Jika dipikirkan secara logis, pada usia 32 tahun, Cristiano Ronaldo mungkin masih bisa menjadi pahlawan di Old Trafford dan mencetak 30 gol untuk membawa Manchester United meraih gelar Premier League. Kemudian dengan keuntungan penjualan jersey dan mechandise bahkan bisa menutupi biaya transfernya.

Ronaldo, yang kabarnya ingin meninggalkan Real Madrid terkait tuduhan penipuan pajak sebesar 12,9 juta euro dari pihak berwenang Spanyol, tampaknya bisa jadi peluang untuk kubu United. Seperti halnya Zlatan Ibrahimovic, pesepakbola Portugal itu juga akan menjadi apa yang Carlo Ancelotti sebut sebagai ‘pemimpin secara teknis’: seorang model profesional yang bisa meningkatkan standar di ruang ganti.

Namun di balik semua nostalgia itu, ada alasan mengapa Manchester United sebaiknya tidak mendatangkan Cristiano Ronaldo.

Memiliki nilai untuk empat pemain

Titik awalnya adalah biaya transfer. Ronaldo menandatangani perpanjangan kontrak berdurasi lima tahun di bulan November, yang berarti Madrid sama sekali tidak ingin menjualnya. Mereka juga ingin menjaga pemain terbaik klub dan presiden Florentino Perez terlihat siap membuat tawaran lebih baik untuk kapten Portugal itu di masa depan.

Kemudian banyak yang beranggapan bahwa Real Madrid siap menjualnya seperti yang terjadi pada Alvaro Morata senilai 60 juta paun. Kalaupun dijual, Ronaldo tidak akan murah. Apalagi gajinya mencapai 400 ribu paun perpekan.

Meski begitu, United memang punya uang. Kepergian Ibrahimovic telah meringankan beban upah, dan “mesin ATM” mereka akan menutupi biaya tersebut. Pertanyaan yang lebih besar adalah apakah mereka mampu memprioritaskan Ronaldo mengingat apa lagi yang mereka butuhkan. Dengan angka beli yang disematkan pada Ronaldo, United bisa mendapatkan beberapa pemain berbakat dengan jumlah yang sama.

Jasa yang dibutuhkan

Jika angka pengeluaran itu dibenarkan, Ronaldo harus mampu mengubah timnya sendiri. Prospek itu lebih realistis jika dia masih menjadi pemain seperti saat dia pergi pada tahun 2009, tapi semua keadaan telah berubah.

Sementara United mengenalnya sebagai seseorang yang bisa melakukan semuanya sendirian, dia sekarang akan kembali sebagai seseorang yang membutuhkan segala sesuatu untuknya. Dia telah menjadi striker yang ahli di dalam kotak penalti, bergantung pada umpan silang dan juga beberapa umpan yang bisa dijadikan gol.

Itu berarti United harus membangun tim yang solid di sekitarnya. Sama seperti Madrid bermain dengan Karim Benzema di lini depan karena ia menjadi pembuka ruang dan bermain tanpa pamrih, United ingin menciptakan kerangka kerja yang bisa memenuhi kebutuhan Ronaldo.

Dan bahkan jika mereka membangun hal ini, tampaknya tidak mungkin Ronaldo akan mengulang angka fantastis seperti di Spanyol.

Perbandingan skuat

Salah satu alasan kemungkinan penurunan performa Ronaldo adalah United lebih “lemah” dari Real. Faktor besar di balik statistik Ronaldo di Madrid adalah kecemerlangan para pemain seperti Marcelo, Toni Kroos, dan Luka Modric, yang memastikan Madrid mendominasi dan menciptakan peluang setiap pertandingan.

Segala macam peluang yang ada di Madrid akan membuat striker manapun profuktif. Madrid baru-baru ini juga menikmati rekor bagus tanpa Ronaldo, baik untuk kemenangan dan gol yang dicetak, dan pemain pelapis justru membuat rasio gol yang lebih tinggi.

Apa yang membuat Ronaldo berharga adalah finishingnya. Ia terbukti mematikan di Liga Champions musim lalu, meski di La Liga tingkat konversi-nya lebih sederhana.

Di United, dia mungkin tidak bisa mendapatkan situasi yang lebih baik. Luke Shaw bukanlah Marcelo dan Ander Herrera bukanlah Modric. Jose Mourinho juga akan bermain lebih hati-hati dari pada Zinedine Zidane, dan perlu diingat bahwa Madrid mencetak 106 gol di liga, sementara United hanya memiliki 54 gol.

Tingkat kebugaran

Ada juga masalah kebugaran. Pada musim 2016/2017, Ronaldo mencatatkan musim terbaiknya dalam beberapa tahun, menenggelamkan Bayern Munich, Atletico Madrid, dan Juventus, dalam perjalanan menuju gelar Liga Champions, sekaligus mencetak lima gol dalam tiga pertandingan terakhir La Liga.

Faktor yang menentukan di balik itu adalah bagaimana Zidane mengistirahatkan sang pemain untuk membuatnya lebih bugar di pertandingan penting. Ronaldo juga melewatkan sembilan pertandingan liga, sekaligus mencetak 25 gol.

Hal itu menunjukkan striker berusia 32 tahun tersebut membutuhkan istirahat untuk mencapai kondisi terbaik, meskipun memiliki komitmen yang luar biasa dalam pemulihan. Jadi apakah United mampu memberikan apa yang dibutuhkan Ronaldo ?

Perlu diingat bahwa United bermain lebih banyak pertandingan dibandingkan Madrid dan itu akan menjadi faktor penentu sejauh mana Ronaldo siap memenuhi jadwal padat kompetisi di Inggris, mengingat usianya sudah melewati angka 30.

Tujuan jangka panjang

Tidak seperti Zidane, Mourinho menunjukkan sedikit toleransi terhadap pemain yang mengalami penurunan performa karena cedera atau kelelahan. Satu pemain yang terlihat sangat diandalkannya adalah Ibrahimovic, yang berusia 35 tahun dan memulai 27 pertandingan liga musim lalu.

Jika Ronaldo memainkan setiap pertandingan di United, kemungkinannya untuk tampil secara konsisten cukup berkurang karena dia tidak bertambah muda. Masalahnya mungkin akan jadi ujian hubungannya dengan Mourinho, yang sebelumnya agak renggang di Madrid.

Bagaimanapun, United harus berpikir dua kali sebelum berinvestasi dalam diri Ronaldo. Yang paling memungkinkan, Ronaldo hanya sanggup bermain baik selama dua musim dan sisanya akan jadi kesengsaraan untuk United.

Menghabiskan uang lebih banyak untuk striker muda yang bisa memimpin lini depan selama bertahun-tahun atau pemain di posisi lain pasti akan menjadi langkah yang lebih bijaksana.