Sejak musim lalu, semua orang tahu bahwa Paul Pogba sudah berseteru dengan mantan manajer Manchester United Jose Mourinho; yang baru saja dipecat jelang akhir 2018. Keduanya pun sempat terlibat pertengkaran dalam sebuah pertandingan pada musim lalu. Bahkan, ketika sang gelandang menunjukkan performa luar biasa hingga membawa tim nasional Prancis menjuarai Piala Dunia 2018 dengan mencetak satu gol di final, pencapaian itu tetap tak mengubah Mourinho dan mendinginkan suasana. Sang pelatih masih tetap menganggap Pogba sebelah mata karena perselisihan mereka itu.

Namun, kini Pogba sedikit lega, karena pelatih asang Portugal itu sudah ditendang keluar dari Old Trafford. Penyerang legendaris Ole Gunnar Solskjaer ditunjuk sebagai manajer interim. Alhasil, dia memberikan kepercayaan penuh kepada Pogba untuk mengeksplorasi semua kemampuannya di lapangan; hal yang tidak pernah didapatkannya ketika Mourinho masih menangani tim Setan Merah. Lalu, bagaimana komentar Pogba ketika dulu masih dilatih Mourinho dan kini dibesut oleh Solskjaer? Pemain 25 tahun itu menilai perbedaan keduanya di United hanyalah beda gaya permainan semata.

“Jelas berbeda. Kami masih meraih beberapa kemenangan dengan pelatih lama. Hanya perbedaan gaya bermain. Kami jadi lebih menyerang, sehingga kami membuat lebih banyak peluang mencetak gol. Manajer ingin menyerang dan itulah yang kami lakukan di atas lapangan,” ungkap Pogba kepada Sky Sports.

“Masih ada perjalanan panjang, tapi menutup tahun seperti ini [dengan kemenangan] sungguh indah. Mungkin kami hanya nyaman. Kami adalah United dan kami harus mengejar, kami harus berada di puncak. Tim butuh menikmati permainan dan itulah hasilnya,” tambah Pogba lagi.

Meski begitu, pemain bernomor punggung ‘6’ itu mengaku sudah bisa kembali menikmati sepakbola. “Di bulan sebelumnya [November 2018], saya jarang bermain. Jadi, bisa kembali bermain reguler adalah hal yang bagus. Saya kembali menikmati main sepakbola,” kata Pogba di laman resmi klub.

Secara tak langsung komentar-komentarnya memang seperti menyindir Mourinho. Bahkan, dalam salah satu komentarnya Pogba menyebut strategi sang mantan tidak cocok dengan kualitas dirinya dan United. “Saya lebih senang bermain menyerang. Bertahan bukan atribut terbaik saya,” katanya.

“Manajer berkata pada saya untuk dekat dengan kotak penalti [lawan] dan mencetak gol. Contoh terbaik untuk tugas itu adalah Frank Lampard. Lebih dari segalanya, inilah yang kami inginkan, itulah mengapa kami bermain, kami harus mempertahankannya, kami menang hari ini, dan mendapat tiga poin,” pungkas Pogba, di mana ketika itu United baru saja menang 1-0 di markas Tottenham Hotspur pada laga pekan ke-22 Premier League Inggris 2018/2019, yang menjadi kemenangan kelima secara beruntun sejak ditangani Solskjaer. Pogba sendiri yang membuat assist untuk gol tunggal United.

Bahkan, baru-baru ini jebolan akademi United yang sempat memperkuat Juventus sebelum kembali ke Old Trafford pada musim panas 2016 itu kembali membahas soal taktik bertahan yang pernah dipakai Mourinho. Pogba pun secara tersirat mengungkap bahwa bukan hanya dirinya yang merasa tak nyaman dengan gaya taktik bertahan yang diterapkan pelatih yang menjuluki dirinya sebagai The Special One itu.

“Cara kami bermain sekarang adalah dengan mendominasi penguasaan bola. Kami sekarang tahu kapan harus menyerang dan harus mengatur tempo,” ucap Pogba mulai berkomentar.

“Kami juga memiliki lebih banyak pola permainan dan lebih banyak struktur. Itu membuat segalanya lebih mudah untuk semua pemain. Jadi saya tak akan mengatakan perubahan yang ada hanya terasa terhadap diri saya sendiri. Ya, saya telah mencetak beberapa gol dan memiliki beberapa assist, tapi itu semua karena tim,” tandasnya tajam.

Sejak United disebut oleh Solskjaer, Pogba memang telah berhasil membukukan enam gol dan lima assist dalam delapan pertandingan di liga. Sedang ketika bermain di bawah arahan Mourinho musim ini, dia hanya membuat tiga gol dan tiga assist di liga.

Menariknya, komentar terakhir Pogba ternyata tak muncul tiba-tiba. Dia kembali bersuara setelah Mourinho mengatakan secara tak langsung bahwa dia ‘sosok yang tak bisa diatur’, tapi malah ‘dibela pihak klub’. Ketika itu, sang pelatih menyebut sepakbola kini telah mengalami perubahan dibanding masa lalu khususnya proteksi bagi pelatih.

“Pelatih membutuhkan struktur dan dukungan dari klub untuk mengatur pemainnya. Sekarang semakin sulit untuk menjalin hubungan langsung dengan pemain,” kata Mourinho. “Pelatih hanya melatih, bukan orang yang menjaga kedisiplinan pemain,” pungkasnya pada beIN Sports. Sepertinya perseteruan Mourinho dan Pogba masih akan berlanjut.