Pada pertandingan melawan Maccabi Haifa sekitar 15 tahun lalu, Manchester United mampu unggul 4-2 setelah tertinggal satu gol di awal babak pertama. United yang terus menyerang mendapat hadiah penalti usai David Beckham dijatuhkan. Tidak ada yang aneh dengan penalti tersebut sebelum akhirnya pemain bernomor punggung 21 meminta Beckham agar dia yang mengeksekusi tendangan penalti tersebut. Ya, dia adalah Diego Forlan.

Kala itu, Forlan telah menjalani 27 laga setelah bergabung dari Indepediente tanpa sekali pun mencetak gol. Itulah alasan mengapa ia ingin mengambil tendangan penalti tersebut meski dengan cara yang tidak elegan. Bahkan Sir Alex Ferguson sampai terlihat tertawa ketika Forlan meminta kepada Beckham. Dan Forlan memang berhasil mencetak gol pertamanya yang melegakan tentunya.

Gol tersebut dapat dikatakan menjadi salah satu gol penting dalam karirnya. Moralnya yang terangkat berkat gol tersebut menjadi salah satu faktor perkembangan Forlan pada musim 2002/2003. Ia mencatatkan sembilan gol dari 45 pertandingan setelah musim sebelumnya menjalani 18 laga tanpa sekali pun mencetak gol.

Jauh sebelum itu, tekanan sudah hinggap dalam diri Forlan ketika ia dilahirkan dari keluarga pesepakbola. Ayahnya, Pablo Forlan adalah bek kanan timnas Uruguay yang berhasil meraih Copa America tahun 1967 yang dilatih oleh kakek Forlan dari ibunya, Juan Carlos Corazzo.

Ia lahir di ibukota Uruguay, Montevideo tepat 38 tahun lalu. Ia harus menjalani hidup di bawah bayang-bayang kesuksesan orang tuanya dalam sepakbola. Namun Forlan tidak terlalu memikirkan tersebut dan bahkan ia tidak berencana untuk menjadi pemain sepakbola. Pria bernama lengkap Diego Forlán Corazzo itu justru ingin menjadi seorang petenis.

Ketika ia berumur 12 tahun, sebuah kecelakan maut menimpa kakak kandungnya Alejandra. Bahkan nyawa pacar kakaknya yang juga terlibat dalam kecelakaan tersebut tidak tertolong. Keluarga Forlan tidak mampu membayar pengobatan Alejandra yang harus dirawat intensif selama lima bulan. Namun, legenda sepakbola Argentina yang juga adalah teman Pablo, Diego Maradona, membantu mereka.

Forlan akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia sepakbola setelah ia bercita-cita menjadi pesepakbola terkenal agar memiliki uang banyak dan dapat membantu kakaknya. “Hal pertama yang dia (Forlan) katakana kepada saya ketika saya terbaring di kasur rumah sakit adalah dia akan menjadi pesepakbola terkenal dan memiliki uang banyak untuk membawa saya ke dokter terbaik di dunia,” ujar Alejandra.

Ia memulai karir sepakbola dengan bergabung bersama tim muda Penarol. Ia kemudian sempat pindah ke Danubio dan Indepediente klub asal Prancis, AS Nancy menawarinya untuk menjalani trial pada tahun 1995 ketika ia berusia 16 tahun. Namun Nancy merasa Forlan butuh berkembang terlebih dahulu dan mengembalikannya ke Indepediente.

Pengemas 112 penampilan bersama timnas Uruguay ini menjalani debut profesionalnya ketika ia berusia 18 tahun. Ia terus berkembang bersama Indepediente dan berhasil mencetak 41 gol dalam 90 pertandingan di empat musim pertamanya.

Pada Januari 2002, Middlesbrough memberi tawaran 6,9 juta paun yang akan dicicil selama 18 bulan. Indepediente menyetujui tawaran tersebut dan Forlan pun terbang ke Inggris. Namun, tiba-tiba United memberi tawaran yang sama dengan pembayaran penuh di awal berikut dengan gaji yang lebih besar bagi Forlan. Akhirnya Forlan memutuskan untuk hijrah ke Manchester.

Bersama United, Forlan menjalani 98 laga dengan catatan 17 gol. Meski akhirnya ia hijrah ke Spanyol untuk membela Villareal kunjung mendapat tempat utama, namun fans akan terus mengingat namanya karena brace yang membaut musuh bebuyutan United, Liverpool takluk di Anfield. Bersama Villareal, ia langsung nyetel dan mencetak 25 gol di La Liga yang membuatnya menyabet gelar El Pichichi, topskor La Liga. Ia juga berbagi gelar European Golden Shoe dengan Thierry Henry pada musim 2004-2005 itu.

Musim-musim selanjutnya catatan golnya tidak seimpresif musim pertamanya karena beberapa perubahan pada Villareal. Empat musim bersama Villareal, Forlan terus berkembang dengan catatan 128 penampilan dan 59 gol. Pada Juni 2007, Atletico Madrid kepincut untuk membawa Forlan ke Vicente Calderon dan akhirnya Forlan hijrah ke ibukota Spanyol.

Bersama Atletico, Forlan mencapai puncak karirnya. Ia sukses mencetak 96 gol dari 196 laga bersama Atletico. Forlan juga berhasil meraih Europa League musim 2009-2010. Di level timnas, ia sukses membawa Uruguay mencapai semi final pada Piala Dunia 2010 di mana Uruguay menempati urutan keempat dan ia keluar sebagai pemain terbaik kompetisi. Puncaknya adalah ketika ia berhasil meneruskan tradisi keluarganya setelah menjuarai Copa America 2011.

Karirnya perlahan menurun setelah itu. Ia dilego ke Inter Milan dan tak banyak mendapat kesempatan bermain. Forlan kemudian membela berbagai klub di berbagai negara. Ia sempat membela Internacional di Liga Brazil, Cerezo Osaka di Liga Jepang, Penarol di Liga Uruguay, dan sekarang ia berseragam Mumbai City yang berkompetisi di Liga India.

Tidak melupakan motivasi awalnya sebagai pesepakbola, Forlan mendirikan  Fundación Alejandra Forlán, sebuah lembaga yang menekankan akan bahayanya menyetir. Selamat ulang tahun, Diego Forlan!