Musim lalu, Manchester United menjalani salah satu musim terburuknya di kompetisi Premier League. Mereka harus menanggung malu karena menderita kemasukan gol sebanyak 54 kali. Angka yang jauh lebih banyak dari rekor sebelumnya yang terjadi pada musim 1999/2000 dan 2001/2002 (45 gol). Kebobolan lebih dari 50 gol juga menjadi yang pertama kalinya sejak musim kompetisi 1978/1979.
Lini belakang United memang betul-betul bermasalah pada musim lalu, khususnya pada sektor bek tengah. Posisi ini menjadi sasaran kritik dari banyak kalangan karena dianggap tidak bisa memberikan rasa aman kepada penjaga gawang David De Gea. Ia hanya membuat tujuh clean sheets saja. Tiga kali lipat jaraknya dari pemenang Sarung Tangan Emas, Alisson. Bahkan torehan Martin Dubravka dan Neil Etheridge saja jauh lebih baik dibanding De Gea.
Kiper terbaik United ini menjadi salah satu penjaga gawang yang paling sering bekerja keras sepanjang musim lalu. Naas, Dave tidak bisa tampil heroik layaknya musim 2017/18 dan kerap membiarkan gawangnya kebobolan dengan mudah.
“United benar-benar butuh bek tengah baru, dan ketika Anda mengatakan kalau tim ini butuh bek tengah baru dan tidak mendapatkannya, maka apa yang bisa dibanggakan dari pemain yang ada saat ini,” kata Gary Neville saat United dikalahkan Liverpool Desember lalu.
Lini belakang yang bagus adalah lini belakang yang solid. Khususnya dua bek tengah yang menjadi batas akhir sebelum penyerang lawan akan berhadapan satu lawan satu dengan kiper. Mereka harus tampil solid dan tidak mudah dilewati penyerang lawan selama 90 menit. Jika dua bek tengah dalam sebuah kesebelasan tampil cukup baik, maka risiko kebobolan menjadi sangat minim. Inilah yang terjadi kepada Liverpool dan Manchester City. Para penjaga gawang mereka bisa mengisi posisi dua teratas dalam daftar penjaga gawang terbaik karena dibantu lini pertahanan mereka yang solid khususnya bek tengah yang dilengkapi performa Ederson dan Alisson yang berkualitas sebagai penjaga gawang.
Enggan untuk Memperbaiki
Masalah United di sektor bek tengah sebenarnya sudah ingin diperbaiki oleh Jose Mourinho musim lalu. Namun, permintaan satu lagi bek tengah anyar saat itu ditolak oleh Wakil Ketua Eksekutif United, Ed Woodward. Menurut Woodward, tidak ada bek tengah yang tersedia dengan harga yang sesuai di pasar transfer saat itu. Selain itu, bek tengah United dianggap masih layak untuk diberi kesempatan. Kesempatan yang kemudian berakhir dengan 54 gol yang bersarang ke gawang mereka.
“Para bek tengah United itu pemain bagus tapi kualitasnya bukan kualitas United. Saya tahu kalau orang berbicara bahwa mereka sudah membeli pemain belakang, tetapi mereka semua yang dibeli tidak cukup baik. Kalau belum cukup baik, maka pergi dan beli lagi. Anda adalah Manchester United. Klub besar,” kata Roy Keane.
Dalam skuad United musim lalu, mereka memiliki Victor Lindelof, Chris Smalling, Marcos Rojo, Phil Jones, dan Eric Bailly. Lima bek tengah yang kualitasnya cukup mumpuni untuk bermain di level atas. Meski sudah memiliki lima pemain, namun United tidak pernah punya komposisi yang pas sepanjang musim lalu karena berbagai permasalahan.
Marcos Rojo sudah tidak segarang dulu dan hanya bermain lima kali saja. Selama tiga bulan, Phil Jones terpaksa absen karena tiga kali mengalami cedera yang berbeda. Dalam tiga tahun karier seorang Eric Bailly, ia menghabiskan 290 hari untuk melakukan pemulihan, sedangkan Chris Smalling sempat absen dua bulan pada musim lalu karena cedera.
Jika dalam kondisi yang fit, Bailly seharusnya sudah memiliki caps sebanyak 173 pertandingan dan bukannya 74. Begitu juga dengan pemain lainnya Phil Jones yang saat ini mandek di angka 216 dari 439 kemungkinan pertandingan yang bisa ia jalani, Smalling (323 caps dari kemungkinan 499), Rojo (113 caps dari kemungkinan 276), dan Lindelof (69 caps dari kemungkinan 109).
Kecuali Lindelof dan Bailly, tiga bek tengah United justru mendapatkan perpanjangan kontrak. Sesuatu yang kemudian ditertawakan oleh para suporternya sendiri. Mengapa manajemen masih merasa yakin kepada Rojo yang lebih banyak istirahat karena cedera, dan duet Jones-Smalling yang tidak cukup bagus? Bahkan dua pemain ini, bersama Ashley Young, masuk dalam petisi yang beberapa hari ini viral untuk cepat-cepat dikeluarkan dari United. Patut diingat kalau Rojo, Jones, dan Smalling, sudah berusia lebih dari 25 tahun dan sudah seharusnya menunjukkan penampilan yang matang.
Jika melihat investasi United untuk sektor bek tengah selepas era Sir Alex Ferguson, maka pergerakan mereka sebenarnya tergolong lamban jika dibandingkan dengan dua rival abadi mereka yaitu Liverpool dan Manchester City. Sejak 2013, mereka selalu mendatangkan minimal satu bek tengah. Pengecualian untuk musim lalu. Sementara dalam enam musim terakhir United, hanya tiga musim saja mereka mendatangkan bek tengah baru.
Investasi Bek Tengah Man City, Liverpool, dan United Sejak 2013 | |||
Musim | Manchester City | Liverpool | Man United |
2013/14 | Martin Demichelis | Kolo Toure, Tiago Illori, Mamadou Sakho | – |
2014/15 | Ellaquim Mangala | Dejan Lovren | Marcos Rojo |
2015/16 | Nicolas Otamendi | Joe Gomez, Steven Caulker | – |
2016/17 | John Stones | Joel Matip, Ragnar Klavan | Eric Bailly |
2017/18 | Aymeric Laporte | Virgil Van Dijk | Victor Lindelof |
2018/19 | – | – | – |
Kelabakan Mencari Pengganti
Sepuluh bulan setelah penolakan Woodward akan permintaan Mourinho, United kini sedang berusaha lagi untuk merekrut bek tengah. Namun hingga bursa transfer menyisakan tujuh minggu lagi, mereka nampaknya merasa kalau posisi ini belum layak untuk dirombak.
Ada kesan tidak serius untuk mendatangkan bek tengah baru. Terlihat dari pergerakan mereka yang saat ini justru fokus mencari penyerang tengah, winger, bek kanan, dan satu gelandang sebagai pengganti Pogba. Bek tengah nampaknya menjadi prioritas terakhir sebelum keempat posisi tersebut bisa dipenuhi.
Beberapa waktu lalu, Daily Mail melansir kalau United sebenarnya enggan mencari bek tengah baru. Alasannya simple yaitu harga para incaran United terlalu tinggi menurut kantong mereka. United sendiri menolak untuk terbawa arus inflasi harga pemain dan lebih ingin merekrut pemain murah meriah.
Harry Maguire dibanderol 90 juta paun. Musim lalu, United menolak ketika angka Maguire masih berada di kisaran 70 juta paun. Belum lagi Matthijs de Ligt yang juga diincar United dan menjadi target panas pada bursa transfer musim ini. Kalidou Koulibaly bahkan diberikan harga di atas 100 juta euro. Dengan harga setinggi itu, Solskjaer ditengarai tetap memakai bek tengah United yang ia punya. Karena dimatanya, nama-nama seperti Smalling, Jones, Bailly, Lindelof, dan Rojo, sudah memenuhi kualitas sebagai pemain United.