Zlatan Ibrahimovic masih mampu menampilkan performa terbaiknya bersama tim Manchester United, meski sudah berusia 36 tahun sejak 3 Oktober 2017. Bahkan, pada musim lalu yang menjadi musim debutnya di Old Trafford, dia sukses menjadi pencetak gol terbanyak tim Setan Merah, baik di ajang Premier League Inggris maupun di semua kompetisi. Padahal, Zlatan tidak bisa bermain hingga akhir musim, karena mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) di laga leg kedua babak delapan besar Liga Europa, di markas klub Belgia Anderlecht pada 20 April 2017 lalu.

Mantan kapten tim nasional Swedia itu pun absen panjang, karena harus istirahat selama sembilan bulan. Namun, Zlatan mampu melewatinya sehingga bisa pulih dengan cepat. Dia kembali berlatih bersama skuat manajer Jose Mourinho sejak Oktober 2017, dan menjalani debut musim ini di laga pekan ke-12 Premier League, saat The Red Devils menjamu Newcastle United pada 18 November 2017. Pada laga keenamnya musim ini, saat United menghadapi Bristol City di Piala Liga Inggris, Rabu (20/12/2017), Zlatan pun akhirnya kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak satu gol.

Pemain kelahiran Malmo, Swedia, 3 Oktober 1981 itu memang tidak berhenti mengundang decak kagum selama hampir 20 tahun karirnya sebagai pesepakbola profesional dengan membela klub-klub besar Eropa.

Dia selalu mendapat peran penting di setiap timnya yang diperkuatnya, termasuk di United dengan memenangkan sejumlah trofi, selain telah meraih banyak penghargaan individu dan mencatatkan berbagai rekor. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana Zlatan dulu memulai kariernya di salah satu kompetisi terbaik dunia, Serie A Italia, yang menjadi awal kesuksesannya.

Ketika itu, pada awal musim 2004/2005, Zlatan direkrut raksasa Italia, Juventus dari Ajax Amsterdam di Belanda; setelah tiga musim membela klub tersebut dan tiga musim sebelumnya menimba ilmu di klub masa kecilnya, Malmo FF di Swedia. Fabio Capello yang juga baru bergabung dari AS Roma, jadi pelatihnya saat itu.

Menurut pelatih yang kini berkarier di China tersebut, Zlatan tak bisa menendang dengan baik ketika pertama kali datang ke Italia. Alhasil, sang striker terpaksa harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengasah skill menendang bolanya pada awal kariernya di Negeri Pizza itu.

“Ketika Zlatan tiba di Juventus, dia ternyata tidak pandai dalam menendang bola. [Agen] Mino Raiola menegaskan pada saya, ‘Zlatan itu sangat kuat, dia bahkan mematahkan tangan kiper’. Saya pun lalu membalasnya, ‘Dengarkan saya, sejauh ini, dia hanya bisa memecahkan kaca jendela gym! Kemudian Zlatan mulai berlatih menendang bola setiap hari dan, tentu, seperti yang diketahui semua orang, dia banyak berkembang,” cerita Capello seperti dilansir oleh Sky Sports. Pelatih berusia 71 tahun itu bermaksud menggambarkan bahwa mantan pemainnya itu mampu berkembang dengan saat baik.

Bahkan, pelatih yang juga pernah membesut AC Milan, Real Madrid, serta tim nasional Inggris dan Rusia itu pun mengaku sudah mengincar bakat Zlatan saat dia masih menangani Roma pada periode 1999-2004. Saat itu, sang pemain masih membela Ajax sejak awal musim 2001/2002 di usianya yang belum genap 20 tahun. Dia sendiri sudah mulai menunjukkan kualitasnya, meskipun harus bersaing dengan bintang muda Ajax lainnya, Mido. Namun, perlahan tapi pasti, Zlatan akhirnya bisa mencuri perhatian dengan mencetak 48 gol dalam 110 pertandingan di semua kompetisi selama tiga musim.

“Saya pernah menargetkan Zlatan ketika saya masih melatih Roma. Juventus melakukan pembelian luar biasa, mereka mendatangkan Zlatan dengan nilai 16 juta euro, dibayar berjangka empat kali. Di Ajax, mereka memutuskan bahwa dia bukan pemain hebat. Mereka lebih memilih Mido, yang lebih mudah ditangani,” sambung Capello lagi bercerita.

Sayang, kebersamaannya dengan Zlatan hanya berlangsung selama dua musim. Mereka sama-sama hengkang setelah Juventus tersangkut skandal Calciopoli 2006, yang menyebabkan klub berjuluk I Bianconeri itu degradasi ke Serie B 2006/2007.

Bahkan, dua gelar Scudetto Serie A yang sempat diraih Zlatan bersama Capello di Juventus dicabut akibat skandal tersebut. Namun, setelah itu kariernya pun berkembang pesat bersama Inter Milan dengan memenangkan juara liga domestik tiga musim beruntun dan dua trofi Piala Super Italia, serta menjadi pencetak gol terbanyak Serie A 2008/2009, sebelum dia melanjutkan petualangannya ke Spanyol bersama Barcelona, kemudian kembali ke Italia memperkuat AC Milan, dan membela Paris Saint-Germain di Prancis. Kini, Zlatan punya obsesi untuk menjuarai Liga Champions bersama United.