Ada sesuatu yang menarik saat pertandingan Manchester United melawan Liverpool di Old Trafford pada Minggu (21/10). Pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 1-1 ini diwarnai dengan munculnya chant “Jose Mourinho” yang berlangsung selama beberapa detik.

Mourinho hadir di Old Trafford. Lebih tepatnya ia hadir dalam studio Sky Sports yang berada di salah satu tribun stadion berkapasitas 76 ribu penonton tersebut. Sambutan meriah tersebut membuat The Special One membalas perlakuan mereka dengan lambaian tangan dan geraka kiss bye.

Namun yang menarik dari sosok Mourinho saat itu bukanlah kehadirannya, melainkan kata-katanya sebagai seorang pundit. Kita semua tahu kalau Mourinho bisa membuat orang memiliki opini yang terpolarisasi hanya dari ucapannya. Segala kalimat yang keluar dari mulutnya bisa membuat orang memilih untuk menilai apakah ini sebuah pujian atau sebatas sindiran yang dikemas dalam kata-kata yang halus.

Satu kalimat menarik muncul dari mulutnya akhir pekan lalu. Ternyata, hasrat melatih pria dua anak ini belum akan berakhir dalam waktu dekat. Sebaliknya, ia kini sedang mengharapkan ada klub yang mau memberinya pekerjaan sebagai seorang pelatih. Namun jika disuruh memilih klub seperti apa yang dia mau, maka ia menjawab kalau klub itu harus seperti Manchester United.

“Manchester United membidik masa depan saat ini. Jujur, saya mencari kesebelasan yang bisa mendukung saya layaknya United mendukung Solskjaer saat ini. Ia mendapat perlindungan dari manajemen klub dan itu adalah situasi yang bagus untuknya.”

“Ia memiliki kontrak tiga tahun di sana dan sebagai manajer, Anda harus memberikan hasil. Untuk mendapatkan kesempatan melanjutkan visi dengan melatih tim seperti United maka itu merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa. Saya kira, ia tidak perlu diingatkan mengenai hal itu,” tuturnya.

Perlindungan Yang Tidak Bisa Ia Dapat

Kata “perlindungan” yang diucapkan Mourinho memang mengandung makna yang cukup menarik. Hal ini merupakan satu dari sekian banyak faktor yang tidak bisa ia dapatkan dari Ed Woodward dalam masa pemerintahannya selama dua setengah musim bersama Manchester merah.

Sejauh ini, Mourinho menjadi manajer United dengan rasio kemenangan plus raihan gelar terbaik setelah era Sir Alex Ferguson. Namun dalam masa jabatannya, ia pernah menyebut kalau kinerjanya kurang dihargai. Padahal ia sudah memberikan Europa League untuk melengkapi raihan trofi Setan Merah dan membawa mereka finis pada urutan kedua klasemen musim 2017/2018. Prestasi yang tidak mentereng namun cukup bagus bagi kesebelasan yang stabilitasnya mulai goyah setelah dua dekade hidup dengan kejayaan.

“Saya merasa seperti tidak dihargai. Saya sudah bekerja dengan baik, saya memberikan segalanya, dan saya tidak mendapatkan apa yang menurut saya pantas saya dapatkan. Saya akan merasa sangat senang apabila berada di klub yang kondisinya seperti yang dialami Pep Guardiola dan Jurgen Klopp,” ujarnya.

Narasi “jahat” memang akan selalu lekat dengan Mourinho. Di United, ia tidak akan mendapat kesan baik bahkan oleh beberapa suporternya sendiri. Mourinho akan dicap sebagai pelatih yang pragmatis, merusak nilai-nilai sepakbola United, dan gemar mencari konflik. Hal ini yang membuatnya kehilangan perlindungan dari beberapa elemen klub termasuk Ed Woodward yang seharusnya bisa bekerja sama dengan baik untuk membawa United menuju kejayaannya kembali.

Kasus penolakan membeli bek tengah bisa menjadi contoh betapa Mourinho tidak mendapat dukungan seperti yang dirasakan Solskjaer saat ini. “Saya bukan orang idiot ketika pada pra-musim terakhir saya menangis untuk meminta seorang bek tengah.” Bahkan ketika ia berseteru dengan Paul Pogba, manajemen lebih condong mendukung gelandang asal Prancis tersebut. Saat berita pemecatan dirinya mulai sering dibahas media, klub pun terkesan setengah-setengah untuk mendukungnya hingga akhirnya ia benar-benar dipecat pada jelang penutupan tahun 2018.

Hal ini kemudian membuatnya menjadi seorang yang pesakitan. Namun di sisi lain, dukungan masih begitu mengalir. Rata-rata dukungan tersebut mengalir dari mereka yang menganggap Mourinho sudah memberikan prestasi yang bagus dan segala keruwetan dan performa buruk Manchester United adalah buah dari kesalahan manajemen klub.

Solskjaer Sebagai Boneka Woodward?

Namun seperti yang dibahas pada paragraf sebelumnya, segala ucapan Mourinho bisa bermakna ganda. Bahasan soal perlindungan yang tidak dia dapat mungkin menjadi sebuah pujian kalau United benar-benar sudah menunjukkan masa depan yang cerah bersama Solskjaer dan situasi ruang ganti mulai jauh lebih kondusif dibandingkan saat ia masih melatih. Namun di sisi lain, ia mungkin sedang mengeluarkan jurus berupa sindiran-sindiran yang menyentil perasaan Woodward maupun Solskjaer.

Mourinho pernah mengikrarkan dirinya bukan sebagai manajer yang baik. Orang baik hanya akan menjadi boneka setelah beberapa lama melatih. “Ketika Anda hampir bekerja sendiri, dengan tidak adanya dukungan klub yang dekat dengan Anda, ditambah pemain-pemain tertentu melawan pelatih Anda, maka saya lebih memilih untuk tidak menjadi orang yang baik. Orang baik hanya menjadi boneka setelah tiga bulan dan itu tidak akan berakhir baik.”

Ucapan ini disinyalir merupakan sindiran kepada Solskjaer yang seolah tidak punya ketegasan. Ia tidak pernah menujukkan ketegasannya sebagai seorang pemimpin bagi para pemainnya di atas lapangan. Hal ini yang membuat United bermain seperti tidak punya gairah karena sang manajer sendiri tidak bisa membangkitkan motivasi anak asuhnya secara langsung.

Namun perangai Solskjaer ini yang disukai oleh Woodward. Solskjaer tidak pernah menuntut apa yang Woodward putuskan. Beda dengan Moyes yang menyebutnya sebagai badut, Van Gaal yang menyebutnya sebagai orang yang tidak paham bola, serta Mourinho yang menyebut kalau masalah utama terpuruknya MU masih berada di sana.

Solskjaer tidak pernah mengeluarkan komentar ketika pemain incarannya datang tidak sesuai dengan waktu yang ia targetkan. Bahkan ketika United berada dalam kondisi butuh pemain tambahan, Solskjaer hanya menyebut tidak akan memaksa diri untuk membeli pemain jika benar-benar tidak ada target yang bisa didapatkan. Manajemen United saat ini ia sebut sebagai manajemen yang sudah memiliki struktur baik meski di belahan dunia, fans United menganggap manajemen mereka sebagai biang kerok permasalahan klub.