Manchester United sukses menaklukan FC Rostov pada lanjutan leg kedua babak 16 besar Europa League. Pada pertandingan yang dihelat di Old Trafford itu, Juan Mata mencetak gol semata wayang untuk United pada babak kedua. United akan bertemu Anderlecht di perempat final yang akan dihelat pertengahan April nanti.

Masalah Penyelesaian Akhir yang Tak Kunjung Berakhir

Pada pertandingan ini, United terlihat kesulitan membobol gawang lawan meskipun peluang demi peluang tercipta terus-menerus. United mencetak 18 sepakan dan hanya empat di antaranya yang tepat sasaran. Parahnya, hanya satu yang berbuah gol.

Masalah ini memang tidak asing bagi United. Di ajang Liga Primer, United kerap mengalami masalah serupa. Anak asuh Jose Mourinho bahkan pernah mencatat 38 tembakan tanpa satu pun yang menghasilkan skor pada pertandingan melawan Burnley akhir Oktober lalu. Masalah ini kembali hadir dan Mata mengakuinya.

“Ini masalah finishing lagi. Kami menciptakan beberapa peluang bagus tapi kami tak bisa mencetak gol. Mereka tim yang menekan hingga akhir. Mereka main dengan sistem yang sulit tapi kami beradaptasi dengan baik. Kami main di Old Trafford dan harus bekerja dengan baik,” ungkap pemain asal Spanyol tersebut.

Tentang Pisang yang Dimakan Oleh Marcos Rojo

Pertandingan ini menyisakan cerita yang cukup unik. Pada babak kedua, Marcos Rojo terlihat berada di lapangan sambil memakan pisang. Saat itu, Rojo terlihat kelelahan namun Mourinho tidak memiliki pemain bertahan di bangku cadangan usai Daley Blind dimasukkan menggantikan Phil Jones. Untuk mengatasi masalah itu, Mourinho memilih untuk memberikan pisang agar stamina Rojo terjaga hingga akhir pertandingan.

Mourinho sendiriah yang mengupas kulit pisang itu. Pelatih asal Portugal itu kemudian memberikannya kepada Ashley Young, barulah Rojo mengambil pisang tersebut dari Young. Menurut Mourinho, hal tersebut bukanlah hal yang harus ditertawakan. Ia serius dalam apa yang dilakukannya itu.

“Untuk beberapa kasus, cerita pisang tersebut adalah situasi yang lucu, tapi saya tidak berpikir demikian. Hal tersebut sama sekali bukan buat ditertawakan, melainkan untuk menghargai si pemain dan batas kemampuan mereka. Para pemain benar-benar telah memberikan semuanya,” kata sang pelatih.

Selain itu, Mourinho mengungkapkan bahwa olahraga marathon memberinya inspirasi untuk melakukan aksi itu. “Ketika saya menyaksikan maraton, ketika saya menyaksikan olahraga lain di mana orang sudah hampir mencapai batas, saya tidak berpikir itu sebagai sebuah lelucon. Rojo sudah berada di batasnya,” ujar Mourinho.

Keluhan-Keluhan Mourinho

Musim ini, Mourinho memang beberapa kali mengungkapkan keluhan-keluhannya. Entah itu karena wasit, jadwal padat, atau ketidakberuntungan timnya. Pada pertandingan ini, ia kembali melakukan hals serupa. Menurutnya, United memiliki banyak hal yang harus dilawan dan ia mendeskripsikan hal tersbut sebagai musuh.

“Kami memiliki banyak musuh. Seharusnya musuh kami adalah Rostov tapi kami punya banyak musuh. Sulit untuk main pada Senin (melawan Chelsea) dengan sepuluh pemain, sulit untuk main sekarang, sulit untuk main pukul 12.00 pada Minggu. Kami memiliki banyak musuh,” ungkap Mou.

“Sulit membayangkan bahwa ada beberapa orang yang berkata seharusnya kami tampil lebih baik, seharusnya kami mencetak lebih banyak gol, dan seharusnya kami tidak menderita untuk mengalahkan lawan ini. Namun faktanya ada banyak hal yang melawan kami,” tambahnya.

Tak hanya itu, seolah ingin mendramatisir situasi, Mourinho mengungkapkan bahwa timnya akan kalah pada lanjutan Liga Primer melawan Middlesbrough. “Kami mungkin akan kalah di laga Minggu (melawan Middlesbrough). Kelelahan memiliki harga sendiri,” tuturnya. Sebuah komentar yang seharusnya tidak keluar dari manajer klub sebesar Manchester United.