Legenda Manchester United, Roy Keane mengkritik pedas mantan klubnya. Keane yang kini berprofesi sebagai pelatih mengatakan seharusnya United tidak bangga hanya dengan mengejar posisi empat besar.

Seperti kita tahu, kini United tengah bertengger di peringkat kelima Liga Primer Inggris. Hanya selisih 1 poin dari rival abadinya, Manchester City. Hal ini tentu semakin menjauhkan United dari kesempatan mengikuti kualifikasi Champions League musim depan.

Namun anak asuh Jose Mourinho masih punya kesempatan lain untuk memasuki kompetisi elit Eropa tersebut, yaitu memenagi Europa League. Meski begitu, Keane mengaku tetap kecewa, bahkan malu dengan performa United musim ini.

“Ketika saya melihat, klub seperti Liverpool dan Manchester United bergembira masuk empat besar, jujur saya malu, sangat malu,” jelas Keane.

Kemudian Keane membandingkan kedua klub di atas dengan duo rival di Liga Spanyol, Real Madrid dan Barcelona. Menurutnya, United dan Liverpool setara dengan kedua klub tersebut.

“Apakah kamu pikir Real Madrid dan Barcelona akan bergembira ketika mendapat posisi empat? Ayolah,” kata Keane.

Menurut Keane, target trofi adalah satu-satunya hal yang harus menjadi perbincangan United.

“Ini adalah persoalan bagaimana menempatkan tanganmu di sebuah trofi. Banyak orang mengatakan posisi empat bagus untuk keuangan, ya itu memang bagus. Tapi untuk klub sekelas Leicester City. Sedangkan untuk United, Chelsea, Arsenal merayakan posisi empat? Saya katakan seharusnya kalian malu,” tutur Keane.

Musim lalu, Arsenal dan para fansnya sudah dikritik oleh publik lantaran merayakam posisi empat laiknya sebuah trofi. Namun musim ini tampaknya United lah yang merasakan posisi serupa.

Saat ini hanya City dan Liverpool yang mendapatkan dua jatah kualifikasi Champions League. Meski United akan menghadapi Liverpool pada dalam waktu yang akan datang di Anfield, selisih 4 poin dengab The Kop tampaknya terlalu sulit.

Lini Depan Sumber Masalah United

Sebelumnya, eks legenda United asal Irlandia ini jua menyampaikan keluh kesahnya terhadap lini serang United. Menurutnya, lini tersebut menjadi salah satu penyebab performa buruk United pada musim ini.

Kritikan Keane menyasar lini serang United kala menjamu Anderlecht di leg kedua babak 8 besar Europa League, 22 April lalu. Marcus Rashford yang menjadi satu-satunya pencetak gol pada malam itu, juga tak luput dari kritikan Keane.

Meski United berhasil lolos dengan agregat 3-2, Keane menilai seharusnya United bisa bermain lebih baik lagi. Andaikan, menurutnya lini serang United bisa lebih efisien dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada.

“Saya pikir kami telah melihat permainan terbaik sekaligus yang terburuk dari United pada laga ini.”

“Mereka (United) begitu cepat untuk keluar dari penjagaan, langsung ke depan, tapi sayangnya penyelesaiannya sungguh sangat buruk,” jelas Keane.

Hal inilah yang menurut Keane mengapa United kalah bersaing dengan Chelsea musim ini. Menurut eks kapten United tersebut, United harus meniru Chelsea yang lebih handal dalam memanfaatkan peluang di lini depan.

“Permainan tersebut menjelaskan secara keseluruhan United musim ini. Kamu bisa melihatnya mengapa sekarang United ada di posisi lima. Mengapa mereka tertinggal 15 poin di belakang Chelsea. Karena United tidak cukup tajam di lini depannya.”

“Sehingga secara tidak langsung, kamu mendapat hukuman karena performa seperti itu. Untungnya lawan-lawan United di Europa League tidak terlalu bagus,” kata Keane.

Stok striker United saat ini bisa dibilang dalam krisis. Setelah Ibrahimovic cedera, lantas opsi tersisa hanya Rashford dan Rooney. Namun Mou lebih memercayai Rashford di ujung tombak dalam beberapa pertandingan terakhir.

Keane menilai meski Rashford mendapat beberapa pujian atas performanya, masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan oleh remaja berusia 19 tahun tersebut.

“Untuk urusan bertahan, dia masih harus belajar. Kecepatan Rashford memang luar biasa, tapi dia masih harus belajar penyelesaian yang baik,” terang Keane.

Keane menganggap seorang pemain yang memiliki kecepatan yang bagus tidak akan cukup. Menurutnya, jenis pemain tersebut perlu juga kemampuan untuk memutuskan yang tepat dalam hal penyelesaian.

“Ketika pemain memiliki kecepatan seperti Rashford, mereka hanya mengandalkan kecepatan. Tapi jangan lupa untuk terus berlatih dan terbiasa membuat keputusan yang tepat.”

“Karena dia harus mendapat banyak kesempatan di depan gawang. Ketika suatu saat dia berhasil menendang dengan tepat, maka dia akan mencetak gol,” terang Keane.

Sumber : Manchestereveningnews.com, independent.ie, and Metro.co.uk