foto: eurosport.com

Memphis Depay menjelma menjadi sosok seorang medioker. Di Inggris, ia seperti tak punya daya. Padahal, dua musim lalu, ia adalah pemain yang paling ditakuti di Eredivisie dengan statusnya sebagai pencetak gol terbanyak.

Dua musim di Manchester United, tidak ada sesuatu yang membuat Memphis menjadi lebih baik. Kabar terbaru bahkan menyebutkan bahwa pemain kelahiran 13 Februari 1994 ini kian dekat dengan pintu keluar.

Namun, Memphis agaknya tidak akan keluar dengan status penjualan, melainkan peminjaman. Hal ini kemungkinan terjadi karena Fenerbahce yang menunjukkan minat terhadap dirinya.

Saat kalah 1-2 dari Fenerbahce, Memphis tidak dibawa ke Turki. Mou agaknya tak bisa menemukan tempat yang pas bagi Memphis di tim. Ia pun dianggap sebagai prioritas terendah bagi Mou.

Kabar soal kepindahan Memphis sebenarnya sudah lama terdengar. United pun kemungkinan besar meminjamkan Memphis ketimbang menjualnya.

Di Fenerbahce, Memphis diinginkan oleh sang manajer, Dick Advocaat, yang juga berjasa memberinya debut profesional. Sebelum menang atas United, Advocaat memberi tanda kalau dia tahu bahwa Memphis tengah memikirkan masa depannya.

“Ada potensi baginya untuk menjadi pemain top. Anda tak bisa menghilangkannya. Dia punya kualitas untuk menjadi pemain top tapi masalah untuknya adalah ada banyak pemain berkualitas di skuat United,” ucap Advocaat.

Menurut Advocaat, amat penting bagi Memphis untuk bermain secara reguler. “Di sisi lain, aku pikir, mungkin dia mesti mencari solusi lain di klub karena dia terlalu bagus kalau cuma duduk di bangku cadangan. Aku masih percaya padanya,” beber Advocaat.

Menurut manajer yang gagal di Sunderland musim lalu tersebut meyakinkan bahwa Memphis punya mentalitas yang bagus. Ia pun punya karakter yang tepat bagi United. “Tapi ada banyak pilihan di posisinya. Bermain reguler akan membantu bagi kemajuannya,” kata Advocaat.

Memphis merupakan salah satu pembelian pertama Louis van Gaal pada musim panas 2015. Ia datang dengan banderol 25 juta paun yang terbilang tinggi bagi seorang pemuda yang baru 20 tahun kala itu.

Awalnya, Memphis selalu diberikan kesempatan untuk mengecap tim utama. Ia bermain sebagai pemain “Nomor 10” sampai digeser ke sayap. Namun, di dua posisi tersebut, Memphis gagal menunjukkan aksi yang impresif. Pada musim pertamanya, ia cuma bermain dalam 16 pertandingan liga dan mencetak dua gol. Pada musim ini, ia bermain tujuh kali yang enam di antaranya datang dari bangku cadangan.

Soal nasib Memphis pun dipertanyakan oleh bek Swansea, Mike van der Hoorn. Ia heran karena Memphis jarang bermain. Padahal, menurut Mike, Memphis adalah pemain yang bisa membuat sebuah pertandingan menarik untuk dilihat.

“Seperti Zlatan, ia bisa mendapatkan momen dan bisa meledak dengan mencetak gol,” kata Van der Hoorn dikutip dari Four Four Two.

Bek Swansea yang lebih tua dua tahun dari Memphis ini tahu banyak soal Memphis karena ia pernah membela Ajax Amsterdam di Eredivisie sejak musim 2013/2014. Ia pun mengawali kariernya di FC Utrecht sejak musim 2011/2012.

Selain Fenerbahce, sebenarnya Memphis pun diminati oleh Galatasaray dan AS Roma. Rival Fenerbahce ini pun bahkan menyiapkan 15 juta paun untuk mendatangkan Memphis secara permanen.

Di sisi lain, AS Roma berminat menjadikan Memphis sebagai pengganti Mohamed Salah yang akan absen karena membela Mesir di Piala Afrika 2017. Kabarnya, kubu Roma masih menjalin komunikasi intensif dengan United. Roma agaknya akan meminjam Memphis dengan opsi pembelian di akhir musim. Pelatih Roma, Luciano Spalleti, bahkan yakin kalau Memphis akan cocok dengan skema main mereka.

Lantas, kemanakah Memphis akan pergi? Apakah ia akan pergi selamanya atau sekadar untuk sementara?