Bursa transfer Premier League resmi ditutup pada pukul 23.00 WIB. Sama seperti musim lalu, Manchester United hanya membeli tiga pemain saja.
***
Kedatangan Harry Maguire dari Leicester City tidak hanya memecahkan rekor transfer untuk seorang pemain belakang. Pemain asal Sheffield ini juga menjadi gong penutup dari bursa transfer Manchester United pada musim panas ini. Inilah pemain terakhir yang didatangkan United untuk mengarungi kompetisi musim 2019/2020.
Banyak yang mengatakan kalau transfer United kali ini berjalan dengan baik. Mereka mendatangkan tiga pemain yang semuanya masuk dalam kriteria yang diinginkan Ole Gunnar Solskjaer yaitu Daniel James, Aaron Wan-Bissaka, dan yang terakhir adalah Harry Maguire. Namun ending dari transfer mereka sama seperti musim lalu yaitu sama-sama meninggalkan rasa frustrasi.
Musim lalu, United mendatangkan Fred, Diogo Dalot, dan Lee Grant. Namun mereka tidak mendatangkan bek tengah yang diinginkan Mourinho. Dari Maguire, Alderweireld, Koulibaly, Mina, Godin, dan Boateng, semuanya tidak ada yang datang.
Berbanding terbalik pada musim ini. Saat United fokus melengkapi kepingan puzzle di lini belakang, mereka justru seolah abai terhadap permasalahan di lini tengah dan lini depan. Maka dari itu, tidak sedikit juga yang menyebut transfer United bak “gali lubang tutup lubang” atau mengatasi masalah dengan menambah masalah lalu.
Lini tengah United sedang dalam perhatian besar. Terutama dari para penggemarnya. City mendatangkan Rodri, Spurs kedatangan Ndombele dan Lo Celso, Arsenal mendapatkan Dani Ceballos, sementara United melepas Ander Herrera dan Marouane Fellaini tanpa mencari penggantinya.
Mereka kini khawatir dengan risiko kehilangan Paul Pogba yang bisa berpotensi merusak keseimbangan lini tengah. Tidak bisa dipungkiri kalau Pogba menjadi elemen penting skuad United. Saking pentingnya, permainan tim langsung memburuk jika ia dimatikan atau ketika konsistensinya sedang kumat.
Jurnalis Manchester Evening News, Samuel Luckhurst, menyebut kalau satu-satunya yang membedakan situasi transfer saat ini dengan musim lalu adalah respon kedua pelatih yang bertolak belakang. Jika Jose Mourinho memandang United cenderung negatif pada saat itu, maka Solskjaer sebaliknya. Namun Luckhurst menambahkan kalau Solskjaer kini serupa dengan Mourinho yaitu memandang positif skuadnya secara berlebihan.
“Jika Mourinho memandang United terlalu negatif, maka Ole Gunnar Solskjaer kini terlalu positif memandang United. Skuad United saat ini bisa dibilang lebih lemah dibanding awal musim lalu. Dua gelandang telah pergi meninggalkan klub tahun ini dan United gagal mendapatkan gantinya. Jika ada orang yang merinding ketika mendengarkan lagu This Is The One, maka Solskjaer mungkin memilih Always Look On The Bright Side Of Life. Dia berusaha melihat sisi terang dalam kehidupan,” tutur Luckhurst.
Solskjaer memang sedang berusaha untuk positif. Saat pra-musim lalu, dia menyebut akalu Andreas Pereira dan Scott McTominay akan mendapatkan lebih dari 20 pertandingan. Salah satu dari Andreas dan Scott mungkin akan menjadi pengganti Ander Herrera. Bagi pendukung United, salah satu dari mereka mungkin tidak akan disukai kehadirannya.
Begitu juga di lini depan. Seburuk-buruknya Romelu Lukaku, dia adalah top skor United untuk urusan pemain depan. Si pemain sudah memakai seragam Inter Milan dan United tetap tidak mencari penggantinya. Solskjaer sudah senang dengan adanya Marcus Rashford, Anthony Martial, dan Mason Greenwood. Dua striker yang juga inkonsisten dan pemain muda yang mungkin belum dibebankan sebagai pemain utama pada musim ini.
United sebenarnya tidak kekurangan target untuk mengatasi masalah tersebut. Sektor gelandang misalnya, mereka beberapa kali dikaitkan dengan Bruno Fernandes. Namun, jelang penutupan bursa transfer, si pemain tidak ada dalam daftar pemain yang diinginkan Solskjaer. Sementara di lini depan, mereka bisa mendatangkan Mario Mandzukic. Akan tetapi, transfer ini urung terjadi dan target mereka beralih kepada striker yang hanya bisa mencetak dua gol saja di Premier League (baca: Fernando Llorente).
“Salah satu kesalahan United setiap bursa transfer adalah mereka sebenarnya punya empat bulan untuk dijalani, namun negosiasi yang mereka lakukan terpusat hanya pada satu pemain saja. Strategi transfer mereka berfokus pada satu per satu targetnya. Hal ini membuat target lainnya menguap.”
“Dengan pelatih yang tidak punya kualitas kelas dunia, tidak ada pertandingan Liga Champions yang ditawarkan, dan pemain bintang yang ingin pergi, United belum pernah berada pada posisi serendah ini. Namun hal ini tidak lepas dari fokus tim yang lebih menyasar pemain asal Inggris dan penolakan dari agen tertentu yang disambut baik,” ujarnya.
United telah mengakhiri pergerakan mereka di bursa transfer. Namun mereka kini menumpuk banyak sekali pemain di lini belakang. Tujuh bek tengah, tiga bek kanan, dan hanya satu bek kiri. Menjual satu dari mereka saja susahnya minta ampun.
Mereka juga seperti tidak sadar kalau saat ini mereka tetap tidak memiliki pemain sayap kanan. Daniel James memang bisa bermain di sisi kanan. Namun potensinya lebih terlihat jika ia bermain di sayap kiri. Kini, sisi sayap United lagi-lagi berat sebelah dengan Anthony Martial, Alexis Sanchez, Marcus Rashford, dan Daniel James, berebut untuk satu posisi tersebut. Lagi-lagi mereka belum bisa menyelesaikan masalah yang seharusnya bisa cepat diselesaikan.