Eks gelandang timnas Jerman dan juga Chelsea, Michael Ballack, mengatakan dirinya tak kaget melihat mantan rekannya, Bastian Schweinsteiger, kesulitan mendapatkan tempat di Manchester United. Dilansir dari Dailymail,  Ballack menilai masa jaya Schweini sudah habis sebelum pindah ke Premier League.

Sejauh ini, Schweinsteiger baru bermain empat kali untuk United, semenjak di bawah asuhan Jose Mourinho. Bahkan Ballack menilai Schweinsteiger yang bergabung dengan United 2 tahun lalu tersebut tak akan menemukan performanya kembali di waktu yang akan datang.

“Ketika transfer itu (Schweinsteiger ke United) terjadi, jelas dia sudah melewati masa jayanya. Karena sejumlah cedera yang telah dialami dia. Ditambah lagi, Liga Primer Inggris punya karakter yang berbeda, yaitu permainan fisik,” jelas Ballack yang mencicipi Liga Inggris bersama Chelsea mulai 2006 tersebut.

Meski begitu, Ballack tetap menaruh simpatinya terhadap Schweinsteiger. Di mana dirinya berharap Schweinsteiger akan mengakhiri karirnya dengan rasa puas di United.

“Memang dia (Schweinsteiger) telah mendapat kesulitan dengan manajer (Mou). Tapi untungnya hubungan Schweinsteiger dengan fans tetap terjaga dengan baik. Saya harap dia bisa menutup karirnya dengan rasa puas yang cukup,” kata Ballack.

Prediksi Ballack bisa dibilang bukan asal-asalan belaka. Lantaran memang ketika dibeli dari Bayern Munich seharga 7.7 juta paun, Schweinsteiger hanya bermain sebanyak 15 kali untuk Munich pada tahun sebelumnya.

Louis van Gaal yang pernah mengasuh Schweinsteiger selama di Munich, memang masih memberikan kepercayaan kepada pemain berusia 32 tahun tersebut. Di bawah Van Gaal, Schweinsteiger berhasil mencatatkan 31 laga. Namun ketika The Special One mengambil alih kemudi United, Schweinsteiger mendapatkan kesulitan. Bahkan sedari awal, Mou mengatakan produk akademi Bayern Munich tersebut adalah pemain surplus United yang tidak dibutuhkan.

Bahkan Mourinho sampai hati memindahkan Schweinsteiger ke tim reserves. Meski kemudian kembali ke tim utama pada bulan Oktober lalu.

Kisah Schweinsteiger, Si Keras Kepala

Kritikan pedas Ballack tampaknya tak akan melunturkan semangat Schweinsteiger untuk tetap bertahan di United. Meski sempat beredar kabar bahwa Schweinsteiger akan hengkang pada Januari lalu, ia memutuskan tetap bertahan.

Alasan bertahan mungkin berangkat dari diberikannya kesempatan bermain kala United menjamu West Ham di EFL Cup, awal Desember tahun lalu. Kemudian juga kala mendapatkan jatah 90 menit ketika United berhasil melibas Wigan Athletic 4 gol tanpa balas, dimana Schweinsteiger menyumbang satu gol.

Sedikit intermezzo, buah kesempatan bermain tersebut bukanlah tanpa perjuangan yang gigih dari Schweinsteiger. Berkali-kali juara Piala Dunia 2014 tersebut mendapatkan cobaan dari Mourinho, yang pada paragraf di atas sudah dijelaskan bahwa Mou tak membutuhkan Schweinsteiger.

Cobaan pertama datang ketika Mou menyingkirkan Schweinsteiger dari tim utama musim panas tahun lalu. Dilansir dari Telegraph, aksi tersebut dilakukan untuk memancing Schweinsteiger mengajukan permintaan transfer. Namun Schweinsteiger dikatakan malah berjanji akan selalu siap jika suatu saat jasanya dibutuhkan oleh United.

Meski Schweinsteiger menunjukkan pendiriannya yang kokoh, hati Mou tetap tak luntur. Bahkan pada bulan Agustus tahun lalu, Mou mengatakan dirinya lebih baik memainkan pemain akademi dibandingkan Schweinsteiger yang telah memenangkan 8 gelar juara Bundesliga dan satu gelar Liga Champions selama di Bayern Munich.

Hati Mou belum juga luntur, meski mendapat kritikan dari sejumlah nama besar di dunia sepakbola atas aksinya pada Schweinsteiger tersebut. Mulai dari komisaris Bayern Munich, Karl-Heinz Rummenigge dan eks manajer Munich, Otmar Hitzfeld, di mana Mou dinilai telah melecehkan salah satu pemain top milik Negeri Bavarian, Jerman.

“Satu atau dua pemain akan berpikir dua kali untuk bermain bagi United setelah apa yang dilakukan Mou,” ketus Rummenigge. Apa yang dilakukan Mou itu sama sekali tidak beretika. Caranya tersebut sangat aneh menurut saya, Schweinsteiger adalah pemain kunci, juara dunia, dan di sisi lain dia punya karakter yang luar biasa.”

Cobaan bagi Schweinsteiger tak hanya datang dari Mou saja. Bahkan manajemen United pada bulan September lalu jua menambah beban Schweinsteiger. Dimana terdapat sebuah laporan yang menyatakan Schweinsteiger sudah dihapuskan sebagai salah satu aset United. Sehingga secara tidak langsung, manajemen United tak peduli jika Schweinsteiger bermain lagi, pensiun, atau bahkan pergi dengan gratis pada bulan Januari kemarin.

Namun lagi-lagi Schweinsteiger tidak bergeming. Suami dari petenis Serbia, Ana Ivanovic ini tetap setia dengan pilihannya di United. Hingga akhirnya, Mou pun luntur juga hatinya pada bulan Oktober tahun lalu.

Dukungan Hargreaves pada Schweini

Persistensi Schweinsteiger memang patut diacungi jempol. Mengingat dirinya adalah salah satu gelandang kelas dunia dengan pengalaman dan gelar juara yang tak sedikit. Eks pemain United yang jua pernah setim dengan Schweinsteiger di Bayern Munich, Owen Hargreaves mengaku kagum dengan pendirian Schweinsteiger.

“Saya pikir, Schweinsteiger sudah mengatasinya dengan sangat baik. Sehingga menurut saya, para fans United tentu mengapresiasi sekali apa yang telah dilakukan Schweinsteiger untuk tetap berseragam United,” tutur Hargreaves.

Selain karakter, Hargreaves jua menilai Schweinsteiger masih mampu bersaing dengan pemain-pemain lain di era saat ini. Tidak seperti apa yang dikatakan Ballack pada paragraf pertama.

“Kamu lihat apa yang ditunjukkan dia (Schweinsteiger) saat melawan St. Etienne (leg kedua). Dengan hanya 10 pemain, dia berhasil menguasai permainan selama lebih dari 20 menit,” terang Hargreaves.

Bahkan jika hanya dicadangkan, Hargreaves masih menganggap Schweinsteiger punya nilai lebih bagi United.

“Dia adalah pemain cadangan yang ideal, karena segudang pengalamannya di final. Selain itu jika kamu butuh seseorang untuk menahan bola, dia juga cocok. Jadi saya pikir faktor-faktor itulah yang membuat Mou memainkan kembali Schweinsteiger,” tutup Hargreaves.

Sumber : dailymail.co.uk dan telegraph.co.uk