Masih teringatkah Anda dengan pernyataan eks pemain United, Phil Neville, soal performa United? Di mana tepatnya Neville merasa kecewa setelah melihat intensitas pertandingan antara Arsenal vs United beberapa waktu lalu.

Ternyata hal ini juga dirasakan oleh salah satu legenda Arsenal, Martin Keown. Dilansir dari Metro, Keown yang dahulu bermain sebagai bek ini menilai United kehilangan rasa menakutkannya lagi. Dimana tambah Keown, hal itu mulai terasa ketika United di bawah asuhan Jose Mourinho musim ini.

“Ini bukanlah semangat dari tim hebat Manchester United yang pernah saya hadapi dulu. Di mana United yang dulu akan bermain sepenuhnya denganmu. Mereka (United) dengan Gary Neville dan David Beckham ketika sedang menyisir sisi kanan, kamu tahu kamu sedang dalam masalah,”

“Tapi sekarang, United tak bermain se-ofensif itu lagi. Jadi mereka tak menakuti siapapun lagi saat ini.”

“Menurut saya ini bukan masalah kekurangan stok pemain. United punya pemain-pemain yang mampu menakuti lawan, tapi sayang tak digunakan dengan tepat,” terang Keown.

Musim ini, khususnya di penghujung Liga Primer Inggris, United memang bisa dibilang mengalami mimpi buruk. Dimana The Red Devils gagal sekalipun meraih kemenangan di lima laga terakhir mereka. Hingga akhirnya posisi empat harus rela mereka abaikan.

Oleh karena itu, Keown yang punya kenangan sengit dengan United semasa masih aktif, merasa kecewa. Bahkan menurutnya, United sudah kehilangan ambisi untuk sukses di bawah manajer asal Portugal tersebut.

Keown menambahkan faktor kesalahan tersebut ada dalam taktik Mou musim ini. Menurutnya, dengan taktik bertahan yang digunakan Mou, kesuksesan United jadi terhambat.

“Di babak kedua ketika berhadapan dengan Southampton, pada Rabu, mereka hanya menunggu. United hanya mencatatkan satu tendangan saja semalaman itu. Bahkan itupun dari seorang bek tengah, Eric Bailly,” terang Keown.

Sebelumnya di paragraf-paragraf awal, Keown sempat mengatakan United tak boleh beralasan akan stok pemainnya. Lantaran sebenarnya United tak kekurangan pemain-pemain handal, namun hanya tak digunakan dengan tepat.

Keown menyandarkan pernyataan tersebut pada satu momen saat Henrik Mkhitaryan diharuskan bertahan saat lawan Arsenal lalu.

“Itu tidak benar, bahwa Henrikh Mkhitaryan, pemain dengan assist terbanyak di Jerman musim lalu, harus bertahan hingga ke belakang. Saat United kalah melawan Arsenal di Emirates, baru-baru ini.”

“Jika Mkhitaryan bermain di Chelsea, dia akan bermain di posisi Eden Hazard atau Pedro, bukan sebagai bek sayap. Alhasil, United membangun citra sebagai tim yang tak akan menyerang timmu.”

“Coba lihat jumlah pertandingan seri mereka (United). Akhirnya tim-tim lain tak lagi datang ke Old Trafford dengan rasa takut/gentar. Sudah hilang kini aura kebesaran United yang dibangun bertahun-tahun lamanya,” tutup Keown.

United Catat Rekor Kemenangan Paling Sedikit Musim ini

Kritik Keown tampaknya bukan isapan jempol belaka. Karena berdasarkan catatan Mirror, United memang musim ini mencatatkan rekor buruk soal jumlah kemenangan.

Musim perdana Jose Mourinho di Old Trafford memang masih bisa meriah dua trofi bergengsi. Namun untuk urusan Liga Primer, harus diakui musim ini laiknya sedang dilanda bencana.

Dimana berdasarkan catatan Mirror, usai United bermain imbang dengan Southampton Rabu (17/5) malam waktu setempat, United hanya berhasil menang 17 laga dari total 37 laga musim ini. Sebuah statistik terendah yang pernah dialami oleh The Red Devils di Liga Primer Inggris.

Bahkan jika mereka menang dari Crystal Palace pada hari Minggu (21/5) nanti, United masih terendah urusan kemenangan laga dibandingkan musim-musim di Liga Primer Inggris. Dimana United sebenarnya pernah mencatatkan hanya 16 kemenangan pada musim 1990/1991. Namun saat itu belum berganti nama ke Liga Primer.

Lalu dengan statistik 15 kali pertandingan seri, United jua mencatatkan rekor baru. Yaitu terbanyak selama berkompetisi di Liga Primer Inggris.

Kedua rekor “buruk” ini memang tak terlepas dari sejumlah faktor. Salah satunya seperti kita tahu, United memang sudah memfokuskan diri untuk meraih trofi Europa League.

Dimana target ini dijadikan nomor satu dalam skuat United, ketika sadar bahwa meraih posisi empat terlalu sulit. Tekanan mendapatkan satu tempat di Champions League memang menjadi prioritas utama.

Sehingga akhirnya mau tak mau performa United di Liga Primer Inggris menjadi tumbal. Ditambah skuat United yang hampir selalu pincang, dengan banyaknya cedera. United harus mengakui bahwa musim 2016/2017 di Liga Primer Inggris adalah salah satu yang terburuk bagi publik Old Trafford.

Sumber : Metro and Mirror