Manchester United sedang mengalami badai cedera di pengujung musim 2016/2017 ini. Di tengah-tengah perjuangan berat untuk menuntaskan target finish minimal di posisi empat besar Premier League Inggris dan juara Liga Europa agar bisa lolos ke Liga Champions musim depan, para penggawa tim Setan Merah mulai bertumbangan karena cedera. Setidaknya, kini ada 10 pemain skuat utama yang tak bisa diturunkan, termasuk gelandang Marounae Fellaini yang sedang menjalani sanksi larangan main di tiga pertandingan domestik. Tak heran jika pelatih Jose Mourinho pun pusing tujuh keliling.

Namun, kondisi ini malah bisa dibilang anugerah bagi pemain muda Scott McTominay. Penggawa tim U-21 United itu pun mendapat kesempatan untuk masuk ke tim senior. Untuk pertama kali, nama McTominay terpampang dalam daftar skuat utama ketika The Red Devils menjamu Swansea City di laga lanjutan Premier League, Minggu (30/4/2017) lalu. Dia duduk di bangku cadangan dengan jersey bernomor punggung 39. Meski tidak sempat diturunkan oleh Mourinho, namun momen ini tentunya menjadi pencapan terbaik McTominay sejauh ini, setelah bertahun-tahun berada di Old Trafford.

Pemain kelahiran Lancaster, Lancashire, Inggris, 8 Desember 1996 itu bergabung ke akademi United pada 2001, saat masih berusia lima tahun, seperti dilansir laman resmi klub, Manutd.com. Ketika itu, penampilannya di pusat pengembangan sepakbola di Preston, salah satu kota selain Manchester di wilayah Lancashire, menarik perhatian pencari bakat tim Setan Merah. Setelah bergabung, di awal karir mudanya itu, McTominay bermain sebagai penyerang tengah. Namun, saat Warren Joyce mulai memimpin akademi United sejak 2010, setelah dua musim jadi staf pelatih, posisinya pun berubah.

Pelatih yang saat ini telah menukangi klub Championship League, kasta kedua kompetisi sepakbola Inggris, Wigan Athletic itu ternyata melihat kekuatan baru McTominay, dan mendorongnya sedikit ke dalam di lini tengah. Ketika itu, dia bermain di tim U-16 bersama dengan Marcus Rashford. Sejak itu, McTominay pun lalu bermain sebagai gelandang.

“Joyce memainkannya sebagai satu-satunya penyerang tengah, tapi antara dia dan pemainnya setuju bahwa peran jangka panjangnya mungkin sebagai gelandang box-to-box atau holding,” tulis laman Manutd.com pada bagian profil McTominay.

Ketika di era Joyce pula pemain yang kini berusia 20 tahun itu mendapatkan kontrak profesionalnya, tepatnya pada Juli 2013 saat dirinya masih 17 tahun. McTominay pun bermain di tim U-18. Namun, dia sempat mengalami kesulitan untuk bersaing dengan para pemain lain, karena postur tubuhnya yang kecil, hanya setinggi 1,67 meter. Selama dua musim, pemain bernama tengah Francis itu hanya mencatatkan tujuh penampilan tanpa gol. Kondisinya makin parah, setelah pada musim 2014/2015 dia juga mengalami cedera. Namun, McTominay tidak pernah menyerah dan terus berjuang keras.

Musim berikutnya, dia promosi ke tim U-19. Namun, ada satu hal yang berubah drastis dari fisiknya. Rupanya McTominay tumbuh semakin tinggi, berkat kegigihannya menjalani terapi di gym selama berjam-jam setiap hari. Performa pemain yang kini bertinggi badan 1,93 meter itu pun di lapangan terus mengalami peningkatan. Pada musim itu pula, McTominay mendapat kesempatan promosi ke tim U-21, meski belum bermain reguler. “Dia bisa jadi gelandang box-to-box agresif yang tepat dan kami harus memperhatikannya,” ungkap Joyce ketika itu, dilansir oleh Manchester Evening News.

“Dia pemain yang sangat bagus, secara teknis terdengar dengan keterampilan bagus dan sangat baik dalam sesi latihan,” tambah Joyce lagi.

Meski sang pelatih sudah pergi sejak awal musim 2016/2017 ini, namun McTominay akhirnya mampu membuktikan kualitasnya. Kini dia menjadi salah seorang andalan tim U-21 dan tim cadangan United. Sejauh ini, McTominay sudah mencatat 21 penampilan dengan tiga gol. Menariknya, dia selalu tampil sebagai starter. Tidak heran jika kemudian Mourinho pun memilihnya untuk melapis lini tengah tim utama ketika badai cedera menerpa skuatnya saat ini.

McTominay tentunya juga berharap bisa dipertahankan secara permanen di tim utama. “Itu adalah inspirasi bagi saya,” ungkapnya pula kepada laman klub, terkait dua eks rekannya di tim akademi, Joel Pereira dan Axel Tuanzebe yang telah mendapat kesempatan bermain dari Mourinho musim ini. Namun, jika United bisa mendapatkan keuntungan dengan keberadaan bakat besar McTominay di tim masa depan, hal berbeda sepertinya akan terjadi pada tim nasional Inggris. Pasalnya, dia sudah pernah mengaku lebih memilh tim nasional Skotlandia, negara yang juga mengalir dalam darahnya. “Saya mungkin lebih Skotlandia daripada saya seorang Inggris,” ucap McTominay pada suatu ketika.