Adu argumen Lindelof dan Bruno, bumbu dari kekalahan United (Foto: Express)

Manchester United tidak bisa berbuat banyak dalam pertandingan semifinal Liga Europa musim 2019/2020. Menghadapi Sevilla, Setan Merah tumbang dengan skor 2-1. Sempat unggul terlebih dahulu melalui penalti Bruno Fernandes, Los Nervionenses berhasil membalikkan keunggulan melalui gol dari Suso dan Luuk De Jong. Inilah kali kedua United gagal mengalahkan Sevilla setelah sebelumnya terjadi pada 2018 lalu.

Sebuah pemandangan unik terjadi setelah United kebobolan melalui De Jong pada menit ke-78. Lensa kamera menangkap momen ketika Bruno Fernandes kecewa dengan Victor Lindelof yang terkesan membiarkan De Jong meneruskan bola umpan Jesus Navas. Sayangnya, keluhan ini disikapi Lindelof dengan ucapan kasar. Dengan bekal bahasa Portugal hasil selama bermain untuk Benfica, Lindelof mengucapkan “Filho da Puta” atau “Son of a b**ch”.

Bruno kecewa dengan cara bertahan Lindelof, namun sang bek tengah tidak mau disalahkan sepenuhnya. Argumen keduanya diikuti gesture saling tunjuk dan saling merasa kalau dirinya sudah melakukan pekerjaan yang benar.

Sosok Lindelof sendiri memang menjadi sorotan. Ia dianggap yang paling bersalah atas terjadinya gol kedua Sevilla. Banyak yang merasa heran ketika Lindelof justru tidak diterima ditegur oleh Bruno. Saat bola masih berada di sisi sayap, dan Lindelof siap kembali ke posnya, ia sebenarnya sudah melihat kalau De Jong berada di belakang dia. Tugas Lindelof sebenarnya dipermudah dengan hadirnya Wan Bissaka yang lebih dekat dengan De Jong.

Namun, koordinasi mereka berdua yang buruk justru memuluskan De Jong untuk mencetak gol. Wan-Bissaka misalnya, mengetahui kalau di depannya ada De Jong, dia justru melakukan penjagaan zona alih-alih mempersempit ruang gerak mantan pemain Newcastle tersebut. Sementara Lindelof justru lebih fokus memperhatikan umpan silang Navas setelah mengetahui kalau ada De Jong yang berada di belakangnya.

“Gol kedua itu mengejutkan saya. Lindelof dan Maguire tidak berada di tiang dekat. Lindelof seharusnya melihat kalau ada penyerang di depannya. Kemudian Wan-Bissaka juga harusnya tahu dan melindungi jika Lindelof dirasa tidak melihat,” kata Scholes.

“Lindelof itu bek tengah maka dia harus menempel penyerang tengah. Posisi dia keliru. Kalau gol itu bisa dicegah, maka United bisa menang karena Sevilla sudah lelah. Mereka kesulitan menciptakan momen kecuali satu momen itu,” ujarnya menambahkan.

Posisi yang keliru ini yang mungkin membuat Bruno merasa kalau Lindelof perlu diberikan teguran. Meski begitu, mantan penggawa Sporting ini ingin suasana tidak menjadi keruh dengan menyebut kalau kesalahan dalam pertandingan tersebut adalah kesalahan seluruh pemain dan bukan tentang Victor saja.

“Kesalahan dalam gol ini adalah kesalahan semua orang. Dimulai dari lini depan. Ini bukan perkara saya atau Victor tapi tentang segalanya. Apa yang terjadi di antara kami bukanlah apa-apa. Ini sesuatu yang normal. Ini sepakbola dan itu semua bisa terjadi. Itu saling menjaga. Yang paling penting adalah melihat kesalahan yang kami buat dan berharap bisa meningkat untuk pertandingan berikutnya,” ujarnya.

Hal ini membuat banyak penggemar United merasa kalau mereka harus mencari bek tengah baru. Duet Lindelof dan Maguire dirasa belum memberikan rasa aman layaknya Ferdinand-Vidic atau Stam-Johnsen. United sendiri sebenarnya masih punya alternatif bek tengah lain seperti Eric Bailly, Marcos Rojo, Axel Tuanzebe, Phil Jones, dan Timoty Fosu-Mensah. Sayangnya, mereka memiliki permasalahan masing-masing sehingga United juga belum menemukan mana kombinasi yang tepat di lini belakang.

Sebaliknya, banyak yang memuji keberanian Bruno menegur Lindelof. Sejak kepergian Rooney dan Ibrahimovic, United memang sulit sekali mencari sosok Leader yang bisa memotivasi rekan setimnya dan menegur para pemain untuk tidak membuat kesalahan. Saat yang lain diam saja, Bruno mengambil sikap sebagai seorang pemimpin. Hal ini membuat banyak orang merasa kalau Bruno pantas menjadi kapten United suatu saat nanti.

Lagipula, teguran sesama rekan setim ini bukan barang baru dalam tubuh Manchester United. Peter Schmeichel pernah menegur langsung Gary Pallister di atas lapangan. Padahal, kedua pemain ini dinilai sama-sama memiliki temperamen yang tinggi. Meski dikenal sebagai trio lini belakang yang solid, namun Ferdinand sempat kecewa pada keputusan Van der Sar yang ikut maju saat Rio ingin memberinya backpass. Gagalnya backpass tersebut kemudian menjadi gol bunuh diri. Ada warna dibalik nama besar United dan salah satunya adalah insiden sesama pemain. Bahkan Peter Schmeichel pernah baku pukul dengan Roy Keane.

Ya, seperti apa yang dikatakan Bruno. Teguran yang ia buat kepada Lindelof semoga menjadi pelecut bagi si pemain untuk tampil lebih baik lagi karena para penggemar United punya harapan kalau Lindelof bisa menjadi penerus dari nama besar Rio Ferdinand, Nemanja Vidic, Steve Bruce, Gary Pallister, hingga Jaap Stam.