I’ll Be Back. Itulah kalimat yang keluar dari mulut robot T-800 dalam film Terminator. Ketika itu, ia berjanji untuk kembali dengan membawa Sarah Conner yang menjadi target untuk ia bunuh. Sejak saat itu, kalimat tersebut selalu hadir dalam frenchise Terminator dan kemudian menjadi kalimat ikonik yang melekat dalam diri pada sang aktor, Arnold Schwarzenegger.
Di Manchester, Terminator lain muncul dalam skuad Setan Merah. Scott McTominay mendapat julukan McTerminator setelah ia menunjukkan bentuk badannya yang dipenuhi banyak otot beberapa waktu lalu. Sama seperti di kisah Terminator yang asli, McTerminator juga selalu kembali menjadi penyelamat timnya.
Dini hari kemarin, McTominay kembali berperan penting dalam permainan United. Satu golnya ke gawang West Ham membantu klubnya melaju ke babak enam Piala FA. Pantas jika pemain Skotlandia itu dianggap sebagai juru selamat karena ia tidak bermain sejak awal. Ini adalah kali kedua ia menjadi penyelamat United pada ajang Piala FA. Sebelumnya, ia menjadi pencetak gol tunggal ketika United menyingkirkan Watford pada babak ketiga.
Musim ini, McTominay menunjukkan perkembangan yang pesat sebagai seorang pemain. Dari gol saja misalnya, ia sudah mencetak 7 gol musim ini. Jumlah ini sudah menyamai dari total golnya sejak 2017/2018 hingga 2019/2020. Yang menarik, enam dari tujuh golnya dicetak di Old Trafford.
Sebenarnya, mencetak gol bukan barang baru bagi McTominay. Naluri golnya sudah ada sejak dulu karena dia sempat bermain sebagai striker pada tim U-16. Inilah kenapa Ole Gunnar Solskjaer tidak kaget dengan kemampuan mencetak gol McTominay yang cukup bagus untuk seorang pemain tengah.
“Scott adalah striker sewaktu masih kecil. Dia adalah monster dalam hal fisik karena dia bisa memenangkan duel udara, bisa melakukan tekel dengan baik, dan juga memiliki cepat. Terkadang, saya harus menghentikan Scott melakukan itu (mencetak gol) karena dia tetap seorang gelandang. Namun, saat melihat dia memanfaatkan ruang di depannya, saya merasa untuk apa menghentikan dia,” ujar Ole beberapa waktu lalu.
Dengan tujuh gol yang sudah ia cetak, banyak yang meminta McTominay untuk bisa menjadi sumber gol alternatif bagi United. Hal ini disebabkan karena frustrasinya para suporter melihat penampilan Rashford dan Martial yang masih biasa saja meski musim 2020/2021 tinggal menyisakan beberapa bulan lagi. Tujuh gol McTominay bahkan kini setara dengan catatan Anthony Martial musim ini di semua kompetisi.
Lini Depan Tumpul
Semalam, lini depan United memang tidak bisa berbuat banyak. Rashford hanya membuat dua sepakan, sedangkan Greenwood hanya punya satu. Martial menjadi pemain United yang paling banyak melepaskan tembakan pada laga tadi dengan enam tendangan. Namun, hanya dua yang mengarah ke gawang Fabianski. Setidaknya ada dua momen ketika Martial dan Rashford berada dalam posisi bebas, namun semuanya sia-sia.
Inilah yang membuat suporter makin frustrasi dengan performa pemain depan United mengingat penurunan ketiganya, termasuk Greenwood, begitu drastis. Musim lalu, trio ini mencetak 62 gol. Pada musim ini, kombinasi ketiganya baru menghasilkan 27 gol. Harapan menambah amunisi dengan membeli satu pemain depan lagi muncul sembari menunggu Cavani yang mungkin hanya bisa bermain satu sampai dua tahun lagi.
Tumpulnya lini depan United juga tidak lepas dari lini belakang The Hammers yang tampil cukup solid. Permainan blok rendah dengan menumpuk sembilan pemain di kotak penalti, sukses membuat kreativitas United mati sebelum Bruno Fernandes masuk pada babak kedua.
Sejak United melakukan build-up dari lini belakang, 4-4-2 yang diusung Moyes akan berubah menjadi 4-2-2-2. Moyes mematikan aliran bola United di lini tengah untuk memaksa United mengalirkan bola melalui sayap. Moyes seolah paham kalau sayap-sayap United juga tidak dibekali kemampuan menyerang yang bagus.