Hasil imbang yang diraih melawan Burnley membuat selisih poin United dan City berpotensi menjadi 15 poin. Hal ini tentu membuat penggemar United kecewa dengan penampilan skuat Jose Mourinho tersebut. Angan-angan musim keduanya berjalan baik, United justru masih kesulitan untuk bisa menguasai klasemen sementara.

Lantas, apa yang sebenarnya membedakan antara Jose Mourinho dan Pep Guardiola di musim ini? Berikut analisis penulis mengenai situasi yang dialami kedua manajer tersebut jika ditelisik dari aktivitas mereka di bursa transfer.

Mourinho Masih dalam Proses Membangun

Ketika Mou dan Guardiola tiba di Inggris pada 2016 lalu, keduanya sebenarnya mendapatkan kesebelasan dengan situasi yang serupa. Baik United dan City mengalami periode buruk ketika masih ditangani manajer sebelumnya. City terdampar di peringkat keempat (terendah sejak 2010) di tangan Manuel Pellegrini sementara United finis di bawah City di era Van Gaal. Hanya saja, Mou dan Pep mendapat kondisi pemain yang jauh berbeda.

Mou menyebut bahwa United saat itu dalam kondisi menyedihkan. Ia juga sempat menyayangkan keputusan LVG yang menjual pemain macam Di Maria dan Hernandez serta membeli nama yang sebenarnya tidak dia inginkan (Memphis, dan Schweinsteiger).

Manajer asal Portugal ini tidak merekrut penjaga gawang mengingat United memiliki dua pemain kelas dunia dalam diri David De Gea dan Sergio Romero. Akan tetapi, Mou harus bekerja keras untuk memperbaiki lini belakang United. Dalam dua bursa transfer yang sudah dilakukan, Eric Bailly dan Victor Lindelof didatangkan. Hanya saja dari dua nama tersebut, baru Bailly yang sudah memenuhi ekspektasi sedangkan Lindelof masih beradaptasi. Hanya Phil Jones, pemain lama yang sejauh ini tampil bagus di tangan Mou.

Mou justru dipusingkan dengan penampilan inkonsisten yang masih dimiliki pemain belakang lain seperti Chris Smalling, Marcos Rojo, Daley Blind, Matteo Darmian, dan Luke Shaw. Sosok Ashley Young dan Antonio Valencia pun masih menjadi andalan Mou di tengah usianya yang tidak muda lagi.

Lini tengah bisa dikatakan sebagai lini yang sejauh ini mampu membuat United bisa bersaing di papan atas. Kehadiran Paul Pogba dan Nemanja Matic mempengaruhi penampilan United sekaligus menghentikan ketergantungan mereka kepada Michael Carrick. Hanya saja penampilan Henrikh Mkhitaryan masih kerap naik turun.

Romelu Lukaku sejauh ini masih berkontribusi sangat baik untuk lini depan United di musim ini. Hanya saja, apabila Lukaku sedang tidak dalam performa baik, United tidak memiliki pengganti yang sepadan. Zlatan Ibrahimovic yang bersinar di musim perdana Mou mulai kesulitan menemukan performanya kembali pasca cedera. Beruntung, United memiliki Jesse Lingard, Anthony Martial, dan Marcus Rashford yang bisa dijadikan alternatif.

Guardiola Melanjutkan Warisan

Jika Mourinho kesulitan karena mendapatkan pemain-pemain warisan LVG yang tidak sesuai dengan skemanya, Pep justru mendapat warisan beberapa pemain hebat dari Manuel Pellegrini. Hal ini membuat dia lebih mudah dalam memperbaiki beberapa sektor yang dia anggap gagal memenuhi ekspektasinya.

Ederson dihadirkan sebagai pengganti Claudio Bravo, Pep kemudian tidak memperpanjang kontrak Bacary Sagna, Gael Clichy, Aleksandr Kolarov, dan menggantinya dengan Kyle Walker, Danilo, dan Benjamin Mendy. Pep semakin sumringah ketika John Stones bermain lebih baik di musim kedua dan mendapat bek tangguh lain dalam diri Nicolas Otamendi.

Di lini tengah Cityzens, Pep memiliki nama-nama yang masih dalam performa luar biasa seperti De Bruyne, Sterling, dan David Silva. Eks Barcelona ini hanya menambahnya dengan Ilkay Gundogan dan Bernardo Silva untuk dijadikan pelapis nama-nama tersebut. Pep juga bisa dibilang lebih jenius dalam memanfaatkan pemain. Fabian Delph bertransformasi menjadi bek kiri. Hanya saja Pep terbantu dengan kecepatan yang masih dimiliki mantan pemain Aston Villa ini.

Manchester City masih memiliki Gabriel Jesus apabila Sergio Aguero mengalami kebuntuan di lini depan. Pep juga masih bisa mencari gol dari kaki Leroy Sane. Sungguh jauh berbeda dari lini depan United yang sejauh ini masih mengandalkan Lukaku sebagai sumber gol utama.

***

Jika melihat dari fakta di atas, terlihat bahwa Pep Guardiola sejauh ini mampu memanfaatkan bursa transfer musim panas dengan sangat baik. Namun, selain suskses di lantai bursa, Pep juga ditolong dengan pemain-pemain yang saat itu sudah sangat lama berada di Manchester Biru.

Sementara itu Mou masih dalam proses membangun skuad yang benar-benar dia inginkan. Apabila kita melihat skuad Setan Merah saat ini, hanya segelintir pemain saja yang memang layak bersaing di Liga Primer. Selain itu, para pemain muda yang dimiliki Mou pun masih dalam tahap berkembang menjadi pemain yang lebih matang lagi kedepannya.

Mou juga butuh keringanan para petinggi United untuk mengeluarkan uang lebih banyak lagi mengingat City dalam dua musim keberadaan Pep telah menghabiskan 416 juta paun. Bandingkan dengan United yang hanya menghabiskan 314 juta paun saja.

Sumber: FoxSports, Sky Sports, Express