Sekeras-kerasnya batu, jika terkena air secara terus menerus akan berlubang juga. Kira-kira peribahasa ini cocok untuk menggambarkan situasi di mana seseorang akan terpengaruh jika terus menerus ditekan. Manajer Manchester United, Jose Mourinho baru-baru ini menyatakan bahwa label sebagai pemain termahal yang disanding Paul Pogba membuatnya terbebani.

Seperti kita tahu, pemain berusia 24 tahun tersebut kembali pulang dari Juventus pada bulan Agustus tahun lalu. Dimana banderol untuk membawanya kembali ke Old Trafford tersebut memakan sekitar 89 juta paun, 3 juta lebih banyak daripada rekor sebelumnya, Gareth Bale tahun 2013.

Namun sekembalinya ke United, performa Pogba dianggap tidak sebanding dengan dana investasi yang dikucurkan oleh manajemen United. Dimana Pogba seringkali dikritik terlalu memaksakan diri ketika bermain musim ini.

Beruntung Mourinho memasang badan untuk Pogba, dengan menyatakan bahwa tidak ada yang salah dengan performanya. Namun ia tak menyangkal bahwa ada beban berat yang ada di pundak Pogba.

“Saya pikir masalahnya ada di label harga yang diembannya. Oleh karena itu saya harap musim depan dia tak lagi menyandang pemain termahal dunia. Sehingga beban itu bisa jadi milik orang lain.”

“Jika nilai transfernya setengah dari itu (89 juta paun), orang-orang akan berkata bahwa dia bermain sangat baik. Tapi mayoritas orang akan mengharapkan penampilan sesuai dengan banderol mahalnya. Sehingga itu jadi beban dan kritik yang tak adil,” ucap Mou.

Mou beralasan bahwa Pogba sebenarnya menjalani pertandingan dengan baik. Ia mencotohkan performa apik Pogba ketika United melawan FC Rostov di Europa League.

“Cara dia (Pogba) bermain di Rostov sungguh luar biasa. Menurut saya dia jarang sekali bermain buruk, tapi seringnya dikaitkan dengan performa keseluruhan tim. Jadi ketika tim bermain buruk, dia akan dibilang bagus. Tapi kalau tim tidak, dia dibilang tidak bagus juga.”

Bahkan dalam kesempatan yang sama, manajer berusia 54 tahun tersebut hakul yakin bahwa Pogba bisa jadi pemain terbaik dunia dalam waktu dekat. Hanya jika, kata Mou, Pogba tetap konsisten bermain di United sebagai gelandang tengah.

“Jujur saja saya tidak suka label ‘terbaik di dunia’, kamu tak akan bisa bilang seorang kiper terbaik di dunia. Kamu pasti bilang (Fabio) Cannavaro ketika ingin menyebutkan bek tengah terbaik di dunia. Tapi pasti yang terbaik di dunia hampir selalu adalah pencetak gol, jadi ini sedikit tak adil.”

“Jadi untuk mengatakan yang terbaik di dunia itu susah. Tapi mungkin jika ingin mengatakan gelandang yang terbaik. Karena saya tidak melihat kualitas yang dia punya di pemain lain. Jadi dia harus terus berkembang, mengingat dia punya fisik, kecerdasan, skill, ditambah kecepatan.”

“Contoh, Pogba sangat andal di duel udara, baik untuk bertahan maupun menyerang. Baik pula ketika mengambil tendangan bebas. Jadi kalau Zlatan (Ibrahimovic) memberinya kesempatan untuk mengambil terus, saya pikir dia akan mencetak beberapa gol. Jelas dia punya semuanya,” tutup Mou.

Masuk Jajaran Pemain Terbaik Eropa Musim ini

Nilai sebuah fakta jelas lebih dihargai daripada gosip belaka. Hal inilah yang tepat untuk menggambarkan bungkamnya segala kritik buruk terhadap Paul Pogba Musim ini.

Seperti Mou yang menyatakan bahwa Pogba laik jadi gelandang terbaik dunia, sebuah lembaga analis sepakbola The CIES Football Observatory memilki pendapat yang sama.

Dilansir dari Daily Mail, berdasarkan hitung-hitungan lembaga tersebut, pemain timnas Perancis tersebut termasuk tiga gelandang terbaik Eropa saat ini. Dimana perhitungan tersebut berdasarkan tingkat presisi, kesigapan, distribusi, jumlah peluang, dan momen satu lawan satu.

Pogba berhasil mencatatkan 89 poin dari skala 100, sehingga menempati posisi 2 di posisi gelandang. Terpaut 11 poin dari Thiago Alcantara (Bayern Munich) dan unggul setengah poin dari gelandang RB Leipzig, Naby Keita.

Musim ini memang terbilang berat bagi anak terbungsu di keluarganya tersebut. Apalagi seperti kita tahu minggu lalu, Pogba baru saja kehilangan ayahandanya, Fassou Pogba. Untungnya, satu gol Pogba berhasil mengunci kemenangan United atas Ajax di final Europa League.

Sumber : AOL dan Daily Mail