Foto: Reuters

Manchester United patut bersyukur atas hasil imbang 1-1 yang mereka dapat dini hari tadi melawan Chelsea. Dengan permainan yang biasa-biasa saja tersebut, anak asuh Ralf Rangninck masih bisa membawa pulang satu poin karena seharusnya United punya potensi untuk pulang tidak membawa apa-apa.

Pertandingan yang dipimpin oleh wasit Mike Dean tersebut mempertontonkan kedua tim yang memiliki masalah yang selalu terulang kembali di setiap pertandingannya. Chelsea dengan efketivitasnya yang buruk di depan gawang lawan, sedangkan United dengan problem-nya dalam hal bertahan dan juga membangun serangan.

Yang dirugikan sudah tentu adalah Chelsea. 21 percobaan dan 65% penguasaan bola menunjukkan betapa dominannya mereka di atas rumput Old Trafford. Akan tetapi, hanya satu gol yang bisa mereka cetak dan itupun datang dari Marcos Alonso, yang notabene adalah pemain belakang.

“Saya frustrasi. Kami membuat banyak peluang, banyak ruang di sekitar kotak penalti, tapi kami kurang presisi di dalam kotak untuk menyelesaikannya menjadi sebuah gol. Ketika kami unggul, kami malah melepasnya satu menit kemudian. Kita harus belajar dari ini. Untuk menang dalam laga seperti ini, Anda harus tajam untuk mendapatkan gol,” kata Thomas Tuchel.

Di sisi lain, United memang beruntung. Dengan segala tekanan yang mereka dapat, beruntung pemain Chelsea tidak ada yang ketajamannya seperti Salah atau Harry Kane. Bisa-bisa, babak pertama mereka sudah kemasukan lebih dari satu gol.

Tekanan yang diterima United sebenarnya bukan karena permainan Chelsea yang bagus melainkan karena United sendiri yang seolah mempersilahkan Chelsea untuk menyerang mereka. Banyak sekali ruang yang diberikan secara cuma-cuma oleh para pemain United sehingga Chelsea bisa menguasai hampir seluruh jengkal di lini tengah.

Tak ayal, berapa kali ada momen dimana pemain Chelsea bisa bergerak bebas tanpa pengawalan, termasuk proses gol pertama. Ada dua pemain Chelsea dibiarkan dengan leluasa menanti kiriman bola dari Reece James. Sepanjang musim ini, United juga bermasalah dengan awareness. Pemain United terkadang hanya fokus pada satu sisi saja sehingga sisi lain lawan kadang tidak bisa terkawal. Ini yang membuat para pemain belakang United sering grasak-grusuk ketika mendapat ancaman.

“Lihat celah dan ruang yang mereka berikan! Sulit dipercaya. Anda tidak akan melihat tim mana pun di liga yang bisa memberi ruang seluas ini seperti yang dilakukan United sekarang,” kata Gary Neville yang berharap Erik ten Hag menyaksikan pertandingan ini untuk melihat bobroknya permainan tim barunya nanti.

Beruntung bagi United karena mereka mendapat momentum hanya beberapa saat setelah kebobolan. Nemanja Matic dengan cerdik melepaskan umpan chip kepada Ronaldo untuk membuat gol ke-17 di Premier League musim ini.

Bagi CR7, gol ini juga memutus kutukan kering gol tiap kali melawan The Blues di Premier League. Tidak hanya itu, kini Ronaldo telah mencetak gol ke gawang setiap tim Liga Inggris yang pernah dia lawan empat kali atau lebih. Catatan 23 gol nya menyamai raihan pada musim 2006/2007. Sebuah bukti betapa dia masih tajam dan konsisten untuk mencetak gol. Tidak buruk untuk pemain yang mendapatkan predikat ‘beban’ dari oknum suporternya sendiri.

Hasil imbang ini sah membuat United menjalani musim terburuknya sepanjang Premier League. Dengan poin 55 dan tiga laga sisa, maka United hanya punya poin maksimal 64 atau setara dengan apa yang diraih Moyes. Namun, dengan penampilan buruk yang terus diperlihatkan, bukan tidak mungkin kalau United bisa mendapat kurang dari 60 poin musim ini.