Robin van Persie membebarkan kegalakan serta kebijakan dari  Sir Alex Ferguson selama waktunya di Manchester United dengan menyebut bahwa amarah yang sering dikeluarkannya memiliki pesan tersendiri.

“Saya bermain di bawah arahannya selama setahun namun itu adalah tahun yang sangat spesial buat saya dan kami harus memenangi liga!” ujar Van Persie mengenai Sir Alex. “Perjalanan menuju gelar sangat spesial. Saya bisa menyebut bahwa dia adalah seorang manajer spesial.”

“Satu contoh sederhana, ketika kami memiliki keunggulan 15 poin di depan pesaing, waktu itu masih Februari atau Maret kami kalah melawan City. Kami bisa saja menjauhkan keunggulan menjadi 18 poin namun tetap saja kami berada di posisi yang sangat bagus.”

“Namun dia menyemprot kami, dia sangat marah. Dia membuat semuanya sadar bahwa semua orang harus mengerahkan yang terbaik. Latihannya juga sangat berat setelah itu, dia menghukum kami. Kami unggul 15 poin! Namun itu menunjukkan bahwa dia adalah manajer yang sangat bagus.”

“Bekerja dengan Sir Alex Ferguson selama satu tahun ini adalah sesuatu yang takkan pernah saya lupakan,” tambah RVP. “Bagi saya, dia adalah manajer terbaik yang pernah saya miliki. Itu penting bagi saya. Saya belajar banyak dari dia di tempat latihan, selama pertandingan, seperti yang dijabarkan banyak pemain lain, itu sangat spesial.”

“Hal itu membuat Anda belajar banyak soal sepakbola, bagaimana untuk menang, bagaimana untuk menjadi lebih profesional, bagaimana untuk memiliki mentalitas yang lebih tangguh. Bahkan hari ini, membicarakan dia terasa seperti inspirasi dan motivasi. Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari kisahnya. Saya hanya ingin berterima kasih, dia adalah sosok yang akan selalu saya kenang dalam kehidupan saya,” dilansir dari laman UEFA.

Musim perdana terbaik bagi Robin Van Persie itu sekaligus menjadi musim terakhir bagi Sir Alex Ferguson. Karena setelah musim yang menobatkan Manchester United sebagai juara untuk ke-20 kalinya tersebut itu, Fergie menyatakan pensiun dan menutup karir kepelatihannya dengan bahagia.

Ia dilepas dengan hangat bak seorang pahlawan perang veteran pada pertandingan terakhirnya di Old Trafford oleh para fans dan pemain serta staf kepelatihan MU. Kebahagiaan singkat setelah menjuarai Liga Primer membuat Robin van Persie menjadi yang paling identik dengan musim terakhirnya Sir Alex Ferguson.

Walau setelah era kepelathian Sir Alex, RVP sudah tidak terlalu superior seperti saat dibawah asuhan pelatih asal skotlandia itu. Hal ini yang membuat karier Robin Van Persie di Manchester United tamat. Setelah tiga musim di Old Trafford, Van Persie habis dan dibuang ke Fenerbahce.

Mantan pelatihnya di Arsenal, Arsene Wenger dibuat terkejut dengan keputusan The Red Devils mendepak mantan kapten sekaligus bintangnya itu. RvP merapat ke liga Turki. Padahal, Van Persie sempat dielu-elukan fans. Karena kontribusi besarnya di musim pertama untuk mengantarkan MU merebut gelar juara Liga Primer. Di mata Wenger, kepergian Van Persie memang cukup mendadak. Baginya, tanpa Van Persie sepakbola Inggris kehilangan hiburan terbaiknya.

“Premier League kehilangan pemain hebat. Dia salah pemain terbaik yang pernah saya tangani,” kata Wenger terheran-heran.

Transfer Van Persie dari Arsenal ke MU memang cukup menyita perhatian publik. Paceklik prestasi di Arsenal berada di balik keputusan sang pemain pindah dari Emirates Stadium. Wenger sendiri mengaku, Van Persie merupakan pemain dengan kemampuan di atas rata-rata.

“Saya tidak tahu apa yang terjadi atau mengapa dia meninggalkan MU. Tapi jelas, ini kehilangan besar bagi Premier League,” terang manajer asal Prancis tersebut dilansir dari Sporting Review.

Dari segi bisnis, MU rugi melepas Van Persie. United membeli RVP dari Arsenal dengan harga 24 juta paun, tapi kemudian MU menjualnya sangat murah yaitu seharga 3,8 juta paun. Mantan anak asuhan Wenger itu meninggalkan Setan Merah dengan meninggalkan catatan 58 gol dan 14 asis dari 86 penampilannya di semua ajang United.