Wonderkid Prancis, Anthony Martial, pernah mengejutkan publik sepakbola dunia saat bergabung ke Manchester United pada 1 September 2015 lalu. Pasalnya, dia datang dengan bayaran selangit, senilai 36 juta paun saat itu. Nilai itu pun menjadi biaya transfer termahal yang pernah dibayarkan untuk seorang pemain muda, memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh Luke Shaw ketika dipinang United. Martial sendiri saat datang ke Old Trafford masih belum genap berusia 20 tahun.

Menariknya, nilai kontraknya selama empat musim dengan opsi perpanjangan satu musim tersebut berpotensi naik sampai 57,6 juta paun hingga akhir masa kadaluarsanya. Pasalnya, ada tiga klausul bonus yang masih-masing bernilai 7,2 juta paun dalam kontraknya itu, yakni jika Martial mencetak 25 gol dalam masa kontrak, mencatatkan 25 caps bersama tim nasional Prancis, dan memenangkan gelar Ballon d’Or sebelum Juni 2019. Klausul pertama telah berhasil terpenuhi saat dia mencetak satu gol ketika United menaklukkan Burnley di Premier League Inggris pada 23 April 2017 lalu.

Makanya, manajer Louis van Gaal yang ketika itu menukangi tim Setan Merah menyebut perekrutan Martial tersebut dengan biaya transfer ‘konyol’, karena United secara teratur harus membayar hingga 10 juta paun lebih banyak dari tim lainnya. Tidak heran pula jika publik Prancis juga merasa heran dengan biaya selangit untuk mendatangkan Martial dari klub tanah kelahirannya, AS Monaco tersebut. Meski begitu, Van Gaal sendiri mengakui bahwa sang bintang muda punya sesuatu yang sangat berharga, yang sepertinya memang pantas dihargai dengan nilai sangat besar tersebut.

“Anthony adalah pemain berbakat alami, muda, multi-fungsional dengan potensi yang hebat. Saya yakin ini adalah klub baginya untuk melanjutkan perkembangan karirnya,” ungkap manajer asal Belanda tersebut ketika itu.

Makanya itu pula, Van Gaal lebih suka menyebut pembelian fantastis itu sebagai pengeluaran besar untuk masa depan United. Martail sendiri memang sudah pula membuktikan kapasitasnya saat masih memperkuat Monaco, dengan mencatat 15 gol dalam 70 penampilan di semua ajang sejak debut dalam usia 17 tahun pada 2013.

Baru-baru ini, mantan pelatihnya di Monaco, Claudio Ranieri pun menyebut pula Martial sebagai rekrutan terbaiknya sepanjang karir  menangani banyak tim sepakbola selama hampir 31 tahun. Manajer asal Italia itu memang merupakan sosok yang menemukan Martial ketika dia belum ada apa-apanya di Olympique Lyon pada musim debutnya bersama klub Prancis itu, musim 2012/2013. Pada musim itu, pemuda kelahiran 5 Desember 1995 tersebut sempat menjalani empat laga; setelah promosi dari akademi yang dibelanya selama tiga tahun, yang rupanya berhasil memikat Ranieri.

“Saya pikir yang terbaik adalah Martial untuk Monaco. Kami membelinya sekitar lima juta paun dan menjualnya hampir 60 juta paun,” ungkap Ranieri seperti dilansir Sky Sports.

Pelatih yang sempat membawa Leicester City menjuarai Premier League untuk pertama kali dalam sejarah klub itu pada musim 2015/2016 lalu, sebelum dipecat di pertengahan musim ini karena telah dianggap gagal mempertahankan performa tim tersebut, memang diketahui sudah beberapa kali sukses merekrut pemain-pemain muda. Selain Martial, ada nama N’Golo Kante, dan sebelumnya juga Frank Lampard.

Ranieri merekrut Kante yang masih berusia 24 tahun dari klub kecil Prancis, Caen pada 2015 saat masih melatih Leicester, yang kemudian berperan besar membantunya memenangkan trofi Premier League. Bintang baru itu pun musim ini dibeli mahal oleh Chelsea, dan juga mampu membawa klub itu kembali menjuarai liga. Sedangkan Lampard, saat itu berusia 23 tahun, dipinang dari West Ham United pada 2001 ketika pelatih 65 tahun itu menukangi Chelsea. Alhasil, gelandang yang kini sudah pensiun dari lapangan hijau itu menjelma jadi pemain legendaris klub berjuluk The Blues tersebut.

“Ketika saya merekrut Lampard, banyak orang menyebut saya membelanjakan uang yang terlampau banyak untuk dia. Namun pada akhirnya, itu terlihat murah,” ujar Ranieri lagi menambahkan.

Dia memang melihatnya dari sisi ekonomi. Namun, ketiga pemain hasil rekrutannya tersebut telah membuktikan kapasitas mereka sebagai pemain bintang. Begitu pula Martial yang sudah menjadi salah satu andalan United di lini depan sejak era Van Gaal. Meski di musim ini pelatih Jose Mourino memberikannya kesempatan lebih sedikit, namun tetap saja dia menjadi salah satu pilihan utama.