Bersama kesebelasan raksasa, tuntutan yang dibebankan kepada Wayne Rooney pun kian bertambah. Perjalanan justru semakin sulit saat berlaga di panggung internasional.

Wayne Rooney mengorbankan masa mudanya demi merajut mimpinya menjadi pesepakbola profesional. Sejak usia 16 tahun dia harus berlatih keras. Ia mesti memantapkan mentalnya dengan bermain dengan lawan yang usianya jauh di atasnya. Pada akhirnya, pengorbanan itu terbayar. Ia menjadi penyerang utama Manchester United dan juga kesebelasan negara Inggris.

Nama Besar, Peran Pembantu

Kembali ke September 2004 silam, Rooney menjadi bintang besar bagi Setan Merah setelah membantai Fenerbahce di ajang Liga Champions. Ferguson mulai membangun ulang pasukannya dengan meminggirkan nama-nama bintang seperti Roy Keane dan Ruud van Nistelrooy. Saat itu, Rooney yang masih muda, mencuri perhatian para pendukung Manchester United.

Namun, saat itu Rooney bukan satu-satunya berlian yang bersinar. Ada nama lain: Cristiano Ronaldo. Kali pertama kedua pemain lini depan itu merumput bersama ialah pada Boxing Day 2003 ketika Rooney masih bersama Everton dan Ronaldo tidak lama bersama United. Saat itu, Rooney mulai menunjukkan sisi tempramentalnya dengan menjegal sang pemain asal Portugal setelah diyakini merasa tidak senang dengan kecakapan Ronaldo dalam mengolah si kulit bundar.

Setelah berada di sisi yang sama di Old Trafford, kedua bintang muda ini mulai menjalin hubungan baik. Ronaldo tertangkap kamera sedang mengedipkan mata saat sedang duduk di bangku cadangan Portugal pada momen di mana Rooney mendapat kartu merah saat Inggris melawan Portugal di kompetisi Piala Dunia 2006. Meskipun begitu, pasangan emas tersebut tetap berkomunikasi dengan baik.

Ferguson meyakini bahwa penyerang Portugal itu lebih baik dalam penyelesaian sementara penyerang Inggris ini lebih cocok dijadikan sebagai penyuplai bola. Hal ini berlangsung selama tiga tahun berturut-turut. Dengan peran yang diberikan kepada kedua pemain tersebut, United berhasil menjuarai Premier League tiga kali dan sekali mengangkat tropi Liga Champions.

Pertandingan melawan Bolton Wanderers pada Maret 2007 yang berakhir dengan kemenangan kubu Old Trafford dengan skor 4-1 dinilai sebagai demonstrasi duet Wayne Rooney dengan Cristiano Ronaldo terbaik sepanjang perjalanan karir mereka di Manchester United.

Jimat Manchester United

Sir Alex Fergusson tak mampu menahan kepergian Cristiano Ronaldo ke Bernabeu kandang Real Madrid. Setelah dua tahun membujuk United untuk melepas pemain timnas Portugal itu, akhirnya Ronaldo dilepas dengan status pemecah rekor transfer pemain pada 2009. Tanggung jawab besar berada di pundak Wayne Rooney pasca kepergian pasangan duetnya tersebut. Dia harus menjadi ujung tombak Setan Merah ketika itu.

Pengganti Ronaldo saat itu ialah Antonio Valencia yang berperan sebagai sayap kanan. Jika dibandingkan dengan Ronaldo, tentunya pemain asal Ecuador ini bukanlah tandingan. Namun, Valencia merupakan penyuplai bola terbaik Rooney. Sebanyak 34 gol dihasilkan Rooney musim itu dan dia juga dianugerahi Pemain Terbaik PFA.

Bintang yang Tak Lagi Terang

Ferguson pensiun pada Mei 2013 dan mewariskan takhtanya pada David Moyes, namun Wayne Rooney malah menunjukkan performa yang tidak seperti biasanya. Hal ini terjadi semenjak Robin van Persie datang ke Old Trafford.

Saat itu Jose Mourinho tiba di Chelsea untuk yang kedua kalinya. Menurut The Guardian, dia tertarik untuk merekrut Rooney. Namun, Rooney lebih memilih tetap bertahan di Manchester United dan memperbarui kontraknya dan bahkan dengan nilai kontrak tertinggi dalam sejarah United.

Saat itu, Mou merupakan manajer yang ditakuti. Pemain manapun bisa dia ubah seperti monster dalam skuatnya. Kabarnya, hal ini dijadikan alasan oleh Ed Woodward mengapa Rooney malah mendapat kontrak yang lebih baik meskipun penampilan pemain Inggris itu menurun.

Rooney kembali berkembang beberapa waktu setelah Moyes duduk di kursi kepelatihan. Namun, sayangnya mantan pelatih Everton itu hanya bertahan selama sepuluh bulan di Old Trafford. Sang penyerang pun kembali kehilangan performa terbaiknya saat itu.

Pemain lapis kedua

Pengganti Moyes, Louis van Gaal, memberi tanggung jawab kepada Wayne Rooney dan memberinya ban kapten di tahun 2014. Rooney memimpin rekan-rekannya bahkan hanya dengan sedikit campur tangan Van Gaal. Selama itu pria 31 ini sempat berhasil memenangkan Piala FA pada tahun 2016. Meskipun begitu, pelatih asal Belanda ini diberhentikan oleh Manchester United dan digantikan oleh Mou.

Rooney sempat berkomentar mengenai performa dirinya dan tim yang dipimpinnya tidak begitu baik saat itu. ESPN mengutip pernyataan pemain tersebut yang berkata bahwa dalam kubu Manchester United tidak ada lagi pemain yang mampu menjadi pengatur serangan seperti Paul Scholes dan pengatur tempo yang baik seperti Roy Keane.

Setelah Mou datang, Rooney semakin dipinggirkan. Zlatan Ibrahimovic dan Henrikh Mkhitaryan lebih dipilih untuk bermain sejak menit pertama pertandingan dimulai. Bahkan, nama-nama baru dari akademi seperti Marcus Rashford dan Anthony Martial juga lebih disukai oleh Mou. Pemain bernomor punggung 10 ini diturunkan di saat-saat di mana Mou tidak memiliki pilihan lain karena krisis cidera pemain. Meskipun dia mencetak gol meski sebagai pemain pengganti, Rooney tetap bukan pilihan pertama.

Meskipun Rooney merupakan pemegang rekor gol terbanyak Manchester United dan juga timnas Inggris, masa depannya masih belum jelas. Menurut Anda, apakah Rooney akan kembali bersinar musim depan? Atau ini merupakan senja terakhir Rooney di Old Trafford?