Tidak ada yang membantah kalau Zlatan Ibrahimovic adalah salah satu penyerang terbaik di dunia saat ini. Sejumlah kesebelasan papan atas di liga top Eropa pernah ia bela dan banyak trofi yang telah ia persembahkan. Pertanyaannya, bagaimana kalau dulu Zlatan menerima pinangan Arsenal?

Zlatan pernah ditawari untuk bermain dengan Arsenal pada 2000 silam saat ia masih berusia 19 tahun. Saat masih membela Malmo, nama Zlatan memang masih belum banyak dikenal. Namun, bakatnya sudah tercium oleh sejumlah kesebelasan. Selain Arsenal, AS Roma dan Ajax Amsterdam juga dikabarkan meminati talenta muda asal Swedia itu. Zlatan akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Ajax karena ia tidak merasa akan mendapat banyak kesempatan jika bergabung dengan Roma atau Arsenal. Selain itu, ia juga memiliki alasan yang ‘Zlatan banget’ ketika menolak bujukan Arsene Wenger.

“Wenger memberikan saya jersey merah dan putih kebanggaan Arsenal. Dengan nama Ibrahimovic dan nomor punggung 9. Saya sangat senang sekali ketika itu. Saya bahkan berpose dengan memakai jersey itu,” ujar Zlatan.

“Dia tidak pernah benar-benar membuat tawaran serius untuk saya. Tapi lebih ke ‘saya mau melihat sebagus apakah Anda. Tipe pemain seperti apakah Anda. Mari saya lihat permainan Anda’. Saya kaget, saya langsung menolak karena Zlatan tidak akan melakukan audisi.”

Namun Zlatan tidak menyesali keputusannya. Justru ia merasa bergabung dengan Ajax adalah piihan yang tepat. Bersama raksasa Belanda itu, Zlatan sukses meraih dua trofi Eredivise, satu KNVB Cup (FA Cup-nya Belanda) dan Johan Cruyff Shield (Community Shield-nya Belanda) selama empat musim berseragam Ajax.

“Bukan hanya Arsenal yang mengincar saya ketika itu, tapi juga Roma dan Ajax. Jadi saya katakan tidak padanya dan memutuskan memilih Ajax. Itu adalah pilihan yang tepat. Saya menjuarai Liga Belanda dan bermain di Liga Champions bersama Ajax. Hal yang tidak akan saya dapatkan jika saya bergabung ke Arsenal,” ujar mantan kapten timnas Swedia itu.

Keputusan bergabung dengan Ajax mungkin cukup membingungkan orang banyak. Pemain 19 tahun yang bermain di Swedia, diminati klub besar seperti Arsenal, namun ia menolaknya dan bergabung dengan tim Belanda. Kebanyakan orang yang dihadapkan pada situasi seperti itu akan memilih untuk bergabung bersama The Gunners.

Tapi inilah Zlatan. Salah satu penyebabnya adalah kesalahan yang dibuat Wenger tentu saja ketika ia meminta Zlatan untuk “mengaudisi” Zlatan. Wenger mungkin belum mengetahui sifat seorang Zlatan Ibrahimovic. Selain itu, pilihan Zlatan juga dipengaruhi oleh keinginannya untuk bermain banyak ketimbang langsung berseragam klub papan atas tapi hanya sebagai penghangat bangku cadangan.

Jika kala itu Ibra merapat ke London, mungkin cerita sejarah Arsenal akan berbeda. Menambah amunisi dengan kedatangan Zlatan di antara pemain-pemain hebat seperti Thierry Henry, Dennis Bergkamp, dan Robert Pires, tentu akan menjadi hal positif. Zlatan bisa menjadi masa depan Arsenal karena nama yang disebutkan diatas tidak tergolong pemain muda lagi. Namun, bisa diperkirakan jika Ibra bersinar bersama Arsenal, hampir dipastikan ia akan hijrah seperti pemain Arsenal yan naik daun pada umumnya.

Dapat dibayangkan jika Zlatan diduetkan dengan Henry di lini depan. Henry dapat mengacak-acak pertahanan lawan dan memberikan Zlatan ruang untuk mencari posisi. Zlatan juga bisa terus-menerus bergerak sembari menunggu Bergkamp atau Pires memberi umpan terobosan akurat yang memanjakan Zlatan. Atau ia juga bisa berharap pada umpan silang tajam ala Ashley Cole dari sisi kiri.

Tapi lupakanlah semua andai-andai itu, Zlatan sekarang bermain di Inggris tapi bukan untuk Arsenal. Padahal ia jelas akan memberikan dampak baik untuk Arsenal jika Wenger tidak meminta Zlatan untuk melakukan ‘audisi’ saat itu. Martin Keown, mantan bek Arsenal periode 1993-2004 menyesali kegagalan manajernya dalam mendatangkan Zlatan.

“Saya menyesal dengan fakta bahwa Zlatan Ibrahimovic tidak pernah memperkuat Arsenal. Dia mengunjungi klub pada 2000 di usia remaja. Dengan memiliki fisik seperti itu, rekan setim saya sempat bercanda bahwa Ibrahimovic akan menggeser saya sebagai bek sentral. Sejak itu, Anda bisa melihat bahwa Ibrahimovic selalu punya dampak besar di setiap klub yang diperkuatnya,” ujar Keown.

Satu hal lagi yang membuat Zlatan pada akhirnya tidak menyesali menolak tawaran Wenger, yaitu perihal trofi. Setelah berhasil meraih EFL Cup, Zlatan sempat ditanya media dan menyindir Arsenal dan Liverpool dalam urusan trofi.

“Kami menang. Usai tujuh bulan, saya sudah memenangkan dua trofi dengan klub ini. Ada klub lain yang tidak menang dalam 10 tahun. Saya memenangi setengah dari apa yang mereka menangkan dalam 10 tahun, jadi saya bahagia dengan itu.”