Foto: FourFourTwo

Pada 26 Maret 1991, Manchester United mengeluarkan uang senilai 650 ribu paun bagi pemain asal Rusia yang namanya kurang dikenal oleh publik, Andrei Antanasovich Kanchelskis. Meski begitu, namanya dikenal sampai sekarang karena ia menjadi satu-satunya pemain asal Rusia yang pernah bermain untuk Setan Merah.

Kapabilitas sang rekrutan baru saat itu dipertanyakan suporter United. Alex Ferguson bahkan menyebut kalau perekrutan Andrei sangat berisiko. Ini semua karena rekam jejak si pemain yang sebelumnya hanya bermain di kompetisi Liga Ukraina bersama Shakhtar Donetsk. Selain itu, Andrei datang sebagai pemain Rusia pertama yang bermain di Premier League. Namun, Fergie kemudian meneruskan kalimatnya dengan menyebut kalau perekrutan ini merupakan risiko yang dibenarkan.

Perekrutannya pun saat itu terkesan tanpa persiapan. Semuanya terkesan rahasia dan juga mendadak. Ketika berada di pesawat menuju Manchester, ia bingung akan bermain di klub Manchester yang mana. Bahkan latihan pertamanya langsung dimulai sehari setelah ia datang. Ia harus merogoh koceknya sendiri untuk membeli sepatu. Sehari datang dan langsung berlatih, tak ayal membuat Andrei merasa canggung ketika menjalani sesi latihan.

“Saya tidak tahu ke Manchester mana saya bergabung. Saya bertanyak kepada agen dan dia hanya berkata, “Ke Manchester.” Tapi ketika saya tanya ke klub mana, di hanya menjawab, “Saya tidak tahu.” Ketika sampai di Old Trafford, barulah saya paham kalau saya bermain untuk United.”

“Ketika bertemu Ferguson, dia berkata, “Besok, Anda latihan”. Tidak ada yang berkata kalau saya latihan besok. Saya tidak membawa sepatu. Saya pergi untuk membeli beberapa tapi semuanya mengerikan. Tidak ada yang benar-benar pas. Saya bermain buruk pada laga persahabatan, tetapi untungnya mereka masih memberi saya kontrak,” kata Andrei.

Berstatus anak baru, tidak serta merta Andrei langsung mendapat keistimewaan. Hingga musim 1990/1991 berakhir, ia hanya bermain satu kali saat United babak belur dari Crystal Palace. Diturunkannya ia juga dikarenakan Fergie tidak punya pilihan lain selain mengistirahatkan pemain utamanya yang bersiap ke Rotterdam untuk bertanding melawan Barcelona pada final Piala Winners.

Baru pada musim berikutnya, ia selalu menghiasi sisi kanan lapangan tengah United dalam formasi 4-4-2. Cederanya Lee Sharpe membuat posisi kanan diambil alih oleh Andrei. Bahu membahu bersama Ryan Giggs di sisi kiri, United menjadi kekuatan yang diperhitungkan. 42 pertandingan di semua kompetisi dan membuat perjudian Ferguson membuahkan hasil karena ia sukses membangun tim dengan pemain muda, dan mentalitas yang kuat.

Sayangnya, kedatangan Andrei membuat Ferguson kerap terjebak dengan pilihan yang dilematis. Ia harus memilih siapa yang menjadi pemain utama di sisi kanan antara Andrei atau Lee. Sisi kiri sudah dikuasai oleh Ryan Giggs. Ia tidak mau menjual salah satunya. Beruntung pada awal-awal musim 1992/1993, Lee mengalami meningitis sehingga Andrei yang mengisi posisi tersebut. Namun ketika Lee sembuh, Andrei yang harus mengalah.

Skema 4-4-2 yang dimainkan Ferguson saat itu memang menjadi kekuatan United di atas lapangan. Kunci dari permainan mereka terletak dari kedua sayap. Mark Hughes dan Eric Cantona menjadi tandem di lini depan. Sementara kombinasi Andrei/Lee dan Paul Parker serta Giggs dan Irwin adalah momok menakutkan bagi lawan. Musim 1992/1993 kemudian ditutup dengan gelar juara Liga Inggris pertama sejak 1967.

Laju impresif ditunjukkan Manchester United musim 1993/1994 manakala mereka sukses mempertahankan trofi Liga Inggris dan melengkapinya dengan raihan Piala FA. Mereka bahkan bisa menutup musim dengan treble domestik jika mereka tidak kalah dari Aston Villa pada Piala Liga. Dalam laga itu, United harus bermain 10 orang karena Andrei mendapat kartu merah akibat menahan bola dengan tangan saat ingin menyelamatkan gawang timnya.

Salah satu ciri khas Andrei adalah ia mampu berlari dengan cepat sambil menggiring bola dan tiba-tiba bisa melakukan cut inside. Yang membedakannya adalah dia seorang pemain sayap murni dan bukan yang bertipikal inverted. Meski pemain sayap dikenal sebagai pelayan para striker melalui umpan-umpan manisnya, Andrei Kanchelskis juga piawai dalam urusan mencetak gol. Dalam sebuah situasi, ia bisa tiba-tiba berada dalam posisi bebas tanpa penjagaan di kotak penalti lawannya. Setelah mencetak 11 gol dalam dua musim penuh pertamanya berseragam United, ia kemudian mencetak 10 gol sepanjang musim 1993/1994. Musim 1994/1995, ia menjadi top skor klub dengan 15 gol.

Salah satu momen terbaik Andrei terjadi ketika Manchester United menang telak 5-0 melawan Manchester City. Ia menjadi pemain yang paling menonjol dengan membuat tiga gol dan satu asis. Catatan ini membuat namanya menjadi pemain terakhir United yang bisa mencetak tiga gol ke gawang City.

Derby Manchester adalah laga yang spesial. Jika Anda menang pada laga derby, maka sepanjang musim penggemar akan selalu berkata ‘kerja bagus. Anda berhasil mengalahkan City.’ Sayangnya, musim terbaik Andrei ini tidak diimbangi dengan gelar juara. United kehilangan gelar Premier League pada pekan terakhir dari Blackburn Rovers dan kalah di final Piala FA melawan Everton.