United, nama Giggs tidak masuk ke dalam tim kepelatihan Manchester United, baik sebagai asisten di tim utama ataupun di tim kepelatihan akademi United.

Pemain berjuluk The Welsh Wizard tersebut menyatakan bahwa kepergiannya tersebut bukan keinginan dari dirinya sendiri. Melainkan karena tidak adanya tawaran dari Mourinho untuk menggunakan jasanya di United.

Sebelumnya beredar kabar bahwa sebenarnya Mourinho masih menginginkan keberadaan pria berusia 43 tahun tersebut di United. Namun ucapan Giggs kali ini seolah meluruskan semua rumor tersebut.

“Tidak ada tawaran sama sekali dari Jose Mourinho. Tak ada. Jadi ini pilihan saya sendiri untuk pergi. Setelah Louis (Van Gaal) pergi, saya memutuskan untuk pergi juga.”

“Saya telah menjalankan dua tahun dan saya mau melanjutkan satu tahun lagi di bawah Louis. Tapi itu tak terjadi. Memang sudah ada dalam rencana saya berada selama tiga tahun di United dan melihat apa yang terjadi setelahnya.”

“Sayangnya, rencana itu harus terhenti. Itu bisa saja terjadi, inilah sepakbola. Tapi saya tidak merasa bahwa bisa bertahan di klub, di luar kapasitas sebagai manajer,” tutur Giggs.

Kemudian, Giggs mengatakan bahwa dirinya terbuka untuk sebuah posisi kepelatihan maupun manajemen, ketika Mou mengambil alih. Namun seperti dikatakan sebelumnya, tawaran tersebut tak pernah datang untuknya.

Tawaran dari Swansea Hingga Sunderland

Tentu kita masih ingat bahwa David Moyes didepak saat musim Liga Inggris masih menyisakan beberapa pertandingan. Sehingga saat itu Giggs sempat mencicipi rasanya menjadi manajer United. Hasilnya pun tak begitu buruk, mungkin ini yang dilihat oleh beberapa klub Premier League lainnya pada akhir tahun 2016.

Dilansir dari Manchester Evening News, sebenarnya Giggs mendapatkan tawaran dari Swansea City, Middlesbrough, dan Sunderland. Namun mungkin semesta membuka jalan bagi Giggs untuk kembali di kursi kepelatihan maupun manajemen.

“Saya cukup bahagia dengan hidup saya saat ini. Saya selalu mengatakan bahwa saya akan kembali ke dunia kepelatihan, tapi tidak buru-buru juga. Lagipula saya tidak sampai putus asa untuk keinginan itu.”

“Jika pekerjaan yang tepat datang, tentu saya terbuka untuk itu. Tapi saat ini saya punya pekerjaan yang lain. Saya menjadi pengamat teknik di UEFA, kemudian di TV, saya masih menonton banyak pertandingan dan terlibat dalam dunia sepakbola. Lagipula saat ini saya bisa melihat anak saya bermain bola, yang dulunya saya tak pernah bisa. Jadi saat ini keseimbangan dalam hidup saya sedang baik-baiknya,” kata Giggs.

Namun, Giggs mengatakan bahwa meski menikmati kehidupannya, ia tetap merasa bahwa jika suatu saat tawaran tersebut datang dirinya sudah siap.

“Saya merasa saya punya segala yang diperlukan untuk menjadi pelatih dan manajer yang baik,” terang Giggs.

Kemudian Giggs juga menuturkan usai mendapatkan tawaran dari Swansea, dirinya hingga kini tak mendapatkan tawaran-tawaran lagi. Menurutnya citra dirinya sebagai pemain sepakbola menutupi pencapaiannya sebagai pelatih sepakbola.

“Saya berbicara dengan Swansea, tapi tak berjalan dengan baik. Karena saya mengatakan bahwa saya ingin terjun ke dunia pelatih dan manajemen yang saya punya koneksi terhadapnya.”

“Saya tidak berharap bahwa saya akan mendapatkan pekerjaan begitu saja. Mungkin para pemilik klub hanya melihat saya sebagai pemain sepakbola dibandingkan apa yang telah saya capai sebagai pelatih,” kata pemain yang telah mencatatkan lebih dari 600 pertandingan untuk United.

Giggs berharap bahwa pencapaian dirinya sebagai pelatih dapat dilihat oleh dunia. Seperti salah satunya adalah lisensi kepelatihan yang ia dapat semasa masih bermain.

“Saya mendapatkan lisensi A (kepelatihan) saat saya masih bermain. Saya satu-satunya orang yang dapat lisensi tersebut saat masih bermain.”

“Kemudian saya merasa telah menjalani 2 tahun yang sukses di bawah Van Gaal. Mendapat edukasi yang luar biasa sebagai asisten manajer di United. Bisa memanajeri klub selama 4 pertandingan adalah pengalaman yang tak ternilai.”

“Jadi saya telah menjalankan pendidikan saya dengan baik, tinggal tingkat yang sebenarnya. Lagipula saya yakin dapat memberikan sesuatu untuk United, setelah 20 tahun lebih berada di sini dan pengalaman sebagai pelatih di tingkat atas United,” tutup Giggs.

Curhat panjang tersebut seakan ingin mengatakan bahwa dirinya agak kesal tak mendapat peran di tim kepelatihan United saat ini. Namun tentunya untuk menjaga sikap, apalagi kepada tim yang membesarkan namanya, Giggs mengakhiri dengan mengatakan bahwa saat ini dirinya masih nyaman dengan kehidupan yang miliki.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber : Manchester Evening News