Nama Javier Hernandez atau yang akrab disapa Chicharito pernah menjadi idola di Manchester United. Raihan 20 gol dalam musim perdananya sontak menuai pujian. Namun namanya meredup seiring dengan kedatangan Robin van Persie. Kini Chicharito bermain untuk Bayer Leverkusen dan kembali menjadi momok menakutkan bagi pertahanan lawan. Hari ini, Chicharito merayakan ulang tahun yang ke-29.

Jauh sebelum karirnya di Eropa, Chicharito tidak mengawali karirnya di Meksiko dengan mudah. Ia lahir dari keluarga pesepakbola yang tentu saja menginginkan ia menjadi pesepakbola. Ayahnya, Javier Hernández Gutiérrez atau yang dikenal dengan Chicharo adalah pemain ternama di Meksiko dengan catatan 430 penampilan di berbagai klub Meksiko. Chicharo juga tampil di Piala Dunia 1986 di mana Meksiko mampu menembus perempat final.

Tak hanya ayahnya, kakek dari ibu Chicharito juga adalah seorang pesepakbola yang bernama Tomás Balcázar. Lebih dari Chicharo, Tomas adalah legenda tim raksasa Meksiko, Chivas Guadalajara. Tomas membela klub tersebut selama 10 tahun sejak tahun 1948 dan berhasil meraih delapan gelar liga dari 10 musim tersebut.

Chicharito sendiri mulai masuk ke dunia sepakbola ketika ia masih berusia tujuh tahun. Karir sepakbolanya baru benar-benar mulai ketika ia bergabung dengan tim muda Chivas saat umurnya menginjak sembilan tahun dan ia mendapatkan kontrak profesional enam tahun kemudian. Chicharito adalah salah satu pesepakbola yang masih menekuni bidang akademik, ia mengambil kelas bisnis administrasi di Universidad del Valle de Atemajac.

Pemain bernama lengkap Javier Hernández Balcázar ini mulai bermain dengan tim muda Chivas pada musim 2005-2006. Musim berikutnya, ia menjalani debut bersama tim senior Chivas kala menghadapi Necaxa. Ia hanya membutuhkan waktu lima menit untuk mencetak gol setelah masuk pada menit ke-82.

Meski ia berhasil memulai debutnya dengan manis, Chicharito kesulitan untuk mengembangkan permainannya selama dua musim bersama Chivas. Pada periode tersebut, ia tampil di 20 pertandingan namun ia gagal mencetak satu pun gol selain gol pada debutnya itu. Kondisi ini bahkan sampai membuat ia berpikir untuk pensiun karena tak kunjung melihat titik terang dalam karir sepakbolanya.

Namun beruntung Chicharito memiliki keluarga yang selalu mendukungnya, terlebih ayahnya juga bisa mendukungnya dalam aspek sepakbola, bukan hanya secara psikis. “Saya memberi tahu detil-detil yang saya perhatikan. Seperti istri saya dan anak perempuan saya, kami selalu mendukungnya dalam aspek psikis karena ia sangat menderita, sangat kesulitan, ia bahkan ragu untuk kembali bermain sepakbola, tapi itu semua adalah proses,” ujar Chicharo.

“Terima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan ia banyak kesabaran. Saya rasa berhasil memanfaatkan momentum dan akhirnya ia kembali mendapat kesempatan,” tambahnya.

Musm 2008-2009, karir Chicharito mulai membaik. Ia tampil dalam 32 pertandingan dengan raihan tujuh gol. Musim berikutnya, Chicharito kian menjadi. Chicharito yang kala itu berusia 22 tahun sukses mencetak 21 gol dari 28 pertandingannya di Liga MX.

Chicharito sendiri menyatakan rasa senangnya atas perkembangan yang cukup pesat. “Dua tahun lalu mereka tidak memberikan kepercayaan seperti yang saya dapatkan dari staf kepelatihan sekarang, jadi yang bisa saya lakukan untuk meresponnya adalah menyikapinya dengan baik dan berjuang keras untuk berlatih di lapangan. Saya melihat titik terang, saya menunggu kesempatan dan terima kasih Tuhan saya berada disini sekarang,” ujar Chichartio pada 2009 lalu.

Performanya pada musim 2009/2010 itu membuat Sir Alex Ferguson kepincut untuk mendaratkan Chicharito ke Manchester. Dana kurang dari 10 juta paun memuluskan transfer Chicharito ke Old Trafford. Meski sempat diragukan karena namanya yang asing di sepakbola Eropa, Chicharito sukses membungkam kritik dengan permainan efektifnya.

Pada musim 2010/2011 tersebut, raihan golnya memang hanya mencapai angka 13. Namun jika melihat efektivitasnya, Chicharito berhasil menyarangkan satu gol setiap 114 menit. Lebih impresif dibanding dengan beberapa pemain bintang Premier League musim ini seperti Sergio Aguero (116,6), Alexis Sanchez (119,9), Romelu Lukaku (128,6), Diego Costa (154,5), serta Zlatan Ibrahimovic (142,9).

Chicharito saat itu memang dikenal dengan supersub bagi United. Ia kerap hadir dalam situasi genting dan kerap menjadi aktor utama dari Fergie Time. Namun karirnya menurun saat Van Persie datang dari Arsenal pada musim ketiga Chicharito di United. Karir pengemas 91 penampilan untuk timnas Meksiko ini makin menukik kala Ferguson tak lagi menukangi United.

Setelah enam musim membela United dengan catatan 157 pertandingan dan 59 gol, ia dipinjamkan ke Real Madrid. Berasama Madrid, Chicharito semakin kesulitan mendapat tempat utama. Dari 23 penampilannya di La Liga, hanya tujuh di antanya di mana ia bermain sejak menit pertama.

Pada bursa transfer musim panas 2015, Chicharito akhirnya dilego secar permanen oleh United ke Bayern Leverkusen. Bersama tim Jerman itu, ia mulai kembali menemukan performa terbaiknya. Sejauh ini, selama dua musim membela Leverkusen, Chicharito mampu mencetak 39 gol dalam 76 pertandingan.