Banyak yang mengatakan bahwa statistik tidak dapat membuktikan apa-apa dan ketika dilihat dari bidang-bidang tertentu, ada beberapa kebenaran jika sepakbola dikaitkan dengan angka-angka statistik.

Hal ini memang benar dalam kasus Manchester United dan Wayne Rooney yang performanya menurun dan pengaruhnya telah menjadi pembicaraan utama sejauh musim ini. Bahkan, statistik menunjukkan bahwa penurunan Rooney dapat ditelusuri kembali sejak awal musim lalu saat United menang 60% dari pertandingan tanpa kapten mereka itu. 

Kenapa Carrick Jadi Kebutuhan di Lini Tengah United ?

Meskipun angka-angka ini memiliki pengaruh yang sama dengan Rooney, José Mourinho tampaknya berkomitmen untuk mendapatkan yang terbaik dari si pemilik nomor “10” selama masa jabatannya. Melihat karakter dan kebiasaannya, Mourinho bukanlah seseorang yang mudah terombang-ambing oleh data statistik. Hal ini tentu bisa berdampak positif dalam kebanyakan kasus, seperti memberikan kepercayaan penuh pada seorang pesepakbola akan menjadi faktor comeback-nya performa pemain tersebut, Mkhitaryan adalah salah satu contohnya saat ini.

Namun pendekatan semacam itu juga memiliki kelemahan, seperti yang kita dapat lihat dari tidak adanya sporadis dari Michael Carrick sebagai salah satu sosok yang ikut sukses di era Sir Alex Ferguson, Carrick memberikan Manchester United mental juara dan keseimbangan sejati antara pertahanan dan serangan.

Ini bukanlah fenomena baru, karena MU juga memiliki tingkat kemenangan hingga 72% ketika Carrick dimainkan selama musim pertama Louis van Gaal pada musim  2014/2015. Selama tahun ini, sosok Carrick menjadi inspirasi untuk enam kemenangan beruntun dan dia kembali menjadi protagonis seperti era LVG.

Sebelum kita diberitahu tentang bahayanya percaya pada angka statistik, penting juga melihat pengaruh Carrick di lapangan. Dia mendominasi lini tengah dalam beberapa kemenangan terakhir, misalnya melindungi pertahanan rentan dan terus-menerus mendapatkan serangan balik dari tim alwan. Ketenangannya juga memungkinkan Rooney dan Pogba untuk lebih bergerak leluasa untuk menembus pertahanan lawan serta menciptakan keseimbangan bagi MU.

Jadi sementara Mourinho mungkin menjadi manajer yang cukup keras kepala dan memiliki idenya sendiri, dia terlihat belum menyadari bahwa United akan jauh lebih baik dengan kehadiran Carrick dalam tim utama. Hal ini tentu menjadi pelajaran bahwa ia perlu belajar dengan cepat jika ingin menembus empat besar di akhir musim ini. Carrick mencatatkan delapan kemenangan dari total 10 pertandingan bersama United dan tentu saja, The Red Devils tak pernah kalah saat ia bermain.

Tapi di sisi lain, usia Carrick yang mencapai 35 tahun tentu akan menjadi riskan jika harus terus berkompetisi di tim utama. Di dua musim terakhir, pemain veteran Inggris tersebut juga sempat mengalami serangkaian cedera dan menghambatnya bermain konsisten di bawah era Van Gaal ataupun Mourinho

Carrick sendiri telah mencatatkan lebih dari 270 kali tampil bersama MU dalam 10 tahun. Selain itu juga, Carrick telah memenangi lima gelar Liga Inggris, enam kali Community Shield, sekali Piala FA, satu Liga Champions, dan Piala Dunia Antarklub, serta dua trofi Piala Liga.

Sumber: www.sportslens.com