Setelah Piala Eropa 2016, kali ini giliran Piala Konfederasi yang menghiasi musim panas pada jeda kompetisi klub. Piala Konfederasi biasa disebut Piala Dunia mini karena mempertemukan juara-juara dari masing-masing kompetisi kontinental. Kompetisi tersebut diadakan setahun sebelum Piala Dunia dan juga menjadi ajang evaluasi bagi tuan rumah yang akan mempersiapkan gelaran kompetisi terbesar di dunia itu.

Layaknya kompetisi di level tim nasional lainnya, Piala Konfederasi juga menjadi ajang bagi pemain muda untuk unjuk kebolehan di mata dunia. Pada kompetisi yang digelar di Rusia ini, ada beberapa pemain muda yang bisa dipantau oleh klub-klub Eropa, termasuk Manchester United.

Juara bertahan Piala Dunia 2014, Jerman bahkan tidak mendaftarkan banyak pemain berpengalaman seperti Mesut Ozil dan Marco Reus. Joachim Low justru memunculkan nama-nama yang sering terlihat di daftar wonderkid dalam permainan Football Manager. Beberapa tim lain pun mencoba untuk mengorbitkan pemain mudanya. Berikut beberapa di antaranya.

Timo Werner (Jerman)

Jika melihat kesuksesan RB Leipzig yang berhasil finis di urutan kedua Bundesliga musim ini, kesalahan besar jika tidak melihat performa apik Werner yang berposisi sebagai striker ini. Ia sukses mencetak 21 gol dari total 66 gol yang dilesatkan Leipzig. Pemain berusia 21 tahun itu juga sukses membuat empat asis. Catatan itu membuatnya menjadi orang Jerman paling produktif di Bundesliga.

Werner memiliki kelebihan dalam kecepatan dan energi yang dapat ia gunakan baik saat memegang bola ataupun menekan pemain bertahan lawan. Kecepatannya itu membuat ia kerap menjadi momok berbahaya kala Leipzig melancarkan serangan balik. Werner dapat menjadi harapan warga Jerman untuk melepas kerinduan terhadap striker tajam seperti sosok Miroslav Klose.

Christian Bassogog (Kamerun)

Nama pemain yang satu ini mungkin sangat asing dikenal, namun penampilan impresifnya berhasil mengantarkan Kamerun meraih gelar Piala Afrika 2017 pada Januari lalu. Bassogog yang berposisi sebagai striker ini mencetak dua gol dan keluar sebagai pemain terbaik turnamen.  Membela Henan Jianye yang berkompetisi di Liga Tiongkok, pemain berusia 21 tahun ini mencetak empat gol, tiga asis, 4,5 dribel per pertandingan, dan 2,1 umpan kunci per pertandingan pada 11 laga yang ia jalani.

Layaknya pemain Afrika, Bassogog memiliki kelebihan dalam kemampuan fisik. Ia memiliki kecepatan yang dapat membahayakan lawan. Kemampuan teknik seperti sentuhan pertama dan dribelnya pun patut diacungi jempol. Bassogog dipercaya memiliki kualitas untuk bermain di level tim Eropa ketimbang hanya bermain di Liga Tiongkok.

Hirving Lozano (Meksiko)

Bermain di Liga Meksiko atau yang dikenal dengan nama Liga MX, nama Lozano cukup asing didengar. Namun bagi para pecinta permainan Football Manager, nama Lozano cukup familiar karena kerap masuk dalam daftar wonderkid. Performanya bersama Pachuca juga patut diacungi jempol, ia mencetak 18 gol dan tujuh asis dalam 30 pertandingan meskipun ia berposisi sebagai pemain sayap.

Lozano memiliki kemampuan pada dribel dan kecepatan. Pemain berusia 21 tahun ini tidak kesulitan melewati lawan dengan kecepatan yang ia miliki. Kemampuan lain yang dimilikinya adalah kualitas cut inside yang baik. Ia juga mampu menjadi andalan Pachuca meski umurnya masih sangat muda.

Catatan: Hirving Lozano sudah mencapai kata sepakat dengan PSV Eindhoven pada Senin (19/6) malam.

Joshua Kimmich (Jerman)

Bayern Munchen memang akan kehilangan Philip Lahm yang memutuskan untuk pensiun pada akhir musim ini. Namun tampaknya mereka tak perlu khawatir dengan adanya sosok Joshua Kimmich yang banyak digadang-gadang akan menjadi penerus Lahm. Meski musim ini ia hanya mencatatkan 15 penampilan sebagai starter di Bundesliga, namun performanya menunjukan bakat menjanjikan yang bisa membuat dirinya menjadi pemain kelas dunia.

Pemain berusia 22 tahun biasa bermain sebagai gelandang. Namun ia juga menunjukan versatility-nya dengan penampilan apik kala dimainkan sebagai bek kanan. Kimmich memiliki kualitas umpan yang sangat baik, bahkan persentase keberhasilan umpannya mencapai 89,9% di Bundesliga. Selain itu, ia juga kompeten dalam mengantisipasi serangan lawan dengan kualitas tekelnya yang baik.

Andre Silva (Portugal)

Selain Atletico Madrid, Porto juga memiliki sejarah sebagai tim yang memiliki striker tajam. Nama tenar seperti Hulk dan Falcao pernah menjadi ujung tombak klub raksasa Portugal. Dewasa ini, Andre Silva tampaknya menjadi penerusnya, namun ia pindah saat namanya belum benar-benar melambung, sudah naik tapi belum benar-benar melambung. AC Milan menebusnya dengan mahar 38 juta euro usai Silva menorehkan 21 gol dan delapan asis pada 44 pertandingan.

Postur tubuh 185 cm membuat kita bisa menebak seperti apa gaya bermainnya. Ia bukan pemain seperti Werner yang memiliki kecepatan, namun pemain berusia 21 tahun ini memiliki kekuatan fisik yang berguna untuk berbagai macam situasi seperti ketika sedang mempertahankan bola sebelum mengumpan pada rekannya atau kala melakukan duel udara. Ia mampu membagi bola dengan baik dan yang terpenting, ia memiliki penyelesaian akhir yang berkualitas.

Leon Goretzka (Jerman)

Generasi muda Jerman memang patut diwaspadai. Kali ini, mereka memiliki bakat dalam seorang pemain yang dapat bermain di semua peran sebagai gelandang tengah. Musim ini, Goretzka tampil sebanyak lima kali sebagai gelandang bertahan, 19 kali sebagai gelandang sentral, dan 12 kali sebagai gelandang serang. Yang terpenting, semua peran itu ia jalani dengan baik. Ia juga kontributif terhadap penyerangan, Goretzka mampu mencetak delapan gol dan enam asis dari total 41 penampilan bersama Schalke.

Sebagai gelandang bertahan, ia mampu membuat tekel dan intersep yang membuat timnya kembali menguasai bola. Catatannya pun terhitung impresif, pemain berusia 22 tahun itu mencatatkan 2,2 tekel per pertandingan dan 2,6 intersep per pertandingan. Sebagai gelandang sentral, Goretzka mampu menjaga penguasaan bola dengan umpannya yang akurat. Sementara itu, sebagai gelandang serang, postur 189 cm membuatnya menjadi momok menakutkan kala bola berada di udara. Dari delapan gol yang ia buat, dua di antaranya lahir dari kepala.