Manchester United pernah berada dalam satu musim yang penuh gejolak ketika musim 2013/2014. Pensiunnya Fergie, yang digantikan oleh David Moyes, justru membawa penurunan bagi United yang menunjukkan penampilan mengecewakan dengan mengakhiri musim di posisi ketujuh.

Moyes sendiri kemudian dipecat pada April 2014 menyusul 11 kekalahan yang dialami di Premier League dengan enam di antaranya terjadi di Teater Impian. Sebuah era yang membuat Jose Mourinho menyebut United pada musim tersebut sebagai “Kesebelasan yang Tidak Berkembang.”

Moyes sendiri mengaku keberatan dengan ucapan manajer asal Portugal tersebut. Baginya musim tersebut adalah musim transisi yang memang harus dijalani oleh tim sebesar United. Manajer yang berperan dalam kebangkitan Everton tersebut justru menyalahkan bursa transfer yang kurang memihak United.

“Jose memiliki komentarnya sendiri tapi akan selalu ada masa transisi setelah era Sir Alex berakhir. Ada beberapa perubahan terjadi dan bukan hanya saya yang menggantikan Alex. David Gill (CEO United) juga mengundurkan diri dan Ed Woodward masuk,” ujarnya kepada Mirror.

Ia menambahkan, “Itu (transisi) akan memakan waktu. Ya, saya memang memegang tim juara tapi klub seperti Chelsea dan Manchester City menghabiskan uang yang banyak untuk mengalahkan kami. Karena itu, banyak hal akan berbeda jika kami berhasil mencapai target kami di bursa transfer.”

“Kami memberikan penawaran untuk Gareth Bale dan Cesc Fabregas. Mereka adalah target utama kami. Tapi karena satu dan lain hal, kami tidak berhasil merekrut mereka. Mendapatkan mereka akan menjadi awal yang sempurna bagi saya untuk membentuk skuat yang akan saya warisi.”

Kedua nama tersebut memang menjadi incara utama United pada musim panas 2013. Selain Bale dan Cesc, nama-nama macam Thiago Alcantara, Ander Herrera, serta Koke saat itu juga diisukan akan menjadi anggota skuad United. Sayangnya tidak ada satupun nama yang nyangkut di Old Trafford, termasuk Bale dan Cesc yang memutuskan hijrah ke Real Madrid dan bertahan di Barcelona.

United justru hanya mendapat dua pemain dalam wujud Giulermo Varela dan Marouane Fellaini. Kedua pemain yang sebetulnya tidak diinginkan fans Manchester United. Moyes baru berhasil mendatangkan satu big player ketika merekrut Juan Mata pada Januari 2014.

Meski menerima kenyataan bahwa ia dicap sebagai biang kegagalan Manchester United pasca pensiunnya Fergie, namun Moyes mengklaim bahwa kegagalan ini bukan sepenuhnya kesalahan dia, Bagi pria 54 tahun ini, Ia sudah melakukan yang terbaik untuk pemilik 20 gelar juara Liga Inggris tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa seandainya bukan dia yang ditunjuk sebagai pengganti Fergie manajer tersebut pasti akan mengalami kegagalan yang sama seperti dirinya.

“Saya menerima sepenuhnya karena saat anda menjadi manajer Manchester United, Anda harus menang. Sedangkan saya tidak menang dengan cukup. Tapi saya rasa tidak ada manajer di luar sana yang bisa melakukan sesuatu dengan lebih baik daripada saya ketika saya menerima tawaran dari Sir Alex. Itu semua hanya perbedaan kecil.”

Anehnya setelah menjalani masa singkat bersama United, karir manajerial David Moyes tiba-tiba menurun secara drastis. Moyes hanya bertahan setahun saja di Real Sociedad. Perbedaan bahasa saat itu menjadi kendala terbesarnya dalam bertugas di sana.

Ketika menukangi Sunderland, Moyes justru membuat The Black Cats menjadi bulan-bulanan di Premier League hingga akhirnya terdegradasi setelah 10 musim berada di level tertinggi. Meski nasibnya sekarang masih menganggur, namun Moyes belum mau berhenti untuk menjadi seorang manajer. Akan tetapi ia sekarang lebih berhati-hati untuk menerima tawaran dari sebuah tim.

“Setelah apa yang terjadi di Sunderlad, saya menginginkan sebuah jabatan yang bisa memberikan saya kesempatan untuk membangun tim seperti di Everton dulu. Klub tersebut juga harus memungkinkan saya untuk bisa mencapai puncak seperti di Manchester United. Saya ingin lihat apakah hal tersebut bisa terjadi karena reputasi saya sangat buruk empat tahun terakhir ini,” ujarnya.