Akan ada daftar yang sangat panjang apabila penggemar Arsenal mendapatkan pertanyaan mengapa mereka begitu membenci Manchester United. Murka dan kebencian para penggemar Arsenal kepada United boleh jadi lebih besar ketimbang kebencian mereka kepada rival sekota mereka, Tottenham Hotspur, dan juga kesebelasan-kesebelasan asal London lainnya.

Letupan di era modern di antara keduanya dimulai dari persaingan untuk memperebutkan gelar juara Liga Primer Inggris pada awal millennium baru. Rivalitas kompetitif ini kemudian semakin memanas. Salah satu yang paling fenomenal adalah insiden antara Roy Keane dan Patrick Vieira di lorong stadion lama Arsenal, Highbury. Keduanya bersitegang sebelum pertandinga bahkan belum dimulai.

Di antara semua kesebelasan yang ada, ternyata suratan takdir memutuskan bahwa United-lah yang bisa menghentikan rekor tidak pernah kalah Arsenal yang biasa disebut sebagai “The Invincible”. Angka 49 laga tanpa terkalahkan tersebut kemudian dihentikan oleh United yang berhasil mengalahkan Arsenal dalam pertandingan lanjutan Liga Primer Inggris musim 2004/2005. Hanya tinggal satu pertandingan lagi saja Arsenal bisa menggenapkan rekor. Namun nyatanya United kemudian muncul sebagai pembawa kabar duka.

Daftar kemudian terus bertambah ketika kapten, idola dan penyerang utama Arsenal, Robin van Persie. Memutuskan untuk menjadi “Yudas” dan hijrah ke United dengan alasan kompetitif karena ingin meraih trofi Liga Primer Inggris. Sebuah rasionalisasi yang terang saja secara tersirat seakan mengerdilkan Arsenal.

Kebencian yang terus memanas bahkan hingga ubun-ubun tersebut melengkapi kekesalan para penggemar Arsenal soal kemenangan dalam sebuah pertandingan dan raihan trofi tentunya. Soal buruan transfer yang kemudian lebih memilih hijrah ke United juga menjadi alasan lain mengapa ada kekesalan yang luar biasa dari Arsenal kepada United.

Tetapi pada 2 September 2014, beberapa jam saja menjelang tenggat waktu batas jendela transfer, Arsenal melakukan sebuah serangan balasan yang bisa dibilang luar biasa. Sebuah serangan balasan yang sangat satir dan selebihnya bisa dibilang memilukan. Arsenal mendatangkan Danny Welbeck dari United pada jam-jam terakhir jelang jendela transfer pada musim tersebut ditutup.

Bukan soal riuh dan ketegangan yang memang selalu terjadi jelang tenggat waktu bursa transfer. Tetapi mendaratnya Danny Welbeck ke Arsenal menggambarkan sesuatu yang sangat besar. Pada periode tersebut Welbeck adalah hasil produksi terbaik dari pembinaan usia muda United. Apalagi dengan fakta bahwa ia merupakan putra daerah membuat Welbeck menjadi aset yang sangat berharga. Sebagai produk akademi United, Welbeck bisa dibilang berada dalam jajaran yang sama dengan Class of 92 sebagai hasil dengan mutu terbaik dari pembinaan usia muda yang dimiliki oleh klub.

Kepindahan tersebut juga membuat banyak legenda United naik pitam. Salah satunya Gary Neville yang menyebutkan bahwa ia merasa Danny Welbeck memiliki harga yang lebih dari 16 juta paun yang menjadi mahar transfernya dari United ke Arsenal kala itu. Mantan kapten United tersebut juga menyatakan bahwa penjualan Welbeck membuat United kehilangan identitasnya karena menjual putra daerah terbaik mereka pada periode tersebut kepada tim rival.

Kepindahan ini tentu menjadi sebuah bahan olokan yang luar biasa. Danny Welbeck yang merupakan anak lokal Manchester, yang menghabiskan masa kecilnya dengan menggiring bola di area industri Longshit. Yang kemudian bakatnya diolah dan dikembangkan di level akademi hingga menembus tim senior. Justru kemudian dilego ke klub yang memiliki sejarah rivalitas yang cukup sengit.

Menjadi sebuah perbedaan besar ketika Van Persie hijrah dari Arsenal ke United dengan Welbeck yang perpindahannya terjadi ke arah sebaliknya. Van Persie bukanlah putra daerah yang merupakan produk pembinaan usia muda United yang perkembangan permainannya terus diikuti dari ia masih kanak-kanak hingga dewasa. Maka kepindahan Welbeck ini seakan membuat Arsenal mengangkangi United karena mereka berhasil mendaratkan benih terbaik rival mereka. Apalagi dengan harga yang bisa dibilang murah.

Transfer Danny Welbeck akan selalu diingat sebagai sebuah ejekan atau serangan balasan dari Arsenal kepada United. Fenomena ini akan selalu terkenang oleh para penggemar Arsenal apabila di waktu mendatang United kembali membuat dosa yang tidak termaafkan.

Bahkan Danny Welbeck akan terus bisa menjadi olokan yang berharga dari kubu Arsenal kepada United. Seandainya karier Welbeck tidak berakhir mulus ke depannya. Penggemar Arsenal bisa dengan ponggah mengatakan “Mantan pemain MU, sih!”.