Foto: En.As

Apa yang dilakukan Alexis Sanchez memang salah, tapi apa yang diucapkan olehnya beberapa waktu lalu memang sesuai dengan situasi yang ada kalau ruang ganti United memang penuh dengan masalah.

Alexis Sanchez dihujat. Segala sumpah serapah dengan kata-kata yang tidak enak hadir setelah dia mengungkapkan kisahnya yang ingin langsung pergi setelah baru saja datang sebagai penggawa Manchester United. Hanya butuh satu sesi latihan bagi Sanchez untuk membuatnya tidak betah.

“Anda mungkin pernah merasakan, terkadang ada hal-hal yang tidak Anda sadari sampai Anda tiba di sana. Dan saya ingat, saya menyadari banyak hal setelah saya melakukan sesi latihan pertama. Setelah sesi latihan itu, saya pulang dan saya memberi tahu keluarga dan agen saya dengan berkata; ‘tidak bisakah Anda merobek kontrak ini dan saya kembali ke Arsenal?” ujar Sanchez.

“Mereka semua malah tertawa saat saya memberi tahu kalau ada sesuatu yang tidak beres. Saya melihat ada yang tidak benar tapi seolah tampak bagus. Setelah beberapa bulan pertama, saya terus memiliki perasaan yang sama. Saya pun tidak merasa sebagai tim saat itu,” ujarnya menambahkan.

Tanggapan pun beragam. Namun sebagian besar menghujat. Rafael balik menyindir Sanchez dengan menyebut kalau Sanchez seperti melihat hantu sehingga hal itu yang membuat penampilannya berantakan ketika bersama Setan Merah.

Segalanya memang tidak berjalan lancar. Padahal pada musim pertamanya, Sanchez disambut dengan baik oleh para pendukung United. Perkenalannya begitu elegan. Penampilannya bersama Arsenal yang sebenarnya tidak terlalu buruk pada musim terakhirnya menjadi harapan kalau penggawa Cile ini bisa menjadi bagian penting untuk kesuksesan United pada jangka pendek.

Apa yang dilakukan Sanchez memang tidak beretika. Dia menunjukkan keadaan ruang ganti klub yang bisa membuat posisi United tersudut. Selain itu, Sanchez berstatus sebagai salah satu pemain dengan gaji tertinggi yang pernah dimiliki United. Dengan gaji yang mencapai 500 ribu paun per pekan, maka sudah semestinya ia dituntut untuk selalu memberikan permainan terbaik. Semakin Sanchez membuka aib klub, maka semakin membuktikan kalau dia adalah pemain lemah. Pantas saja Rafael balik menyerangnya mengingat ada stigma yang beredar kalau pemain Amerika Latin rata-rata memiliki sifat yang cengeng.

“Saya tidak percaya ada pemain yang ingin meninggalkan klub setelah sesi latihan pertama. Anda harus memberi kesempatan kepada diri sendiri. Lingkungan itu adalah lingkungan yang baru dan cara latihannya jelas berbeda dari Arsenal. Anda digaji lebih dari 500 ribu sepekan lalu mau pergi? Anda seharusnya lebih bekerja keras. Mentalitas seperti itu tidak boleh ada di sepakbola,” kata Ray Parlour yang merupakan legenda Arsenal.

Apa yang dilakukan Sanchez memang salah. Alih-alih berjuang, dia justru mengambil jalan pintas dengan keluar. Menyalahkan situasi ketimbang bercermin pada diri sendiri memang jauh lebih mudah. Namun apa yang diucapkan Sanchez juga tidak seratus persen salah. Situasi United memang tidak berada dalam aura yang kondusif.

Belum bisa lupa ketika pertengahan 2019 lalu, Jose Mourinho menyebut kalau ada pemain United yang tingkahnya seperti seorang raja. Alih-alih pergi menggunakan bus klub bersama tim, si pemain kemudian memilih turun dan naik mobil pribadi dengan perasaan kesal.

“Seorang pemain bertanya kepada saya apakah ia bisa langsung ke Manchester sendirian dan tidak menggunakan bus. Saya bilang kalau kita ada di London, mungkin boleh saja. Tapi, kita main di Burnley yang jaraknya dekat jadi saya anggap kalau permintaannya tidak masuk akal. Dia kesal,” kata Mourinho. Sebuah bukti kalau ruang ganti United memang sudah kacau sebelum kedatangan Sanchez.

Selain itu, pernah ada seorang pemain muda, yang tidak disebutkan namanya, bercerita kalau pemain senior kegirangan ketika Mourinho dipecat pada 2018 lalu. Ia juga menyebut kalau suasana latihan langsung berubah ketika Mourinho pergi. Hal ini mungkin dirasakan Sanchez mengingat ia datang sebelum ketika Mourinho dipecat.

Manajer United sekarang, Ole Gunnar Solskjaer, juga sudah merasakannya saat United dibantai 4-0 oleh Everton. Momen itu ia pakai untuk mengeluarkan hair dryer treatment dengan menyebut kalau skuad saat itu berisi pemain-pemain yang tidak punya motivasi. Menurut wartawan Manchester Evening News, Tyronne Marshall, momen itu seperti menjadi ketakutan kalau ia akan mewarisi hal yang sama seperti apa yang didapat oleh Mourinho.

Beruntung Ole pelan-pelan berani mengubah pendekatan klub ini. Sejak saat itu, ia berhasil mengubah harmonisasi yang berada di klub ini. Paul Pogba dan Anthony Martial, dua pemain yang sering disebut tidak punya motivasi di United, pelan-pelan mulai menunjukkan kalau mereka adalah pemain penting bagi United di atas lapangan.

Pemain yang punya pengaruh buruk disingkirkan. Termasuk Sanchez yang kemudian dilepas gratis demi situasi ruang ganti tetap kondusif. ESPN kemudian melansir kalau Ole kini meminta manajemen untuk lebih memprioritaskan ruang ganti alih-alih merekrut nama besar. Bagi Ole, lebih baik dia tidak merekrut pemain sama sekali ketimbang mendatangkan pemain yang bepotensi mengganggu keharmonisan ruang ganti.

Sanchez cukup berani mengeluarkan pendapat seperti itu di depan banyak orang. Dia memang salah, namun apa yang dia bilang memang kenyataan kalau ruang ganti United memang bermasalah setelah era kepelatihan Sir Alex. Beruntung, kini mereka punya Ole Gunnar Solskjaer yang berani mengubah ruang ganti United menjadi lebih baik dari sebelumnya.