David De Gea adalah salah satu pemain Manchester United yang paling berharga. Jose Mourinho, selaku manajer United, mengakui peran kiper asal Spanyol tersebut sungguh vital. Oleh karenannya, jika De Gea akan pindah klub, sudah pasti Mou ataupun manajemen United tak akan melepasnya dengan mudah.

Terbukti, dilansir dari Metro.co.uk, United berencana untuk memasukkan gelandang bertahan Real Madrid, Casemiro sebagai bagian dalam transfer De Gea. Kabar ini datang tak lama setelah The Special One memberikan ultimatum kepada manajemen United. Dimana ultimatum tersebut meminta manajemen segera mencari kiper baru, jika sampai bulan April mendatang tak ada perpanjangan kontrak untuk De Gea.

Nama Casemiro sebenarnya bukanlah nama baru yang beredar di kubu Old Trafford. Mengingat Mou pernah melatih pemain asal Brazil tersebut kala masih di Real Madrid. Kemudian melihat struktur pemain tengah yang minim di United, nama Casemiro kerap muncul sebagai target pembelian.

Lagipula, masih berdasarkan sumber yang sama, Casemiro dianggap punya kans besar untuk meninggalkan Los Blancos pada akhir musim nanti. Lantaran, meski mendapatkan jatah bermain yang hampir serupa, kehadiran Toni Kroos dan Luka Modric sebagai gelandang pilihan utama, tentu membuat posisi Casemiro tak aman.

Namun permintaan Mou tersebut tampaknya tak akan diterima dengan mudah. Klub raksasa Spanyol tersebut dikabarkan enggan melepas Casemiro yang terikat kontrak hingga tahun 2021 tersebut.

Seberapa Bagus Casemiro di Madrid?

Penjelasan mengenai peran apik Casemiro di Real Madrid musim ini datang dari Bleacherreport. Menurut media tersebut, pria kelahiran Brasil 25 tahun silam itu memang bukanlah pemain terbaik yang dimiliki Los Blancos. Namun kehadirannya menjadi penting bagi Real Madrid untuk menjaga tren kemenangan.

Peran Casemiro bisa terlihat di klub lain dalam diri Sergio Busquets, Nemanja Matic, Xabi Alonso, hingga Fabinho. Yaitu sebagai gelandang pemutus serangan lawan serta mengalirkan bola ke lini depan. Bersama Modric dan Kroos, Casemiro menjadi tiga gelandang pilihan utama Zinedine Zidane.

Konsistensi permainan Casemiro pada musim ini juga tak lepas dari stamina kuat eks pemain Porto tersebut. Casemiro telah bermain selama 90 menit penuh di tiga laga Liga Champions terakhir dan tak satupun absen pula dalam Kompetisi Piala Dunia Antarklub dan Piala Super Eropa. Di mana dua kompetisi terakhir yang disebutkan berujung perpanjangan waktu.

Musim lalu pun Casemiro jua mencatatkan rekor pertandingan yang baik. Zidane melibatkan Casemiro dalam 10 laga dari total 12 laga terakhir Real Madrid.

Statistik Casemiro jua ternyata berbicara hal yang sama. Berdasarkan catatan musim 2015/2016 dan 2016/2017, jika Casemiro dimainkan, maka Madrid akan meraih clean sheet per 2.2 pertandingan. Jika tidak, maka angka tersebut membengkak hingga 2 kali lipa, yaitu 4.4 pertandingan.

Dengan bahasa lain, Real Madrid hanya kebobolan 0.86 gol per pertandingan ketika Casemiro bermain. Sedangkan jika tidak, Madrid kebobolan 1.17 gol per pertandingan.

Kehadiran Casemiro jua berdampak langsung pada poin yang diterima Real Madrid musim ini. Tanpa Casemiro, rata-rata poin yang diterima Madrid hanya 2.27 poin per pertandingan. Jika Casemiro bermain, maka rata-ratanya naik hingga 2.43 poin per pertandingan.

Agar Pogba Bisa Kembali Produktif

Casemiro yang sudah dipantau United semenjak bulan Februari lalu tersebut, memang diharapkan dapat mengisi kekosongan akan gelandang jangkar/bertahan. Dimana, seperti kita tahu United memang sedang mencari pengganti dari Michael Carrick yang mampu bermain di posisi “Makelele” itu.

Kekosongan tersebut makin terasa ketika Pogba dipaksa Mou untuk mengisi posisi gelandang jangkar. Hasilnya, seperti kita tahu buruk. Pogba malah mendapat kritikan dari berbagai pihak. Mulai dari fans hingga para komentator sepakbola.

Kritikan pada Pogba mayoritas berputar pada gol yang minim dicetak gelandang asal perancis tersebut dan performa buruknya di posisi gelandang bertahan. Hingga akhirnya, Pogba memberi jawaban bahwa perannya sebagai gelandang tidak hanya mencetak gol. Melainkan ada peran menguasai hingga merebut bola.

Kegemilangan Pogba memang ketika dirinya ditaruh di posisi gelandang serang, seperti di Juventus dahulu. Namun karena kebutuhan tim, Pogba harus mundur ke posisi jangkar.

Sayangnya, Pogba tak terbiasa bermain di posisi tersebut dan akhirnya berakhir buruk. Khususnya dalam hal bertahan yang menjadi kritikan pedas eks Liverpool, Jamie Carragher. Pogba dinilai hampir merugikan United di Final EFL Cup beberapa waktu lalu.

“Tidak ada yang berubah meski sudah 6 bulan (di United). Dia (Pogba) masih jua tak cukup baik dan disiplin bermain di posisi gelandang tengah. Jujur malah jadi beban dalam urusan bertahan,” kata Carragher yang kini menjadi komentator tersebut.

Eks Chelsea, Frank Lampard jua mengakui bahwa taktik Mou menggunakan 2 gelandang, berarti manajer asal Portugal tersebut ingin bertahan. Sehingga sebenarnya tak layak mengkritik Pogba ketika bermain di posisi tersebut.

“Saya pikir ketika Mou bermain dengan dua gelandang, Mou ingin mereka untuk bertahan. Mou ingin yang ada di kepala mereka pertama-tama adalah pertahanan. Jadi saya merasa buruk mengkritik Pogba, karena bukan itu posisi sebenarnya dia,” tutur eks pemain New York City FC tersebut.

Sejumlah penjelasan di atas tentu menggiurkan para publik Old Trafford untuk mendatangkan Casemiro. Apalagi mengingat United pada musim ini sulit sekali menjaga clean sheet. Kemudian jika Casemiro hadir, tentu peran kesukaan Pogba sebagai playmaker bisa kembali. Laiknya ketika di Juventus, dimana dirinya tenang berkreasi karena ada Andrea Pirlo dan Marchisio yang bertugas mengontrol dan merusak permainan lawan.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber : Manchestereveningnews.co.uk, express.co.uk, bleacherreport.com, thepeoplesperson.com