Bertepatan dengan keberhasilan Manchester United meraih gelar juara Europa League, 24 Mei juga menjadi tanggal yang spesial bagi salah satu legenda besar United, Eric Cantona. Penyerang kesebelasan nasional Prancis ini berulang tahun yang ke-51 pada hari Rabu kemarin. Selain merayakan hari jadinya Cantona, bulan Mei juga bertepatan dengan perayaan 20 tahun pensiunnya King Eric dari lapangan hijau.

Sebenarnya tidak ada di dalam pikiran Sir Alex bahwa ia ingin sekali merekrut Cantona. Fergie bahkan lebih menginginkan Alan Shearer menjadi partner Mark Hughes ketimbang Cantona. Gagal mendapat tanda tangan Shearer, ia justru mengalihkan buruannya kepada penyerang Cambridge United yaitu Dion Dublin. Dublin akhirnya datang ke Manchester namun ia hanya berada di skuat selama satu bulan karena mengalami patah kaki di laga melawan Coventry.

Fergie pun merasa pusing. Hal ini kemudian diperparah dengan puasa kemenangan United sejak September hingga awal November ditambah dengan mandulnya lini depan Setan Merah yang hanya bisa membuat empat gol dari tujuh laga. Akan tetapi beberapa pekan kemudian sebuah deringan telepon di ruangan Martin Edwards (chairman United) mengubah peruntungan United.

Kala itu Bill Fotherby (Direktur keuangan Leeds United) menanyakan kepada Martin perihal ketertarikan Leeds merekrut Dennis Irwin. Kebetulan saat itu Fergie juga berada di ruangan maka telepon pun diberikan kepada Fergie. Manajer yang kala itu masih berusia 50 tahun tersebut menolak untuk menjual Irwin. Sebaliknya Fergie menanyakan soal Cantona yang saat itu masih bermain untuk Leeds kepada Fotherby. Tak disangka-sangka, Fotherby menerima ajakan United bernegosiasi. Kurang dari 24 jam Cantona resmi berseragam Setan Merah.

Fergie tahu bahwa kedatangan Cantona akan menimbulkan pro dan kontra. Apalagi berbicara soal temperamennya Cantona. Akan tetapi manajer asal Skotlandia ini sudah pasang badan dengan mengatakan,”Jika Eric Cantona adalah pemain temperamental, tunggu sampai dia melihat betapa temperamennya saya.”

Musim perdana Cantona berjalan dengan baik. Mencetak sembilan gol sepanjang musim serta membawa Setan Merah meraih tujuh kemenangan beruntun jelang akhir musim memastikan United memutus dahaga gelar liga yang berlangsung selama 26 tahun. Kritikan kepadanya pun menghilang, Fergie kembali mengungkapkan bahwa dia sudah menemukan kepingan puzzle yang hilang.

Musim berikutnya, Cantona berhasil membawa United mempertahankan gelar liga. Lebih spesial karena dilengkapi dengan trofi Piala FA sekaligus menjadi musim perdana United memenangi dua gelar dalam semusim. Mantan pemain Auxerre ini membuat 18 gol di liga (25 di semua kompetisi) dan diganjar sebagai pemain terbaik Liga Inggris.

Kegemilangan Cantona berubah hanya dalam waktu kurang dari satu tahun. Januari 1995 ia melakukan tendangan terhadap supporter Crystal Palace Matthew Simmons yang dianggap menghina keluarganya. Cantona dihukum delapan bulan tidak boleh bertanding. Ia kecewa berat karena menganggap FA tidak mengerti mengapa ia terpaksa melakukan itu. Ia bisa saja keluar dari United jika tidak ditahan oleh Fergie. Ketika ia melakukan wawancara pun, ia hanya mengucapkan sebuah kalimat yang di kemudian hari menjadi terkenal.

“Ketika burung camar mendekat ke sebuah kapal pukat, itu karena mereka pikir ada sarden yang akan dilemparkan ke laut. Terima kasih.”

Tanpa Cantona, United kehilangan gelar liga. Hal ini diperparah dengan kegagalan mereka di final piala FA. Namun setelah sanksi delapan bulan selesai pada Oktober 1995, Cantona kembali menggila. Debut keduanya ditandai dengan gol ke gawang Liverpool. United kembali mengakhiri musim dengan menjadi juara liga. Satu gol Cantona ke gawang The Reds di final piala FA juga menjadikan United sebagai kesebelasan pertama yang mampu meraih gelar dobel sebanyak dua kali.

United kembali mempertahankan gelar liga semusim kemudian. Namun kesenangan itu tiba-tiba berubah 180 derajat ketika di akhir musim Fergie mengumumkan pengunduran diri Cantona dan membacakan surat darinya yang berisi:

“Aku telah merencanakan untuk mengakhiri karir ku saat di puncak. Bersama MU, aku telah meraih segalanya. Empat setengah musim disini, aku mendapatkan masa-masa terbaikku. Kini saatnya aku mundur. Aku mengharapkan MU bisa lebih sukses lagi.”

Selama empat setengah musim, Cantona mencatatkan 185 penampilan dan membuat 82 gol. Mengumpulkan sembilan gelar bergengsi dan lima gelar individu selama berbaju merah. Meskipun keberadaan Cantona dapat dikatakan singkat namun namanya hingga saat ini tetap diabadikan sebagai yang terbaik sekaligus menjadikan dirinya The King of Old Trafford, The King of Manchester.